Advertisement

BPS Kini Deteksi Jumlah Kunjungan Wisatawan lewat Ponsel Warga

Sunartono
Senin, 07 November 2022 - 16:57 WIB
Bhekti Suryani
BPS Kini Deteksi Jumlah Kunjungan Wisatawan lewat Ponsel Warga Pembukaan 7th International Conference on Big Data Science for Official Statistic yang diikuti lebih dari 30 negara, pada salah satu hotel di Jogja pada Senin (7/11/2022). - Harian Jogja/Sunartono.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA--Perkembangan teknologi memudahkan pengumpulan data lewat big data sains, salah satunya mendeteksi jumlah kunjungan wisatawan melalui ponsel. Kecepatan pengumpulan data ini diharapkan dimanfaatkan oleh pemerintah daerah untuk dijadikan sebagai dasar dalam menentukan kebijakan.

Isu tentang pengumpulan data ini dibahas melalui 7th International Conference on Big Data Science for Official Statistic di Jogja pada Senin (7/11/2022) hingga Jumat (11/11/2022). Konferensi itu diikuti perwakilan dari lebih 30 negara di dunia.  

Advertisement

Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik BPS Imam Machdi menjelaskan pengumpulan data sebelumnya dilakukan ke lapangan dari satu rumah ke rumah lain secara konvensional, akan tetapi saat ini mulai bergeser dengan teknologi big data. Sehingga hasilnya lebih cepat dapat mengetahui kondisi sosial ekonomi suatu daerah. Akan tetapi tantangannya adalah validitas data karena di era saat ini banyak beredar informasi data hoaks di dunia maya. Oleh karena itu diperlukan upaya memfilter dengan cermat agar menghasilkan data statistik yang akurat.

“Untuk menghasilkan kecepatan bisa kita memanfaatkan big data sebagai sumber data untuk menghasilkan statistik,” katanya kepada wartawan di sela-sela pembukaan konferensi di Jogja, Senin (7/11/2022).

Ia mengatakan untuk bisa mengolah big data diperlukan ilmu khusus yaitu sains data yang sudah banyak diperkenalkan di perguruan tinggi. Cara ini ke depan akan menjadi tren, dengan memanfaatkan data yang ada di sekitar masyarakat. Di mana sumbernya tidak hanya data yang dimiliki oleh pemerintah tetapi juga pihak swasta termasuk dari komunitas. Imam mencontohkan BPS telah berhasil menggunakan big data untuk menghasilkan statistik pariwisata sehingga lebih cepat mengetahui jumlah wisatawan baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri.

“Sebelumnya kami mengumpulkan data itu dari rumah ke rumah menanyakan apakah melakukan perjalanan wisata atau kita mengumpulkan informasi di tempat wisata, tetapi sekarang bisa dengan ponsel,” katanya.

BACA JUGA: Varian Covid-19 XBB Sudah Masuk DIY? Ini Kata Satgas UGM..

Saat ini pengumpulan data dilakukan mobile positioning data yaitu data yang diperoleh dari provider telepon seluler dengan melihat pergerakan dari ponsel yang dimiliki masyarakat. Lewat pergerakan itulah dapat diketahui seseorang melakukan perjalanan ke destinasi wisata hingga lama kunjungan. Jika dahulu pengumpulan data kunjungan wisata ini bisa berlangsung sekita enam bulan, saat ini dapat diselesaikan dalam waktu dua bulan.

“Kami berharap dengan data yang disuguhkan ini bisa bermanfaat bagi pemerintah daerah sebagai dasar dalam menentukan kebijakan,” katanya.

Deputy Stastistician General, South Africa and Acting Chair of UNCEBD Ashwell Jenneker menambahkan di negaranya sudah banyak menggunkaan big data untuk sejumlah keperluan seperti memantau sebaran Covid-19 di berbagai kota. Selain itu digunakan juga untuk memantau kejernihan air sungai menggunakan sensor yang secara otomatis dapat mengirimkan data. Selain itu pergerakan kapal menggunakan satleit yang dapat memantau aktivitas ekonomi dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain.

“Kemudian untuk menghitung klasifikasi lahan tutupan serta memantau zona merah Covid-19,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pembangunan Rusun ASN di IKN Capai 40 Persen

News
| Sabtu, 27 April 2024, 05:37 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement