Ada 3 Anak Kena Polio di Aceh, Dinkes Bantul Segera Kumpulkan Puskesmas
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL — Menindaklanjuti kasus tiga anak terjangkit virus polio di Kabupaten Pidie, Aceh, Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul akan segera memanggil otoritas seluruh puskesmas.
Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Agus Tri Widiyantara, mengatakan pertemuan yang akan dilakukan pada minggu ini tersebut juga menanggapi surat edaran Kementerian Kesehatan tertanggal 21 November 2022 tentang Kewaspadaan Dini terhadap Polio.
Advertisement
“Kami akan mengundang puskesmas-puskesmas di Bantul, kaitannya dengan surveilans untuk kasus polio. Walaupun hingga saat ini kami tidak menemukan kasus tersebut di Kabupaten Bantul. Jadi kami mengumpulkan petugas-petugas surveilans puskesmas untuk menindaklanjuti edaran tersebut,” kata Agus ditemui di Hotel Ros In, Selasa (29/11/2022).
Selain mengundang puskesmas, kata Agus, pihaknya juga menyampaikan terkait dengan kewaspadaan polio di sumah sakit di Bantul agar apabila ditemukan kasus, hal tersebut dapat segera ditangani.
BACA JUGA: Pacuan Kuda Piala Raja di Bantul Dongkrak Wisatawan
Penanganan polio tersebut dapat dilakukan melalui imunisasi. Jelas Agus, persentase imunisasi polio di Kabupaten Bantul, hingga Oktober 2022, mencapai 70%. Imunisasi tersebut tidak dapat mencapai 100% karena masih ada orang tua yang tidak mau mengimunisasi anaknya.
“Untuk orang tua yang menolak imunisasi itu masih ada di Kabupaten Bantul. Di beberapa tempat masih ada yang menolak program itu, hanya saja tidak banyak,” katanya.
Katanya, salah satu hal yang sulit untuk mengedukasi para orang tua agar mau mengimunisasi anaknya berkaitan dengan keyakinan. Kendati masih ada orang tua yang menolak program imunisasi, petugas surveilans tetap melakukan pemantauan terhadap kemungkinan anak tersebut terjangkit virus polio.
Agus mengimbau kepada para orang tua agar anak mereka mendapat imunisasi karena selain untuk diri si anak, imunisasi juga melindungi orang lain.
“Karena dengan melakukan imunisasi terhadap anak, imunitas terhadap populasi sekitar bisa tercipta. Seperti capaian herd immunity ketika Covid-19,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Surveilans, Imunisasi, dan Penyehatan Lingkungan Dinkes Bantul, Elina Chrisniati, mengatakan pihaknya sedang mengirim surat ke layanan puskesmas dan rumah sakit untuk memperkuat surveilans Acute Flaccid Paralysis (AFP) dan meningkatkan penemuan kasus lumpuh layuh.
Selain itu, pihaknya mendorong agar RS dan puskesmas meningkatkan cakupan imunisasi Inactivated Polio Vaccine (IPV) serta melaksanakan imunisasi kejar bagi anak usia 12 hingga 59 bulan yang belum lengkap imunisasinya. Kata Elina, di Kabupaten Bantul, pihaknya menemukan kasus lumpuh layuh.
“Kami [kemarin] mencari penyebab benarkah [kasus lumpuh layuh itu] akibat polio atau bukan. Kalau dari sampel yang kami kirim itu bukan akibat polio,” kata Elina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Bawaslu Bakal Terapkan Teknologi Pengawasan Pemungutan Suara di Pilkada 2024
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Resmi Diluncurkan, 2 Bus Listrik Baru Trans Jogja Bertahan hingga 300 Km Sekali Isi Daya
- Kemiskinan Sleman Turun Tipis, BPS Sebut Daya Beli dan Inflasi Jadi Biang
- Relawan Posko Rakyat 45 Kerahkan Dukungan ke Pasangan Afnan-Singgih
- Hiswana Migas DIY Dorong Pemilik 4 SPBU yang Ditutup agar Lakukan KSO untuk Kelancaran Distribusi BBM
- Difabel Merdeka Dukung Hasto-Wawan di Pilkada Kota Yogyakarta
Advertisement
Advertisement