Advertisement

Cukai Tembakau Naik Mulai 2023, Taru Martani DIY Optimistis Penjualan Makin Moncer

Yosef Leon
Selasa, 20 Desember 2022 - 10:27 WIB
Bhekti Suryani
Cukai Tembakau Naik Mulai 2023, Taru Martani DIY Optimistis Penjualan Makin Moncer Dirut Taru Martani Nur Akhmad Affandi - Harian Jogja/Holy Kartika N.S.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—  Perusahaan Daerah Taru Martani meyakini kenaikan tarif cukai tembakau yang rencananya diberlakukan pada tahun depan akan menuai untung bagi pabrik tembakau pelat merah milik Pemda DIY itu. Kenaikan cukai tembakau dengan rata-rata 10 persen untuk golongan sigaret kretek mesin (SKM), sigaret putih mesin (SPM) dan sigaret kretek pangan (SKP) disinyalir membuat konsumen dari segmen tersebut beralih ke produk cerutu yang jadi fokus perusahaan itu sejak 1918. 

Direktur Utama Taru Martani Nur Achmad Affandi menjelaskan, kenaikan tarif cukai tembakau yang ditetapkan pemerintah pusat diklaimnya tidak terlalu berdampak signifikan lantaran produksi yang dijalankan perusahaan itu berbeda. Taru Martani dikenal sebagai produsen tembakau cerutu yang segmen pasarnya berbasis ekspor. Dengan adanya kenaikan tarif cukai tembakau, hal itu malah jadi peluang untuk memperluas segmen pasar di dalam negeri. 

Advertisement

"Tembakau semacam cerutu sepertinya tidak terdampak ya, karena kebetulan pasar kami ekspor dan untuk keperluan ekspor itu tidak ada cukai jadi secara bisnis kenaikan cukai malah peluang bagi industri kami," katanya, Selasa (20/12/2022). 

Dia mengklaim dengan memperhatikan kondisi penjualan dan pertumbuhan segmen pasar baru dalam beberapa tahun terakhir, kenaikan cukai tembakau yang sudah kesekian kalinya ini justru berdampak moncer pada Taru Martani. Pertumbuhan penjualan produk yang menyasar segmen lokal atau dalam negeri menunjukkan kondisi yang cukup bagus lantaran konsumen beralih ke produk cerutu kecil.

BACA JUGA: Puluhan Rumah di Sedayu Bantul Terdampak Tol Jogja YIA

"Ini kan sudah yang beberapa kali ya kenaikan cukai tembakau, kami justru mendapat berkah. Karena rata-rata penikmat rokok yang cukainya naik itu beralih ke cerutu, kebetulan kita ada produk yang kecil ya untuk pasar lokal," ungkapnya. 

Di sisi lain kapasitas dan jumlah produksi per tahun di perusahaan itu juga meningkat sejak empat tahun terakhir. Sekarang Taru Martani mampu menghasilkan produk tembakau sebanyak 260 ton tembakau kering per tahunnya dibandingkan empat tahun lalu yang hanya menghasilkan sebanyak 54 ton per tahun. "Jadi naiknya sekarang ini bisa 342 persen dari empat tahun lalu," jelasnya. 

Rata-rata produk tembakau cerutu tersebut dijual ke sejumlah negara meliputi Jerman, Swiss, Belanda, Amerika dan beberapa negara lain di Asia Timur. Sebagian lagi ada yang menyasar konsumen lokal dengan kelas cerutu yang berbeda. "Untuk yang pasar ekspor kita memang main di cerutu premium, sekarang kita sudah ada 21 produk dengan berbagai macam varian," kata dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Program Desa Bersih Narkoba Bisa Menggunakan Dana Desa

News
| Selasa, 23 April 2024, 17:57 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement