Advertisement
Keluhan 75 Pedagang Kios Parkir ABA, dari Sepi Omzet hingga Sesak Napas akibat Asap Bus
Suasana sepi kios oleh-oleh parkir ABA karena tertutup bus sehingga banyak pedagang memutuskan tak berjualan, Kamis (5/1/2022). - Harian Jogja/Triyo Handoko
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA — Sejak tata letak parkir Abu Bakar Ali (ABA) diubah setahun yang lalu, sebanyak 75 pedagang kios oleh-oleh di sana mengeluh sepi pembeli. Pasalnya, tata letak baru parkir ABA tersebut menyebabkan kios oleh-oleh terhalang bus yang parkir di depannya.
Turunnya omzet pedagang oleh-oleh tersebut diklaim bahkan mencapai 90% dari sebelum adanya perubahan tata letak. Tak hanya omzet yang turun, kondisi lingkungan di 75 kios tersebut juga dipenuhi asap knalpot bus yang parkir. Akibatnya, para pedagang mengeluhkan sering sesak napas hingga mata perih karena asap knalpot tersebut masuk ke kiosnya.
Advertisement
Usaha untuk menyelesaikan masalah tersebut sudah diupayakan para pemilik kios oleh-oleh. Namun, pengelola parkir enggan mengubah lagi tata letaknya.
“Sudah kami usahakan untuk cari solusi tapi dari pengelola parkir tidak mau mengubah lagi letak parkirnya,” kata salah satu pemilik kios oleh-oleh di parkiran ABA yang tak bersedia disebutkan namanya, Kamis (5/1/2023).
BACA JUGA: Tukang Parkir Abu Bakar Ali Minta Pindah ke Lokasi Strategis
Si pemilik kios itu menjelaskan usahanya sudah berdiri di parkiran ABA sejak 2015. “Baru kali ini sejak setahun lalu benar-benar sepi, libur tahun baru kemarin juga tidak laku sama sekali. Hanya minuman saja yang laku, omzetnya sekarang hanya di bawah Rp100.000,” kata dia.
Sebelum perubahan tata letak parkiran, di masa liburan kiosnya rata-rata beromzet Rp 1 juta. “Ini saja saya jagakan ke orang lain, karena itu asapnya knalpot bus yang parkir mengganggu kesehatan. Saya beraninya kalau pas Sabtu-Minggu pagi saja yang belum banyak busnya, kalau sudah malam udah penuh bus enggak dapat apa-apa cuma sesak sama mata merah pedih aja,” ujarnya.
Sebelum perubahan tata letak parkiran, kiosnya dan 75 pedagang lain tidak tertutup bus. “Karena kalau dulu itu kan bus parkir dari barat ke timur, jadi masih bisa dilihat orang dan kalau wisatawan turun dari bus ke Malioboro bisa liat mampir ke kios. Sekarang tidak, arahnya dari barat ke timur, jadi wisatawan langsung ke Malioboro dan kios kami tertutup bus,” terangnya.
Padahal setiap bulan, dia mengaku harus membayar sewa kios sebesar Rp175.000. “Ini sekarang yang ada rugi terus tiap hari, bakpia yang kami stok juga kebanyakan dibuang karena sudah kedaluwarsa tidak laku-laku,” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Pengangguran di Jateng: Brebes Tertinggi, Wonogiri Terendah
Advertisement
Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
Advertisement
Berita Populer
- Longsor Ancam Jalan Baru Clongop Gunungkidul Saat Hujan Deras
- Ricuh di Jembatan Kleringan Jogja, Polisi Tangkap 5 Remaja
- Pasar Sentul Jogja Sepi, Pedagang Sulit Bayar Retribusi
- Warga Bantaran Sungai Jogja Dilibatkan BPBD dalam Simulasi EWS Banjir
- Polisi Turun Tangan Selidiki Kecelakaan Kereta Api di Prambanan Sleman
Advertisement
Advertisement



