Advertisement

Belum Tentu Aktif, Temuan Awal Sesar Mataram di Jogja Bisa Picu Gempa Magnitudo 6,7

Yosef Leon
Rabu, 22 Februari 2023 - 19:57 WIB
Budi Cahyana
Belum Tentu Aktif, Temuan Awal Sesar Mataram di Jogja Bisa Picu Gempa Magnitudo 6,7 Ilustrasi jalan retak akibat gempa Bumi dengan magnitudo besar. - Pixabay

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJASesar Mataram yang baru ditemukan dalam penelitian awal disebut bisa memicu gempa berkekuatan magnitudo 6,7 di Jogja dan sekitarnya. Namun, sesar yang menjadi kelanjutan Sesar Dengkeng ini belum tentu aktif.

Sesar Mataram ditemukan baru-baru ini di DIY oleh peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) saat memutakhirkan peta gempa di Indonesia. Profesor Riset dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN Danny Hilman Natawidjaja mengatakan pada gempa Jogja 2006, Sesar Mataram terlihat mengalami keretakan di bagian permukaan. Peneliti menemukan jalur sesar terlihat dari sisi barat ke arah timur memanjang sejauh dua kilometer. Sesar Mataram juga terungkap dari pergeseran topografi sungai di sekitarnya.

Advertisement

“Ini baru indikasi sesar aktif dan untuk membuktikannya harus ada studi lagi. Jalur sesar harus digali sampai lima meter. Kalau ada, pasti kelihatan bidang patahan yang memotong lapisan,” ucapnya, Rabu (22/3/2023)

BRIN sudah berkoordinasi dengan sejumlah pihak dan instansi yang berwenang untuk menggelar riset paritan memperdalam temuan awal Sesar Mataram.

Studi lanjutan tersebut akan membuktikan apakah Sesar Mataram aktif atau tidak. Potensi gempa maupun seberapa cepat sesar itu bergerak juga akan terlihat.

“Dari temuan awal, potensinya cukup lumayan mencapai magnitudo 6,7. Ini juga belum ada di peta gempa Indonesia, mungkin baru mau didiskusikan dengan tim nasional karena baru proses revisi peta gempa juga,” katanya.

Danny menambahkan, referensi yang mencatat aktivitas kegempaan pada jalur Sesar Mataram juga minim. Belum ada pernyataan resmi yang menyebut insiden kegempaan di Jogja selama beberapa tahun terakhir disebabkan oleh Sesar Mataram.

Namun, masyarakat dan instansi terkait wajib melakukan mitigasi mengingat status Sesar Mataram yang terindikasi aktif. 

“Aktivitas kegempaan memang belum ada. Gempa Juni 1867 karena Sesar Opak. Namun, beberapa kolega mengatakan Sesar Mataram ikut bergerak waktu gempa 1867 itu, sama seperti waktu gempa 2006. Harus diantisipasi juga, karena juga ada pembangunan tol. Itu kan lewat tengah Kota Jogja jadi harus dibuktikan ada atau tidak,” kata dia.

BACA JUGA: Terbaru Sesar Mataram, Ada Berapa Sesar Aktif Potensial Pemicu Gempa di Jogja?

Wilayah yang dilewati sesar ini berada di utara Candi Boko dan memanjang di sekitar Selokan Mataram. Danny Hilman Natawidjaja mengungkapkan Sesar Maratam adalah kelanjutan Sesar Dengkeng yang melintas dari timur ke barat. Dia menyebut Sesar Mataram sebagai saudara kembar Sesar Opak.

Menurut Danny, Sesar Mataram bukan sesar yang benar-benar baru. Peneliti menemukannya saat memetakan sesar yang ada di DIY.

“Bukan benar-benar baru di Jogja, cuma yang membuat terkejut, sesarnya bisa diikuti terus ke arah barat,” kata Danny, Rabu (22/2/2023).

Letak Sesar Mataram berpapasan dengan Sesar Opak, dimulai dari utara Candi Boko sejajar terus melewat Selokan Mataram sampai ke barat hingga lahan luas yang dia sebut sebagai tempat pramuka. Sesar Mataram juga melewati tengah Kota Jogja.

Temuan awal Sesar Maratam ini didukung dengan pemetaan topografi dan juga survei lapangan. Data-data tersebut kemudian diteliti dengan metode geolistrik untuk memindai kondisi bawah permukaan. Dari hasil studi itu, BRIN menemukan indikasi keberadaan Sesar Mataram.

“Yang perlu digarisbawahi, belum saatnya masyarakat panik. Kami usulkan agar ada penelitian lebih lanjut, karena belum ada penggalian yang kami sebut sebagai riset paritan [penggalian parit],” ujarnya.

BACA JUGA: BMKG dan UGM Akan Telusuri Keberadaan Sesar Mataram

Sebelumnya, Danny mengatakan data pemutakhiran sesar aktif yang dilakukan BRIN di wilayah Sumatera, Jawa, Sulawesi, Maluku, Papua, Nusa Tenggara, dan Kalimantan, menemukan banyak sesar aktif baru.

“Banyak sesar aktif baru yang telah ditemukan selama berjalannya studi tersebut dari semula hanya sekitar 70-an di tahun 2010 menjadi 250-an lebih di tahun 2017 dan sampai sekarang jumlahnya terus bertambah,” ujar Danny sebagaimana dilansir dari website resmi BRIN.

Sesar aktif tersebut dijabarkan dalam Peta Deagregasi Bahaya Gempa Indonesia untuk Perencanaan dan Evaluasi Infrastruktur Tahan Gempa yang dikemas dalam sebuah buku dan diluncurkan akhir tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement