Advertisement
Warga Tepus Gunungkidul Minum Air Hujan karena Lebih Sehat dan Enak

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Pasokan air dari PDAM Tirta Handayani telah menjangkau warga Tepus, Gunungkidul. Meski demikian, sebagian warga lebih memilih air hujan untuk diminum karena menganggapnya lebih sehat.
Lurah Tepus, Ispramoyo, mengatakan wilayahnya sudah dialiri layanan PDAM, meski belum semua dusun terjangkau. Warga pun sangat terbantu dengan layanan ini karena kebutuhan air bersih bisa dipenuhi.
Advertisement
Meski demikian, ia mengakui banyak warga yang menggunakan air PDAM hanya untuk keperluan mencuci dan mandi. Adapun, untuk memasak dan minum, penduduk lebih memilih menggunakan air hujan.
BACA JUGA: Pedagang Kawasan Pantai Depok & Parangtritis Akan Diwajibkan Memilah Sampah
“PAM sudah masuk ke wilayah kami, tapi bak penampungan air yang dimiliki tetap dipergunakan,” kata Ispramoyo, Minggu (15/1/2023).
Menurut dia, warga memilih air hujan untuk minum karena menganggapnya lebih sehat. Hal ini dikarenakan air dari PDAM berasal dari sungai bawah tanah sehingga saat hujan keruh.
“Selain keruh, air dari PAM juga mengandung kapurnya sangat tinggi. Air hujan tidak ada dan warga menganggap lebih enak,” katanya.
Ispramoyo menambahkan memasak air dari PDAM ribet. Pasalnya, air harus beberapa kali melalui proses penyaringan guna mengurangi kandungan kapur di dalamnya.
“Beda dengan air hujan, setelah masak bisa langsung diminum karena memang tidak ada kandungan kapurnya,” katanya.
Hal senada diungkapkan oleh Wardoyo, salah seorang warga Dusun Gesing 2 di Kalurahan Purwodadi, Tepus. Menurut dia, bak penampungan yang dimiliki masih dipergunakan hingga sekarang.
“Saya punya dua bak penampungan dengan kapasitas 15.000 liter,” katanya.
Wardoyo mengakui sudah berlangganan air dari PDAM. Meski demikian, bak penampungan yang dimiliki tetap difungsikan guna menampung air pada saat hujan.
Dia berasalan, air ledeng hanya dipergunakan untuk keperluan mandi dan mencuci.
“Lebih sehat air hujan. Layanan PDAM berasal dari sumber Bribin, tapi seringkali keruh saat hujan dan banyak kapurnya. Makanya, kami pilih menggunakan air hujan yang ditampung karena tidak mengandung kapur,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Banjir di Kawasan Puncak Bogor, Satu Orang Meninggal Dunia dan 2 Masih Hilang
Advertisement

Jalur Hiking Merapi di Argobelah Klaten Kian Beragam dengan Panorama Menarik
Advertisement
Berita Populer
- Prakiraan Cuaca di Jogja Hari Ini Cerah, Minggu 6 Juli 2025
- Cek Jalur Trans Jogja ke Lokasi Wisata di Jogja
- Bencana Kekeringan Melanda Bantul, Sumber Air Mengering, Warga Trimurti Andalkan Bantuan Droping Air Setiap Hari
- Jadwal DAMRI Jogja ke Semarang Hari Ini
- Top Ten News Harianjogja.com, Minggu 6 Juli 2025: Kasus Mas-mas Pelayaran, Kapolda DIY Digugat hingga Sekolah Kekurangan Siswa
Advertisement
Advertisement