Advertisement

Sempat Henti Napas, Begini Kondisi Siswa SD Korban Atap Sekolah Ambruk di Gunungkidul

David Kurniawan
Selasa, 08 November 2022 - 19:37 WIB
Bhekti Suryani
Sempat Henti Napas, Begini Kondisi Siswa SD Korban Atap Sekolah Ambruk di Gunungkidul Bupati Gunungkidul Sunaryanta (pakaian training) saat melihat atap di SD Muhammadiyah Bogor, Playen yang ambruk pada Senin (8/11/2022). - Harian Jogja - David Kurniawan

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL–Robohnya atap SD Muhammadiyah Bogor, Playen, Gunungkidul menyebabkan belasan anak luka-luka. Satu orang anak sempat kritis dan mengalami henti napas. 

Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) RSUD Wonosari, Sumartana saat dikonfirmasi membenarkan ada dua siswa korban reruntuhan atap di SD Muhammadiyah Bogor, Playen yang dirawat. Namun demikian, ia memastikan satu siswa telah dibawa pulang. “Untuk yang satu masih menjalani perawatan secara intensif,” katanya.

Advertisement

BACA JUGA: Canggih! Lampu APILL di Jogja Akan Otomatis Hijau saat 2 Kendaraan Ini Lewat

Menurut dia, satu siswa ini mengalami luka yang serius. Bahkan, sempat henti napas, tapi setelah mendapatkan perawatan bisa kembali bernapas.

“Siswa yang kritis ini laki-laki dengan luka di kepala bagian belakang. Tim dokter masih berupaya memberikan pertolongan kepada korban agar segera pulih,” katanya. 

Kepala SD Muhammadiyah Bogor, Playen Endah Haryani memastikan 11 anak yang sempat menjadi korban robohnya atap sekolah telah kembali ke rumah masing-masing. Ia tidak menampik para siswa ini sempat menjalani perawatan di rumah sakit.

“Tapi kondisinya sekarang sudah baik. Tinggal satu anak yang dirawat di RSUD Wonosari. Mohon doanya semoga anak kami segera sembuh sehingga kembali mengikuti pelajaran di sekolah,” katanya saat ditemui di RSUD Wonosari, Selasa (8/11/2022) sore.

Dia menjelaskan, kejadian ambruknya atap sekolah terjadi sekitar pukul 07.30 WIB. Namun saat itu di ruangan terdapat 20 anak yang belajar hafalan Al-qur'an. “Jadi bukan kegiatan belajar mengajar biasa, karena memang untuk berlatih Al-qur'an,” katanya.

Menurut Endah sudah ada kesepakatan bersama untuk menghentikan kegiatan belajar mengajar sementara waktu. Kebijakan ini diambil untuk memulihkan kembali kondisi psikis anak-anak.

“Biar psikologi anak-anak pulih terlebih dahulu,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Alasan Kepolisian Hentikan Penyidikan Kasus Aiman Witjaksono

News
| Jum'at, 29 Maret 2024, 15:57 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement