Advertisement

Waspada! Setiap Pekan Ditemukan Kasus Flu Singapura di Kulonprogo

Catur Dwi Janati
Jum'at, 03 Maret 2023 - 18:37 WIB
Sunartono
Waspada! Setiap Pekan Ditemukan Kasus Flu Singapura di Kulonprogo Sakit flu - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO—Kasus flu Singapura di Kulonprogo masih berjalan fluktuatif. Masyarakat diminta jeli dan waspada terhadap gejala Flu Singapura yang utamanya menyerang anak-anak.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kulonprogo, Rina Nuryati menerangkan jumlah kasus flu Singapura bergerak fluktuatif pada 2023. Meski tidak setinggi tren kasus pada 2022, masyarakat Kulonprogo diminta hati-hati.

Advertisement

"Sebenarnya untuk kasus di Kulonprogo ini awal tahun ini ya ada tapi tidak terlalu tinggi, yang tinggi itu malah di tahun kemarin. Tapi ya kita harus tetap waspada juga terkait flu Singapura," terangnya pada Kamis (2/3/2023).

BACA JUGA : KESEHATAN SLEMAN : Disertai Demam, Flu Singapura

Tercatat pada tahun 2022, penambahan kasus flu Singapura sempat di atas angka 30 kasus selama tiga pekan, tepatnya di pekan ke-21, 22 dan 23. Secara berurutan tambahan kasus flu Singapura pada tiga pekan itu mencakup 34 kasus, 38 kasus dan 40 kasus. Torehan jumlah kasus pada pekan ke-23 tahun 2022 menjadi total kasus terbanyak selama sepekan sepanjang tahun 2022. 

Di sisi lain pada 2023 yang telah berjalan delapan pekan, rata-rata penambahan kasus flu Singapura berada di bawah lima kasus. Pada pekan ketujuh 2023, ada tambahan dua kasus flu Singapura di Kulonprogo. Namun sepekan setelahnya, di pekan ke delapan terjadi tambahan sembilan kasus flu Singapura. Tambahan ini menjadi torehan terbanyak selama 2023.

"Memang ada peningkatan dibanding pekan sebelumnya, namun tidak terlalu tinggi. Meskipun demikian masyarakat tetap harus waspada," katanya.

BACA JUGA : KESEHATAN SLEMAN : Bagaimana Cara Menangkal Flu 

Sebagai tindakan kewaspadaan, masyarakat harus mengetahui gejala-gejala flu Singapura. Dijelaskan Rina, gejala flu Singapura yang dapat ditemui pada seseorang salah satunya demam. Bedanya, demam ini disertai bintik-bintik merah pada bagian tubuh. Bintik-bintik inilah yang menjadi salah satu penciri khas pada kasus flu Singapura.

"Ada demam, jadi demamnya ini juga bervariasi. Kemudian yang paling khas itu ada bintik-bintik merah di telapak kaki, telapak tangan dan mulut. Seperti kalau hewan di PMK itu, tapi ini di manusia," jelasnya.

Dari aspek penanganannya, Rina menjelaskan flu Singapura tidak membahayakan atau sampai mengancam jiwa. Menurutnya flu Singapura tergolong ringan penanganannya, akan tetapi karena sariawan, orang yang terjangkit biasanya enggan makan. Faktor enggan makan ini lah yang justru menyebabkan daya tahan tubuh menurun.

"Sariawan kan biasanya anak-anak tidak mau makan. Ini kalau tidak mau makan nanti kaitannya dengan daya tahan tubuh bisa terkena infeksi yang lain, itu yang membuat harus diwaspadai. Tapi kalau penyakitnya sendiri angka untuk kematiannya cukup kecil, bawah lima persen," tegasnya.

Langkah awal yang bisa dilakukan masyarakat saat menemui dugaan flu Singapura pada anak yakni dengan menarik diri dari kerumunan. Anak yang disinyalir terkena penyakit flu Singapura dapat dipisahkan terlebih dahulu dengan anak lainnya agar tidak terjadi penularan.

"Jika ada yang sakit, biasanya ini menyerang anak-anak meskipun dewasa bisa kena. Anak-anak yang sakit itu sebaiknya tidak digabung atau dicampur dengan yang sehat. Sebaiknya istirahat dulu di rumah sampai sembuh biar tidak menular ke yang lain," jelasnya. 

Penularan flu Singapura ini disebutkan Rina dapat melalui kontak langsung maupun droplet. Oleh karena masyarakat diminta menjaga PHBS agar terhindar dari droplet yang mungkin tertinggal pada benda atau saat kontak fisik.

Kepala Dinas Kesehatan Kulonprogo, Sri Budi Utami menerangkan kasus flu Singapura memang mengalami kenaikan di bulan Januari namun mulai stabil kembali di bulan Februari. "Karena ini virus, yang perlu kami sampaikan kepada seluruh masyarakat adalah bagimana meningkatkan imunitas," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

KPK Bidik Dugaan Penggelembungan Harga APD Covid-19

News
| Sabtu, 20 April 2024, 14:17 WIB

Advertisement

alt

Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Jum'at, 19 April 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement