Advertisement
Sesar Mataram Diperkirakan Lintasi Jalur Tol Jogja-Solo, Ini yang Dilakukan PT JMM
Foto ilustrasi. - Antara Foto
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN — Menindaklanjuti temuan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tentang adanya Sesar Mataram yang ada di jalur tol Jogja-Solo, PT Jogjasolo Marga Makmur (JMM) bakal mengkaji potensi gampa dan teknik konstruksi yang akan diterapkan.
BRIN mengumumkan temuan tersebut pada Rabu (22/2/2023). Wilayah yang dilewati Sesar Mataram berada di utara Candi Boko dan memanjang di sekitar Selokan Mataram. Sesar Mataram adalah kelanjutan Sesar Dengkeng yang melintas dari timur ke barat.
Advertisement
Humas JMM, Rachmat Jasiman, menjelaskan saat penyusunan desain Jalan Tol Solo-Jogja-YIA Kulon Progo, JMM telah mengikuti regulasi terkini baik dari SNI ataupun regulasi lainnya yang berlaku.
“Kami selalu berkoordinasi dengan Badan Pengatur Jalan Tol dan Direktorat Jenderal Bina Marga terkait penyusunan Dokumen Rencana Teknik Akhir,” ujarnya, Kamis (23/2/2023).
BACA JUGA: Belum Tentu Aktif, Temuan Awal Sesar Mataram di Jogja Bisa Picu Gempa Magnitudo 6,7
Mitigasi dampak kegempaan atau potensi adanya sesar di lokasi DIY yakni dengan melibatkan tenaga ahli kegempaan pada proses perencanaan Jalan Tol Solo-Jogja-YIA Kulon Progo.
Untuk itu, JMM saat ini bekerja sama dengan Konsultan Indipendent Proof Check Engineer dari PT LAPI ITB. “Kami juga berdiskusi dengan Tenaga Ahli dari Pusat Studi Gempa Nasional [PuSGeN] untuk membantu mengevaluasi desain bangunan struktur kami jika nantinya dibangun dilingkungan yang berpotensi terdampak sesar,” katanya.
JMM telah mengambil data primer kegempaan dan geologi di sekitar trase jalan tol Jogja-Solo, sebagai dasar perhitungan perencanaan jalan tol. “Sehingga diharapkan konstruksi yang akan dibangun sudah dengan perhitungan dan mitigasi semua dampak-dampak yang dapat ditimbulkan oleh keberadaan sesar,” ungkapnya.
Untuk konstruki tahan gempa, ia mengatakan kemungkinan bisa menggunakan teknologi Lead Rubber Bearing (LBR) yang juga digunakan di sejumlah ruas jalan tol di Indonesia. “Bisa jadi menggunakan teknologi seperti itu,” kata dia.
LBR merupakan teknologi peredam gempa dalam bentuk bantalan karet inti timbal yang banyak digunakan dalam struktur jembatan. Beberapa jalan tol yang menggunakan teknologi ini di antaranya Jalan Tol Dalam Kota sepanjang Kelapa Gading-Pulo Gebang dan Jalan Tol Trans-Sumatera sepanjang Aceh-Lampung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Trump Klaim 95 Persen Rencana Damai Rusia-Ukraina Telah Disepakati
Advertisement
Tren Pengasuh Anak Berbahasa Asing di Jepang, Tarif Rp5,6 Juta
Advertisement
Berita Populer
- BPBD Bantul: 147 Pohon Tumbang Dievakuasi
- Ribuan Hektare Sawah di Kulonprogo Terendam Banjir, Ini Langkah Dinas
- Wisatawan Keluhkan Tarif Sewa Gazebo Pantai Drini Rp50.000 Per 2 Jam
- Polresta Sleman Tegaskan Tak Ada Izin Kembang Api Tahun Baru 2026
- Mayat Perempuan Tanpa Identitas Ditemukan di Sungai Bedoyo Kulonprogo
Advertisement
Advertisement



