Advertisement
Antusiasme Peserta Lomba Baca Puisi Sejarah di Bantul Cukup Tinggi

Advertisement
BANTUL—Antusiasme peserta lomba baca puisi sejarah dalam Peringatan Peristiwa Sejarah yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Bantul cukup tinggi.
Total ada ada 195 pendaftar. Namun yang lolos seleksi sebanyak 192 orang. Dari jumlah tersebut terpilih 10 nominasi terbaik. Lomba baca puisi tersebut dalam mengambil tema Dari Serangan Umum 1 Maret Menuju Kedaulatan Bangsa dengan subtema Perjuangan Pahlawan Melawan Penjajah. Kepala Dinas Kebudayaan Bantul, Nugroho Eko Setyanto, mengatakan kegiatan lomba paca puisi sejarah tersebut dibiayai dari Dana Keistimewaan (Danais) melalui Sub Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Kesejarahan Dinas Kebudayaan.
Advertisement
Kegiatan tersebut bertujuan mengenalkan sejarah kepada masyarakat, khususnya tentang sejarah perjuangan bangsa. Kemudian juga menumbuhkan rasa cinta tanah air melalui sejarah, meningkatkan kompetisi diantara masyarakat tentang pentingnya sejarah dan budaya bangsa melalui pembacaan puisi sejarah.
“Kemudian memberikan pemahaman dan edukasi kepada masyarakat tentang pahlawan bangsa, peristiwa sejarah. Kegiatan ini juga bertujuan menjadi salah satu sarana belajar sejarah yang atraktif dan menghibur,” katanya, Jumat (3/3/2023).
Nugroho berujar tahapan lomba puisi sejarah itu sudah dilakukan sejak awal Februari lalu. Kemudian dilakukan penilaian pada akhir Februari di ruang rapat Sabda Wara Dinas Kebudayaan Bantul. Sementara penjurian dilakukan pada Kamis (2/3/2023) lalu di Balai Kalurahan Mulyodadi, Kapanewon Bambanglipuro, Bantul.
Menurutnya bahwa lomba puisi diadakan tiap tahun dengan anggaran berasal dari Danais. sementara temanya berbeda-beda. Lomba tersebut diperuntukkan khusus untuk masyarakat Bantul.
Lebih lanjut Nugroho mengatakan bahwa puisi sebagai salah satu karya sastra menjadi sarana yang efektif dalam menyampaikan pesan. “Penyampaian ide dan gagasan kepada masyarakat dengan bahasa yang indah sehingga pesan yang mungkin disampaikan dengan keras dapat dibalut dengan bahasa puisi menjadi sebuah pesan yang dapat diterima,” ujarnya.
Melalui babak final lomba baca puisi yang digelar Kamis lalu tersebut, dewan juri memutuskan bahwa juara pertama diraih Syaifullah Azzam Almuzhaffar yang membawakan puisi berjudul Sebuah Jaket Berlumur Darah karya Taufiq Ismail. Lalu, juara kedua diraih oleh Khansa Qatrunnada Azzahra dengan puisi berjudul Tentang Sebuah Gerakan karya Wiji Thukul. Kemudian, juara ketiga diraih oleh Gilang Dicky Bactiar dengan puisi berjudul Pahlawan Tak Dikenal karya Toto Sudarto Bachtiar.
Selain itu, juara harapan satu diraih oleh Aprilia Kartika Sari dengan puisi berjudul Doa Seorang Serdadu Sebelum Perang karya W.S. Rendra. Sementara juara harapan dua diraih oleh Nadia Marfath Khoirunnisa dengan puisi berjudul Gugur.
Terakhir, secara berurutan, lima finalis diisi oleh Adinda Dani Saputra, Khilda Rizka Amalia, Maya Ari Wardani, Aloysius Anggito Pandu Atmojo, dan Dewi Nur Ria Wati. (ADV)
Grafis:
Juara I : Syaifullah Azzam Almuzhaffar
Juara II : Khansa Qatrunnada Azzahra
Juara III : Gilang Dicky Bactiar
Juara Harapan I : Aprilia Kartika Sari
Juara Harapan II : Nadia Marfath Khoirunnisa
Finalis 6-10 :Adinda Dani Saputra, Khilda Rizka Amalia, Maya Ari Wardani, Aloysius Anggito Pandu Atmojo, dan Dewi Nur Ria Wati.
HADIAH LOMBA
Juara I : Rp 2.000.000, 00*, trophy, piagam
Juara II : Rp 1.750.000, 00*, trophy, piagam
Juara III : Rp 1.500.000, 00*, trophy, piagam
Juara Harapan I : Rp 1.250.000, 00*, trophy, piagam
Juara Harapan II : Rp 1.000.000, 00*, trophy, piagam
Finalis 6-10 : Goodie Bag
*) Uang hadiah belum dipotong pajak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

TNI Sterilkan Lokasi Ledakan Amunisi di Garut dari Masyarakat Sipil
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Long Weekend Waisak, Jumlah Wisatawan di Bantul Meningkat Hampir Dua Kali Lipat
- Tim Saber Pungli Gunungkidul Bakal Pelototi Layanan TPR Wisata Pantai Cegah Kebocoran
- Libur Waisak, Dispar Bantul Tambah Petugas Pemungutan Retribusi di TPR Parangtritis
- Cerita Guru Honorer di Sleman Korban Mafia Tanah, 12 Tahun Perjuangkan Sertifikat Tak Kunjung Dapat
- Kementerian Pekerjaan Umum Mengecek Persiapan Taman Siswa Jadi Sekolah Rakyat
Advertisement