Advertisement

Promo November

Gagal Ginjal Kronis pada Anak Terjadi di Gunungkidul

Triyo Handoko
Senin, 19 Agustus 2024 - 17:47 WIB
Maya Herawati
Gagal Ginjal Kronis pada Anak Terjadi di Gunungkidul Ilustrasi skrining penyakit ginjal. / Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Seorang anak di Bumi Handayani mengidap gagal ginjal kronis tengah dirawat di RSUD Wonosari. Kasus gagal ginjal pada anak ini masih didalami Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul.

Kepala Dinkes Gunungkidul Ismono menjelaskan pada Senin (19/8/2024) bahwa gagal ginjal di wilayahnya berlangsung secara fluktuatif.

Advertisement

Ia menyebut pada 2022 silam terdapat dua kasus, sedangkan pada 2023 nihil kasus, lalu pada 2024 ini ada satu kasus yang diidap seorang anak.

Ismono menerangkan gagal ginjal pada anak secara umum disebabkan oleh beberapa faktor. Antara lain bawaan atau turunan dari orang tua, kekurangan cairan tubuh selama jangka panjang, hingga mengidap gangguan ginjal lainnya seperti radang ginjal sehingga memicu gagal ginjal.

Sementara kasus gagal ginjal pada anak yang tengah dirawat di RSUD Wonosari ini, jelas Ismono, sudah menjalani Hemodialisa atau cuci darah.

Ia menyebut usia anak yang mengalami gagal ginjal kronis itu sekitar 0-17 tahun tanpa merinci detailnya.

BACA JUGA: Pilkada Kulonprogo, Ini Tugas Khusus Bhabinkamtibmas

Penyebab gagal ginjal pada anak, lanjut Ismono, juga dapat disebabkan karena keracunan hingga efek samping obat yang dikonsumsi.

"Akibat dari gagal ginjal tersebut dapat menyebabkan aliran darah pada tubuh anak terganggu, sehingga bisa mengalami serangan jantung, pendarahan, dan lainnya," katanya.

Ismono meminta para orang tua di Gunungkidul agar lebih berhati-hati terhadap fenomena gagal ginjal pada anak ini. "Imbauan kami agar menjaga pola hidup sehat, langkah pencegahan perlu ditingkatkan lagi," terangnya.

Selain itu para orang tua di Bumi Handayani juga diminta memeriksakan kesehatan anaknya secara rutin, khususnya jika mengalami gejala-gejala gagal ginjal.

"Gejalanya seperti menunjukan perubahan tekanan darah yang tinggi, air kencing makin sedikit, hingga kaki mengalami pembengkakan," katanya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pemerintah Segera Menyusun Data Tunggal Kemiskinan

News
| Jum'at, 22 November 2024, 23:07 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement