Advertisement

Kasus DBD di Bantul Bakal Terus Meningkat hingga Awal Tahun Depan, Kenapa?

Ujang Hasanudin
Kamis, 20 Oktober 2022 - 18:17 WIB
Arief Junianto
Kasus DBD di Bantul Bakal Terus Meningkat hingga Awal Tahun Depan, Kenapa? Ilustrasi - Pixabay

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL — Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Bantul terus meningkat. Bahkan hingga awal tahun depan, kasus tersebut diprediksi terus meningkat

Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul mencatat kasus penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes aegypti tersebut sampai pertengahan Oktober ini mencapai 829 kasus dengan tiga orang meninggal dunia.

Advertisement

 “Kasus DBD sampai Oktober ini mencapai 829 kasus, dengan tiga orang kematian,” kata Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit Dinkes Bantul, Sri Wahyu Joko Santoso, di kantornya, Kamis (20/10/2022).

Sri Wahyu menjelaskan kasus DBD tahun ini mengalami kenaikan dua kali lipat jika dibandingkan dengan dua tahun lalu. “Perbandingan harus pada dua tahun lalu karena selama dua tahun terakhir kasus DBD tertutup dengan kasus Covid-19,” ucap dia.

BACA JUGA: ‎Dua Balita di Bantul Meninggal Dunia karena Gagal Ginjal Akut, Dinkes Bentuk Tim Khusus

Jumlah kasus DBD tahun ini, kata dia, tersebar di 17 kapanewon. Dengan begitu bisa dibilang bahwa semua kapanewon di Bumi Projotamansari menjadi wilayah endemi penyakit DBD. Namun, jika diurutkan jumlah terbanyak yakni Kapanewon Kasihan, kemudian disusul Banguntapan, Pleret, Imogiri, dan Kapanewon Sewon.

Pria yang akrab disapa Oki ini mengatakan peningkatan kasus DBD sebenarnya tidak hanya terjadi di Bantul, tetapi hampir di sejumlah daerah di Indonesia. Pasalnya, DBD memang erat kaitannnya dengan musim hujan.

Itulah sebabnya, dia selalu mengingatkan masyarakat untuk menjaga pola hidup bersih dan sehat (PHBS) serta pemberantasan sarang nyamuk (PSN) minimal dengan melakukan pola 3M (menguras, mengubur dan menutup) agar kasus DBD bisa dikendalikan. Selain itu juga dengan menyiapkan obat oles anti nyamuk.

Lebih lanjut, Oki memperkirakan kasus DBD akan kembali lagi meningkat pada periode Desember 2022 hingga Januari 2023 mendatang. Pasalnya, periode tersebut diprediksi merupakan masa puncak musim hujan. “Kemudian Maret-Mei [2023] kembali turun, lalu pada Juli kembali naik lagi,” ucap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Warga Iran Dukung Langkah Pemerintah Menyerang Israel

News
| Sabtu, 20 April 2024, 12:47 WIB

Advertisement

alt

Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Jum'at, 19 April 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement