Minta Warga Jogja Jaga Lingkungan, Sultan Sebut Sejumlah Tanaman yang Dekat dengan Masyarakat Jawa
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Keraton Ngayogyakarta mengadakan pameran bertajuk Narawandira pada 5 Maret – 27 Agustus 2023. Saat pembukaan pameran tersebut, Sultan HB X meminta masyarakat menumbuhkan kembali kesadaran untuk menjaga kelestarian lingkungan sekecil mungkin.
Dalam sambutannya atas pembukaan pameran Narawandira, Sultan menyebut perubahan tata pemerintahan DIY ditandai dengan vegetasi historis dan filosofi. Seperti asem, tanjung, gayam, beringin, hingga pohon kepel dan belimbing wuluh begitu dekat dengan kosmis masyarakat Jawa.
Advertisement
“Tidak sekadar melihat bahwa pertiwi dan seluruh hasilnya dapat dimanfaatkan terus-menerus, tetapi juga mereproduksinya dengan jalan-jalan pelestarian adiluhung. Vegetasi hari ini tidak sekadar padi, tebu, atau pohon, batang, bunga, daun dan hutan yang membentang, melainkan berbagai kearifan dari alam yang memenuhi ruang sakral dan profan dalam waktu yang bersamaan,” jelas Sultan saat membuka Pameran Narawandira di Bangsal Sri Manganti Keraton Yogyakarta, Sabtu (4/03/2023) malam.
BACA JUGA: Geruduk Kompleks Balai Kota Jogja, Pelaku Usaha Skutik Minta Perwal Dicabut
Narawandira yang jadi tajuk pameran tersebut, jelas Sultan, secara harfiah dapat dipahami sebagai manusia dan kontinuitas alam. “Budaya Jawa kerap merefleksikan hubungan manusia dengan alam sebagai sebuah kausalitas. Alam menjadi jawaban dari kebutuhan manusia yang wruh lan wanuh marang pertiwi. Di sisi lain, alam sebagai bagian dari makro-kosmos kerap memberi kejutan bagi mereka yang acuh, tidak pernah asuh terhadap buminya,” terang Sultan.
Jika ditelaah lebih mendalam, lanjut Sultan, alam dan manusia memiliki hubungan integral yang saling mengikat dan tarik-menarik. “Pada titik ini, falsafah Hamemayu Hayuning Bawana dari Pangeran Mangkubumi begitu selaras untuk diejawantahkan. Menjaga dan merawat keserasian dunia menjadi tugas yang semestinya diemban manusia seutuhnya, seperti halnya judul pameran Narawandira, manusia yang menjadi agen kontinuitas alam,” imbuhnya.
Ketua Pelaksana dan Penanggung Jawab Pameran Narawandira GKR Bendara menjelaskan lebih dari 10 dekade setelah peradaban hutan beringin dibangun Pangeran Mangkubumi, DIY menjelma menjadi kota kerajaan yang subur. “Kedekatan keraton dengan alam pun secara kontekstual dimanifestasikan dalam falsafah Hamemayu Hayuning Bawana,” katanya, Sabtu malam.
"Oleh sebab itu, kami melalui Kawedanan Radya Kartiyasa menggelar pameran Narawandira. Nara berarti manusia, wandira berarti beringin. Beringin sering menjadi representasi dari seorang pemimpin, sebab memiliki keistimewaan yaitu kuat dan kokoh, mudah beradaptasi, menjadi pengayom dan penopang, dapat memberi manfaat dan terus bertumbuh. Kami ingin memberi potret dari peran manusia sebagai tokoh utama dalam pelestarian alam,” tutur Gusti Bendara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Puncak Arus Mudik Liburan Natal Diprediksi Terjadi pada 24 Desember
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Liga 1 Besok, PSS Jamu PSBS Biak, Ini Head to Head Kedua Tim
- KPU Bantul Mulai Mendistribusikan Undangan Nyoblos di Pilkada
- KPU Bantul Pastikan Pemilih Tidak Memenuhi Syarat Telah Dicoret dari DPT
- KPU Sleman Memprediksi Pemungutan dan Perhitungan Suara di TPS Rampung Maksimal Jam 5 Sore
- Indeks Masih Jomplang, Penguatan Literasi Keuangan Sasar Mahasiswa UGM
Advertisement
Advertisement