Viral Sultan Jogja Hujan-hujanan saat Jadi Pembina Upacara, Enggan Dipayungi

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menjadi Pembina upacara Hari Penegakan Kedaulatan Negara (HKPN) di Stadion Mandala Krida Jogja pada Rabu (1/3/2023). Tindakan Sultan yang tetap melanjutkan upacara meski di tengah hujan deras dan enggan dipayungi menjadi viral di media sosial. Warganet pun memuji Sultan dan menganggap bisa menjadi contoh bagi generasi muda.
Upacara HKPN memang baru pertama kali digelar setelah Presiden Jokowi menetapkan 1 Maret sebagai Hari Penegakan Kedaulatan Negara melalui Keppres Nomor 2 Tahun 2022. HKPN merupakan buah dari upaya DIY sebagai kota yang memiliki peran penting terhadap upaya mempertahankan kedaulatan NKRI di masa agresi militer Belanda, terkenal dengan Serangan Umum 1 Maret. Di hari itulah pada Rabu (1/3/2023) kembali diperingati dengan upacara dan Sultan HB X sebagai Pembina upacara.
BACA JUGA : Saat Viral Pejabat Bea Cukai Pamer Harta, Sultan Jogja
Dalam video yang beredar Sultan mengenakan jas warna hitam layaknya pejabat lain. Salah satu tayangan yang paling banyak menimbulkan komentar positif dari warganet adalah ketika Sultan untuk tetap bertahan di saat hujan deras mengguyur Stadion Mandala Krida. Raja Kraton Ngayogyakarta itu tetap khidmat menghormat bendera di tengah hujan deras.
Video tersebut viral di media social Tiktok yang salah satunya diunggah oleh akun @jogjatv.tv pada Kamis (2/3/2023). Sebagian besar warganet memuji sikap Sultan. Ada ratusan akun yang mengomentasi video tersebut.
“Masyarakat Indonesia harus bangga punya figur seperti beliau,” tulis akun @rifqy di kolom komentar.
“Hormat setingi tingginya buat sultan. Saya seorang paskibra sgt terharu. Ternyata masih ada pemimpin spt ini,” tulis akun Alhakim.
Koordinator Substansi Bagian Humas Biro Umum, Humas, dan Protokol Setda DIY, Ditya Nanaryo Aji membenarkan bahwa saat upacara HKPN di Stadion Mandala Krida terjadi hujan. Saat itu petugas sebenarnya sudah menyiapkan payung, akan tetapi Sultan tidak bersedia dan tetap melanjutkan sebagai Pembina upacara dengan khidmat.
BACA JUGA : Kemiskinan DIY Tertinggi di Jawa, Sultan: Ukurannya Tidak Adil
"Kami sudah menyiapkan payung untuk antisipasi jika beliau ngersaaken [menginginkan], tapi ternyata beliau tidak kersa [tidak bersedia dipayungi] dan tetap berdiri di depan hingga upacara selesai [meski hujan deras]," katanya, Jumat (3/3/2023).
Dalam kesempatan itu Sultan menyatakan peringatan HPKN Tahun 2023, selayaknya dimulai dengan peresapan batin selaras dengan ‘Liring Pangastuti Trusing Tyas’ dimana hati sanubari dan cakrawala pikiran memang harus dibuka seluas-luasnya. Hal tersebut agar HPKN dapat menjadi suluh penerang dan inspirasi dalam mencintai tanah air Indonesia.
Setelah meresapi makna dan esensi yang melingkupinya, HPKN harus pula ditafsirkan secara rasional. Melalui berbagai karya nyata karena rasionalitas lebih tepat menyikapi berbagai dinamika.
“Dengan kata lain, kecintaan warga negara Indonesia akan terbangun secara nyata, apabila tataran Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dapat dicapai melalui pembangunan yang adil dan beradab pula. Sehingga tepat kiranya, apabila makna kedaulatan, benar-benar ditransformasi dan diaktualisasi, dalam berbagai upaya membangun kesejahteraan masyarakat, dalam semangat Bangunlah Jiwanya, Bangunlah Badannya, untuk Indonesia Raya,” ungkap Sri Sultan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Rp38,9 Triliun Disiapkan untuk THR PNS dan Pensiunan di Lebaran 2023
Advertisement

Deretan Negara di Eropa yang Bisa Dikunjungi Bagi Pelancong Berduit Cekak
Advertisement
Berita Populer
- Dua RTHP di Kota Jogja Siap Diintegrasikan dengan Pengolahan Sampah Organik
- Polisi Periksa Kejiwaan Pelaku Mutilasi Sleman
- Tersangka Pelecehan Atlet Gulat di Bantul Resmi Ditahan
- Mahasiswanya Ditemukan Meninggal karena TBC di Indekos, UMY Lakukan Skrining
- Terjerat Kasus Investasi Bodong, Guru di Gunungkidul Dipecat
Advertisement