BPS Kini Deteksi Jumlah Kunjungan Wisatawan lewat Ponsel Warga
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Perkembangan teknologi memudahkan pengumpulan data lewat big data sains, salah satunya mendeteksi jumlah kunjungan wisatawan melalui ponsel. Kecepatan pengumpulan data ini diharapkan dimanfaatkan oleh pemerintah daerah untuk dijadikan sebagai dasar dalam menentukan kebijakan.
Isu tentang pengumpulan data ini dibahas melalui 7th International Conference on Big Data Science for Official Statistic di Jogja pada Senin (7/11/2022) hingga Jumat (11/11/2022). Konferensi itu diikuti perwakilan dari lebih 30 negara di dunia.
Advertisement
Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik BPS Imam Machdi menjelaskan pengumpulan data sebelumnya dilakukan ke lapangan dari satu rumah ke rumah lain secara konvensional, akan tetapi saat ini mulai bergeser dengan teknologi big data. Sehingga hasilnya lebih cepat dapat mengetahui kondisi sosial ekonomi suatu daerah. Akan tetapi tantangannya adalah validitas data karena di era saat ini banyak beredar informasi data hoaks di dunia maya. Oleh karena itu diperlukan upaya memfilter dengan cermat agar menghasilkan data statistik yang akurat.
“Untuk menghasilkan kecepatan bisa kita memanfaatkan big data sebagai sumber data untuk menghasilkan statistik,” katanya kepada wartawan di sela-sela pembukaan konferensi di Jogja, Senin (7/11/2022).
Ia mengatakan untuk bisa mengolah big data diperlukan ilmu khusus yaitu sains data yang sudah banyak diperkenalkan di perguruan tinggi. Cara ini ke depan akan menjadi tren, dengan memanfaatkan data yang ada di sekitar masyarakat. Di mana sumbernya tidak hanya data yang dimiliki oleh pemerintah tetapi juga pihak swasta termasuk dari komunitas. Imam mencontohkan BPS telah berhasil menggunakan big data untuk menghasilkan statistik pariwisata sehingga lebih cepat mengetahui jumlah wisatawan baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
“Sebelumnya kami mengumpulkan data itu dari rumah ke rumah menanyakan apakah melakukan perjalanan wisata atau kita mengumpulkan informasi di tempat wisata, tetapi sekarang bisa dengan ponsel,” katanya.
BACA JUGA: Varian Covid-19 XBB Sudah Masuk DIY? Ini Kata Satgas UGM..
Saat ini pengumpulan data dilakukan mobile positioning data yaitu data yang diperoleh dari provider telepon seluler dengan melihat pergerakan dari ponsel yang dimiliki masyarakat. Lewat pergerakan itulah dapat diketahui seseorang melakukan perjalanan ke destinasi wisata hingga lama kunjungan. Jika dahulu pengumpulan data kunjungan wisata ini bisa berlangsung sekita enam bulan, saat ini dapat diselesaikan dalam waktu dua bulan.
“Kami berharap dengan data yang disuguhkan ini bisa bermanfaat bagi pemerintah daerah sebagai dasar dalam menentukan kebijakan,” katanya.
Deputy Stastistician General, South Africa and Acting Chair of UNCEBD Ashwell Jenneker menambahkan di negaranya sudah banyak menggunkaan big data untuk sejumlah keperluan seperti memantau sebaran Covid-19 di berbagai kota. Selain itu digunakan juga untuk memantau kejernihan air sungai menggunakan sensor yang secara otomatis dapat mengirimkan data. Selain itu pergerakan kapal menggunakan satleit yang dapat memantau aktivitas ekonomi dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain.
“Kemudian untuk menghitung klasifikasi lahan tutupan serta memantau zona merah Covid-19,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Presiden Prabowo dan PM Inggris Sepakat Dukung Gencatan Senjata di Gaza
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Top Ten News Harianjogja.com, Kamis 21 November 2024, Mary Jane hingga Jogja Planning Gallery
- Tabrakan dengan Truk Boks di Jalan Tempel-Turi, Pengendara Motor Meninggal di Lokasi Kejadian
- KAI Amankan 7.200 Barang Milik Penumpang, Total Senilai Rp11,4 Miliar
- Pekerja Kreatif Bertemu Calon Walikota Jogja Hasto Wardoyo, Bahas Apa?
- Hasil Pemetaan dan Rekomendasi dari Bawaslu Bantul Terkait Potensi TPS Rawan di Pilkada Bantul 2024
Advertisement
Advertisement