Pemkot Jogja Wacanakan Penanganan Sampah Berbayar, Apa Itu?

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA– Pemerintah Kota Jogja mengkaji penggunaan skema tipping fee atau tarif penanganan sampah yang nantinya dikirim ke wilayah lain guna mengatasi persoalan darurat sampah di wilayah itu. Gerakan nol sampah anorganik yang digulirkan untuk menekan persoalan sampah disebut perlu dukungan kebijakan lain agar penanganan sampah jangka panjang lebih maksimal.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jogja Sugeng Darmanto mengatakan, sebagai wilayah aglomerasi penyelesaian sampah di Jogja tidak bisa lepas dari wilayah lain seperti Sleman dan juga Bantul. Dua wilayah itu dinilai Sugeng punya luas yang cukup untuk dijadikan tempat pembuangan sampah lebih lanjut guna mengatasi masa operasional teknis TPST Piyungan yang tidak lagi berumur panjang.
Advertisement
"Kalau jangka panjang tentu harus kerja sama pengelolaan sampah atau kita ikutkan sampah kita ke wilayah lain dengan pola tipping fee. Itu menurut saya lebih berkeadilan," kata Sugeng, Rabu (15/2/2023).
Dia mengklaim, dalam setiap kesempatan wacana pembahasan persoalan sampah kerap dikoordinasikan dengan dua kabupaten itu. Hanya saja, prosesnya tentu tidak bisa cepat dan membutuhkan kajian yang matang serta mendetail. Ruang untuk mewujudkan skema pengolahan sampah terpadu bersama antara daerah itu disebutnya juga terbuka lebar lantaran dari segi kewilayahan, Bantul dan Sleman masih punya area-area yang cukup untuk dijadikan lokasi pengolahan sampah baru.
"Wacana itu sebenarnya sudah terus kita koordinasikan baik secara formal maupun non formal, Sleman atau Bantul kalau mereka punya tanah dan area yang bisa digunakan sebagai pabrik pengolahan sampah kita bisa enggak pure biaya atau dengan penyertaan peralatan atau nitip dengan pola tipping fee tadi," kata Sugeng.
Sementara program gerakan nol sampah anorganik yang mulai digulirkan sejak awal tahun ini diklaimnya sudah menunjukkan upaya pengurangan sampah yang positif. Kurang lebih 1,5 bulan gerakan itu berjalan, jumlah sampah yang dibuang ke TPST Piyungan diklaim turun sampai ke angka 28,1 ton dari sebelumnya 260 ton per hari. Sugeng menyebut bahwa upaya penjagaan di setiap depo dan TPS menjadi salah satu faktor pendorong jumlah sampah berkurang cukup signifikan.
BACA JUGA: Angin Kencang hingga Longsor Terjang Rumah-Rumah di Bantul
"Awalnya kan hanya 13 depo dan TPS yang dijaga petugas sebanyak tiga sif sehari. Mulai awal Februari ini jumlahnya kita tambah," ujarnya.
Pihaknya menargetkan sampai akhir Februari nanti jumlah sampah yang dibuang ke TPST Piyungan mampu berkurang sebanyak 40-50 ton. Upaya itu akan didukung dengan pengurangan di hulu dan penanganan oleh dinas terkait. Peran bank sampah, pemilahan dari rumah tangga dan aspek penindakan bagi pelanggar Perda sampah yang mulai digulirkan masih menjadi strategi Pemkot dalam mengurangi tonase sampah yang dibuang ke TPA Piyungan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Danau Toba Dikartu Kuning UNESCO, Sandiaga: Ini Jadi Alarm
Advertisement
Berita Populer
- Agar Penonton Menikmati Pertunjukan, Wayang Jogja Night Carnival Hadirkan Tribun Berbayar
- Jadwal Lengkap Bus Damri, Rabu 4 Oktober 2023
- Jadwal Terbaru! KRL Jogja Solo Rabu 4 Oktober 2023, Berangkat dari Stasiun Tugu
- Jadwal Terbaru Kereta Bandara YIA Xpress Rabu 4 Oktober 2023
- Jadwal Kereta Api Prameks Jogja Kutoarjo Rabu 4 Oktober 2023
Advertisement
Advertisement