Advertisement
Selenggarakan Sarasehan Masyarakat Tari Jogja, TBY Harap Kreasi Tari Terus Berkembang

Advertisement
JOGJA—Taman Budaya Yogyakarta (TBY) berpartisipasi dalam penyelenggaraan Sarasehan Masyarakat Tari Jogja pada Senin (20/2/2023). Sarasehan tersebut membahas kreasi tari komedi dengan narasumber maestro tari Didik Nini Thowok, dosen seni tari ISI Jogja Setyastuti, dan koreografer tari komedi Agung Tri Yulianto.
Kepala TBY Purwiati menjelaskan tari komedi masih sedikit yang menggeluti. “Sebagai cabang seni, tari komedi punya nilai yang patut terus dikembangkan sehingga kami mendukung sarasehan ini,” katanya, Senin pagi.
Advertisement
Purwiati menyebut sarasehan ini mewadahi minat peserta yang kebanyakan generasi muda.
“Kebanyakan dari kampus Jogja dan ada luar Joga tentu ini akan menambah wawasan yang ada dan jadi ruang diskusi yang menarik karena langsung menghadirkan para maestronya langsung,” ujarnya.
Ruang saling tukar gagasan dalam sarasehan tersebut, jelas Purwiati, akan menumbuhkan semangat baru dalam mengkreasi tari komedi.
“Tari komedi tidak sembarangan komedi ada pakem-pakemnya juga, sehingga tidak hanya menghibur tapi juga turut melestarikan seni tari tradisi juga karena akarnya tetap dari sana,” jelasnya.
Didik Nini Thowok dalam paparan materinya menyebutkan tari komedi harus didasari dengan keterampilan tari yang baik. “Sehingga tidak sembarangan asal bikin komedi saja, selain itu memahami sejarah sebuah tari tradisi juga penting sebelum mengoperasikannya sebagai komedi,” katanya.
Pemahaman yang kuat akan tari tradisi, jelas Didik, akan semakin menguatkan hasil tari komedi.
“Termasuk ritus sebuah tarian sebelum digelar juga penting diketahui agar tidak sembarangan membawakannya, karena menyangkut hal spiritual sehingga riset harus matang juga untuk memulai tari komedi,” jelasnya.
Dalam pengalaman Setyastuti, mengkreasikan tari komedi persiapan yang dilakukan sangat serius. “Persiapannya serius tidak ada lucu-lucunya, tapi hasilnya harus lucu tentu ini juga bikin koreografer harus pandai,” katanya.
Tari komedi, jelas Setyastuti, memerlukan transformasi tubuh yang baik saat melakukannya. “Eksperimen tari komedi ini serius, menyangkut pengalaman ketubuhan yang harus selaras dengan niatnya yaitu menghibur jadi harus sungguh-sungguh juga,” ujarnya.
Agung Tri Yulianto sebagai perwakilan generasi muda yang berkreasi dalam tari komedi menjelaskan perlu kerja tim yang ketat dalam penampilan tari komedi. “Karakter yang dibawakan harus dijiwai agar tampilan komedinya menyatu dengan baik, bila ditampilkan dalam kelompok satu penari komedi gagal maka bisa menggagalkan seluruhnya jadi kekompakan penting dalam melakukan improvisasi,” jelasnya. (ADV)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

19% Lahan di Jateng Belum Bersertifikat, Pemprov dan Kementerian ATR/BPN Siap Kolaborasi Sertifikasi Tanah Tak Bertuan
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal dan Tarif Angkutan DAMRI di Jogja, Kamis 17 April 2025
- Jadwal dan Lokasi Layanan Perpanjangan SIM di Sleman, Kamis 17 April 2025
- Prakiraan Cuaca di Jogja Hari Ini, Kamis 17 April 2025, Hujan Ringan Mungkin Terjadi
- Okupansi Merosot, PHRI DIY Minta Relaksasi Pajak kepada Pemkot Jogja
- TASPEN Imbau Seluruh Peserta untuk Lindungi Data Pribadi
Advertisement