Advertisement

KNKT Resmi Ungkap Hasil Investigasi Penyebab Kecelakaan di Bukit Bego Bantul

Newswire
Rabu, 30 November 2022 - 17:37 WIB
Budi Cahyana
KNKT Resmi Ungkap Hasil Investigasi Penyebab Kecelakaan di Bukit Bego Bantul Kecelakaan bus di Bukit Bego, Jalan Imogiri Mangunan, Bantul, Minggu (6/2/2022). - Harian Jogja/Ujang Hasanudin

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyampaikan hasil investigasi terhadap kecelakaan bus pariwisata di Bukit Bego, Bantul, pada 6 Februari 2022. Kecelakaan itu karena kegagalan sistem pengereman.

“Jadi faktor penyebab kecelakaan ini adalah pada saat menghadapi jalan sub-standar, pengemudi menggunakan gigi tinggi sehingga melakukan pengereman panjang berkali-kali dan berdampak pada penurunan angin sistem rem secara cepat,” kata Plt Kepala Sub Komite Investigasi Kecelakaan LLAJ KNKT Wildan dalam media rilis secara daring di Jakarta, Rabu (30/22/2022).

Advertisement

Wildan menjelaskan pengemudi bus menggunakan gigi tinggi di jalan menurun yang relatif cukup curam sehingga memberikan daya dorong yang sangat besar pada kendaraan tersebut.

Adapun penggunaan gigi tinggi memaksa pengemudi melakukan pengereman berulang ulang sehingga bus mengalami tekor angin. Kondisi tersebut membuat tenaga pneumatic yang dihasilkan sistem rem tidak mampu memberikan daya dorong kampas menekan tromol.

Ia mengatakan jejak pengereman yang terputus putus dan semakin tipis pada jarak 200 meter di lokasi kejadian menunjukkan penurunan tenaga pneumatic tersebut.

BACA JUGA: Ini Kata-Kata Terakhir Sopir Bus Wisata Sebelum Kecelakaan Maut di Bukit Bego Bantul

Selain itu, pengemudi mencoba untuk menurunkan ke gigi rendah pada saat kendaraan melaju dengan cukup kencang yang mengakibatkan kegagalan pada sistem transmisi.

“Pengemudi bus dan truk, jangan sekali-sekali menurunkan gigi di jalan menurun. Ketika putaran roda sangat tinggi, kemudian anda menurunkan gigi maka proporsi putaran mesin dan roda tidak seimbang sehingga akhirnya masuk ke gigi netral,” ujarnya.

Wildan menyebut hasil dan data investigasi yang diperoleh KNKT mengungkapkan bahwa kasus kecelakaan yang disebabkan oleh rem blong rata-rata diakibatkan oleh kecepatan yang sangat tinggi.

Para pengemudi biasanya mencoba menurunkan gigi sebagai upaya untuk melakukan engine brake, padahal pada kecepatan tinggi sistem transmisi justru akan berpindah pada gigi netral.

BACA JUGA: Buntut Kecelakaan Bukit Bego Bantul, Tanjakan Ekstrem di Gunungkidul Tak Boleh Dilewati Bus Wisata

Ia juga menegaskan, tidak ada satu pun teknologi otomotif yang mengizinkan pengemudi memindahkan gigi lebih rendah di jalan menurun karena mesin akan hancur.

"Saat akan menurunkan gigi pasti menginjak kopling sehingga daya dorongnya menjadi maksimal. Sistem transmisi pasti akan menolak, kalaupun masuk pasti giginya rompal," katanya.

Bus pariwisata menabrak tebing di Bukit Bego, Imogiri, Bantul, pada Minggu (6/2/2022) mengakibatkan 14 orang meninggal dunia, 4 orang luka berat dan 29 orang luka ringan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kabar Susunan Kabinet Prabowo, Gerindra: Belum Ada yang Resmi

News
| Minggu, 28 April 2024, 21:37 WIB

Advertisement

alt

Komitmen Bersama Menjaga dan Merawat Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Kamis, 25 April 2024, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement