Benarkah Gagal Ginjal Akut karena E.coli? Ini Penjelasannya...
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Penyebab gagal ginjal akut atau acute kidney injury (AKI) sampai saat ini belum disimpulkan. Terakhir ada dugaan gagal ginjal dipicu oleh bakteri escherichia coli (E.coli). Benarkah demikian?
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Sardjito belum mau memberikan banyak keterangan terkait dugaan ini. Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito Banu Hermawan mengatakan penyebab gagal ginjal akut belum spesifik karena E.coli.
Advertisement
"Sesuai konfirmasi dari tim klinis kami, penyebab gagal ginjal akut belum spesifik E.coli," ucapnya singkat kepada Harianjogja.com, Kamis (27/10/2022).
Dokter spesialis anak RSUD Sleman R. Yuli Kristyanto mengatakan salah satu penyebab gangguan ginjal pada anak adalah infeksi bakteri E.coli yang memproduksi toksin Shiga. Ini menimbulkan hemolytic uremic syndrome yang ditandai dengan anemia hemolitik, trombositopenia, dan gangguan fungsi ginjal pada anak.
"Namun demikian, gagal ginjal akut pada anak yang belum diketahui penyebabnya saat ini, penyebab pastinya belum diketahui, masih dilakukan penyelidikan lebih lanjut," ucapnya.
Sementara itu, dosen Fakultas Kedokteran sekaligus Ketua Program Studi Profesi Dokter FK Universitas Islam Indonesia (UII) Ana Fauziyati menjelaskan ada beberapa penyebab gagal ginjal akut yakni prerenal, renal, dan postrenal.
Prerenal misalnya terjadi kondisi dehidrasi dan syok karena beberapa sebab. Misalnya dehidrasi karena diare yang disebabkan infeksi virus dan bakteri. "Banyak kuman yang bisa menyebabkan diare pada anak paling banyak adalah rotavirus, E.coli sub spesies tertentu juga bisa menyebabkan diare."
Kemudian syok, bisa disebabkan karena infeksi berat, baik oleh virus dan bakteri. Misalnya virus dengue atau infeksi lain seperti leptospirosis, di mana leptospirosis juga bisa menyebabkan gagal ginjal akut.
Sebab gagal ginjal kedua adalah renal, salah satu penyebabnya karena konsumsi obat-obatan tertentu. Penyebab postrenal, biasanya karena infeksi saluran kencing. Banyak sebabnya, salah satunya E.coli, bakteri yang umum ditemukan dalam tinja.
"Infeksi saluran kencing yang berat dan berulang bisa mempengaruhi fungsi ginjal," kata Ana.
Sementara, gagal ginjal akut dibedakan dalam tiga tahap. Derajat satu, salah satu tandanya tidak produksi urine sampai enam jam. Derajat dua tidak produksi urine sampai 12 jam, dan terakhir gagal ginjal akut derajat tiga tidak ada urine dalam 24 jam.
BACA JUGA: DIY Lakukan Surveilans Epidemiologi Terkait Kasus Ginjal Akut
Orang tua harus cermat dan berhati-hati dalam memantau dan merawat anak yang sakit. Jangan sampai terlambat dalam memberikan pertolongan awal, serta memeriksakan anak ke fasilitas kesehatan (faskes) terdekat.
"Orang tua juga perlu berhati-hati dalam memberikan obat kepada anak dan sebaiknya memberikan obat dari tenaga kesehatan sekaligus memantau dan mengamati kondisi anak," paparnya.
Dia menyarankan dalam kondisi bahaya, misalnya anak tampak lesu, tidak mau makan dan minum, serta tidak ada produksi urine dalam waktu enam jam harus segera dibawa ke faskes. "Kami perlu mengenal berbagai penyebab gagal ginjal akut."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal SIM Keliling Ditlantas Polda DIY Hari Jumat 22 November 2024: Di Kantor Kelurahan Godean
- Jadwal Terbaru Kereta Bandara YIA dari Stasiun Tugu Jumat 22 November 2024, Harga Tiket Rp20 Ribu
- Jadwal dan Tarif Tiket Bus Damri Titik Nol Malioboro Jogja ke Pantai Baron Gunungkidul Jumat 22 November 2024
- Jadwal dan Lokasi Bus SIM Keliling Kota Jogja Jumat 22 November 2024
- Prakiraan Cuaca BMKG Jumat 22 November 2024: DIY Hujan Ringan Siang hingga Malam
Advertisement
Advertisement