Advertisement

Promo November

Protes! Dua Tahun Nasib Ganti Rugi Tol Tak Jelas, Warga Nglarang Pasang Spanduk

Lugas Subarkah
Minggu, 08 Januari 2023 - 17:27 WIB
Arief Junianto
Protes! Dua Tahun Nasib Ganti Rugi Tol Tak Jelas, Warga Nglarang Pasang Spanduk Pemasangan spanduk oleh warga Nglarang, Jumat (6/1/2023). - Harian Jogja/Gigih M. Hanafi

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN — Warga Padukuhan Nglarang, Kalurahan Tlogoadi, Kapanewon Mlati yang terdampak Tol Jogja Solo mulai resah karena hingga saat ini belum ada kejelasan nominal dan pembayaran uang ganti rugi (UGR). Selain kejelasan, warga juga meminta nilai UGR sesuai dengan yang dibutuhkan untuk mencari lahan pengganti.

Ketua RT 04, Nglarang, Suhindarto, menjelaskan keresahan tersebut disebabkan warga sudah lebih dari dua tahun menunggu kejelasan pembayaran UGR. Dengan belum jelasnya besaran dan pembayaran UGR, warga kesulitan mencari rumah atau lahan pengganti.

Advertisement

“Banyak warga yang sudah menjanjikan DP [uang muka] rumah, tanah, di daerah lain. Sampai jual lainnya kayak mobil untuk menutup lagi. Sudah ada beberapa warga pinjam bank. Sudah menjanjikan terhadap pihak lain, kenyataannya ditunggu-tunggu yang dijanjikan belum terealisasi,” ujarnya, Minggu (8/1/2023).

Di Nglarang ada sekitar 96 bidang yang terdampak. Dia mengaku kali pertama menerima sosialisasi terkait dengan pembebasan lahan Tol Jogja Solo sekitar 2019 silam. Hingga tahun ini dia belum mendapat kabar lagi setelah sebelumnya dilakukan penilaian tim appraisal.

Pada Kamis (5/1/2023) warga mendapat undangan musyawarah UGR pada 10-17 Januari mendatang. “Dari barat Padukuhan Tegalsari, lalu warga sini sebagian 12 Januari, dilanjutkan 16 dan 17 Januari. Undangan musyawarah penentuan harga,” kata dia.

BACA JUGA: Lahan Tol Jogja Bawen Resmi Bertambah, Ganti Rugi Siap Cair

Sebelumnya warga sempat memasang spanduk sebagai bentuk aspirasi karena tidak adanya kejelasan tentang UGR ini. Dia mengaku warga sudah mencoba bertemu dengan pihak kalurahan dan kapanewon untuk mendapat kejelasan, tetapi hanya disuruh menunggu.

Di spanduk tersebut disebutkan beberapa poin, di antaranya warga sudah menunggu janji pembayaran UGR dua tahun lebih, warga tidak mau menderita karena besaran UGR yang tidak layak. Warga juga menyebutkan harga tanah di lokasi tersebut sudah mencapai Rp2,5 juta hingga Rp3 juta, sehingga ganti rugi Rp4 juta tidak cukup.

Suhindarto mengaku warga belum pernah mendapatkan informasi berapa kisaran nominal UGR tol. Angka Rp4 juta itu menurutnya hanya sebuah pertanyaan yang diajukan warga untuk menjadi atensi bagi tim persiapan pembebasan lahan tol.

“Di sini dekat perkotaan, akses ke mana pun juga luas ke kantor desa, kantor camat, puskesmas, rumah sakit, kampus. Kurang-lebihnya Rp4,5 sampai Rp5,5 juta kalau misal terrealisasi. Permintaan warga itu dimanusiakan saja,” ungkapnya.

Merespon hal ini, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pembebasan lahan Tol Jogja Solo, Dian Ardiansyah, menjelaskan musyawarah penetapan bentuk ganti rugi sudah dijadwalkan oleh Panitia Pengadaan Tanah (P2T) untuk diselenggarakan minggu depan.

“Dimulai dari Kalurahan Trihanggo pada 10 Januari 2023, kemudian dilanjutkan Kalurahan Tlogoadi berturut-turut sampai 17 Januari 2023. Undangan untuk pihak yang berhak sudah didistribusikan mulai Kamis [5/1/2023] ke pihak kalurahan dimaksud,” katanya.

Mengenai harga yang dikeluhkan oleh warga, ia mengaku juga tidak mengerti warga mengetahui info harga tersebut dari mana. “Karena kalau dari P2T setahu saya baru akan membuka harga Hasil penilaian oleh appraisal saat penyelenggaraan musyawarah minggu depan,” ujarnya.

Hingga saat ini, total pembebasan lahan untuk tol Jogja-Solo sudah sebesar 74%, setelah sebelumnya dilakukan pembayaran terakhir di dua Kalurahan, yakni Tirtomartani dan Selomartani pada akhir Desember lalu.

Bokoharjo sebagai kalurahan yang sudah diajukan pembayarannya ke Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) akan menyusul jadwal pembayaran UGR selanjutnya.

Sementara itu, Humas Jasamarga Jogja Bawen (JJB), Rizky Nugraha, mengatakan Tol Jogja Bawen berdasarkan data terakhir pada akhir Desember lalu, pembebasan lahannya masih sebesar 65% termasuk lahan tambahan sebesar 18,8 hektare.

“Progres konstruksi untuk Seksi 1 Jogja-SS Banyurejo sepanjang 8,8 km adalah sebesar 22,25 persen hingga 30 Desember 2022. Kami sudah melakukan konstruksi Pekerjaan material lain seperti membangun perlintasan, terowongan, saluran sudah banyak dilakukan dan ini terus berprogres,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Profil dan Harta Kekayaan Setyo Budiyanto, Jenderal Polisi yang Jadi Ketua KPK Periode 2024-2029

News
| Jum'at, 22 November 2024, 13:47 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement