Advertisement

Limbah Tahu Dibuang ke Sungai, Begini Reaksi Warga Gedongkiwo

Triyo Handoko
Senin, 19 Desember 2022 - 16:47 WIB
Arief Junianto
Limbah Tahu Dibuang ke Sungai, Begini Reaksi Warga Gedongkiwo Ilustrasi fasilitas IPAL. - Harian Jogja

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA — Warga Kelurahan Gedongkiwo, Kemantren Mantrijeron meminta adanya pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) khusus industri tahu di daerahnya. Pasalnya selama ini para pelaku industri tahu membuang limbahnya ke sungai sehingga mengganggu warga lain dan mencemari lingkungan.

Total ada 10 produsen tahu di Gedongkiwo yang semuanya berada di Kampung Dukuh. Semuanya membuang limbah industrinya ke Kali Winongo, limbah yang dibuang belum memenuhi standar limbah yang dibolehkan dibuang ke sungai.

Advertisement

Lurah Gedongkiwo, Supriyono menyebut solusi masalah tersebut dengan membangun IPAL khusus. “Karena semuanya warga kami, baik yang memproduksi dan yang terganggu maka kami memprioritaskan untuk membangun IPAL khusus,” katanya, Senin (19/12/2022).

Pembangunan IPAL tersebut, jelas Supriyono, tidak memungkinakan dengan anggaran kelurahan. “Kami sudah sampaikan aspirasi warga untuk membangun IPAL ini ke Dinas Pekerjaan Umum [DPUPKP Jogja], selanjutnya masih menunggu,” ucap dia.

BACA JUGA: Duh...DIY Kekurangan 12.000 Lampu Jalan

Pembangunan IPAL tersebut, lanjut Supriyono, amatlah penting untuk menanggulangi potensi negatif dari pembuangan limbah tahu ke Kali Winongo.

“Sudah lama seperti itu, kalau diteruskan bisa bahaya. Melalui IPAL kami harap limbah tahu yang dibuang dapat diproses dulu supaya memenuhi standar limbah yang tidak mencemari lingkungan,” ujarnya.

Kepala UPT PAL Jogja Nugroho Indratmoko menjelaskan belum bisa memastikan realisasi pembangunan IPAL di Gedongkiwo tersebut. “Perlu dicek dulu laporannya, mungkin masih di Dinas Pekerjaan Umum dan masih dikaji di sana,” katanya, Senin siang.

Nugroho menyebut pihaknya selalu responsif menangani keluhan IPAL. “Perawatan rutin kami lakukan juga, kebanyakan tahun ini kami menangani keluhan IPAL yang sudah penuh kapasitasnya,” ujarnya.

Perilaku masyarakat untuk menjaga IPAL, jelas Nugroho, ditemukan masih banyak yang abai dan cenderung membuatnya jadi mudah rusak. “Masih banyak yang membuang sampah yang tidak semestinya di saluran IPAL, kalau begitu kan jadi mudah rusak,” kata dia.

Edukasi perawatan IPAL, lanjut Nugroho, rutin dilakukannya agar masyarakat punya kesadaran untuk turut menjaga IPAL. “IPAL itu kan kepentingan bersama jadi harus dijaga bersama juga, kami pastikan layanan kami selalu responsif kalau ada keluhan tapi masyarakat juga harus menjaganya juga tidak malah merusaknya,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pemerintah Pastikan Tidak Impor Bawang Merah Meski Harga Naik

News
| Kamis, 25 April 2024, 13:57 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement