Advertisement
Kopi Robusta Dibudidayakan di Zona Utara Gunungkidul

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul terus berupaya memperluas budidaya kopi robusta. Total hingga sekarang luasan budidaya mencapai 60 hektare.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Rismiyadi mengatakan, pengembangan budidaya kopi sangat cocok dilakukan di sisi utara Gunungkidul. Hal ini tak lepas dari kondisi geografis berupa dataran tinggi.
Advertisement
“Sesuai dengan ketinggian yang ada, kopi yang dikembangkan paling cocok jenis robusta,” kata Rismiyadi kepada wartawan, Senin (6/3/2023).
BACA JUGA : Berjuluk Ratu Robusta, Perempuan Ini Bertekad Sejahterakan
Menurut dia, budidaya robusta sudah dimulai di kawasan wisata religi Gunung Gambar di Kalurahan Kampung, Ngawen sejak beberapa tahun lalu. Hingga sekarang budidaya di lokasi tersebut sudah mulai dipanen oleh petani setempat.
Menurut dia, upaya pengembangan juga dilakukan di Kalurahan Natah, Nglipar. Total luas lahan budidaya mencapai 5,6 hektare. Peresmian budidaya ini dilakukan oleh Bupati Gunungkidul Sunaryanta pada Senin pagi.
“Kalau ditotal luas budidaya kopi di Gunungkidul mencapai hampir 60 hektare,” katanya.
Rismiyadi menegaskan, lahan untuk budidaya kopi akan terus ditambah. Adapun lokasinya masih berada di zona Utara Gunungkidul.
“Tentunya dengan pengembangan ini diharapkan bisa menjadi sarana pendongkrak perekonomian masyarakat. Kami juga akan memberikan pendampingan agar budidaya dapat berhasil,” katanya.
Lurah Natah, Nglipar, Nur Wahyudi mengatakan, pengembangan budidaya kopi di Natah masih satu kawasan di objek wisata Embung Batara Sriten. Lahan pengembangan mencapai 5,6 hektare dan dikelola oleh kelompok tani muda.
BACA JUGA : Jangan Salah, DIY Punya Varietas Kopi Sendiri
“Sudah dilakukan penyemaian dan hasilnya bagus. Mudah-mudahan budidaya ini bisa berhasil,” katanya.
Ditambahkannya, program budidaya tidak hanya untuk pengembangan kopi. Ke depannya, di kawasan tersebut juga ditanami tanaman buah seperti durian, alpukat dan manggis.
“Bibitnya sudah siap dan tinggal ditanam. Diharapkan dengan penanaman tanaman buah ini juga sebagai langkah untuk mengurangi potensi terjadinya longsor,” katanya.
Wahyudi berharap budidaya ini tidak hanya untuk mendukung pengembangan objek wisata Embung Batara Sriten, tapi juga sebagai sarana pendongkrak kesejahteraan warga di lingkungan sekitar.
“Mudah-mudahan bisa berhasil dan bermanfaat bagi masyarakat,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

3 Tersangka Suap Eks Kabasarnas Segera Jalani Proses Sidang
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Rute Bus Trans Jogja, dari Prambanan, Adisucipto, Condongcatur, dan Jombor, Jangan Salah Pilih
- Jadwal Keberangkatan Bus Damri Tujuan Jogja-Bandara YIA dan Sekitarnya
- Prakiraan Cuaca, Jumat 22 September 2023, Siang Hari Cerah Menyengat
- Gelar Musda XIII, Ini Tantangan Organda DIY ke Depan
- Top 7 News Harian Jogja Online, Jumat 22 September 2023
Advertisement
Advertisement