Advertisement

Kualitas Lingkungan Menurun, PSLH UGM Rekomendasikan Wisata Berkelanjutan

Anisatul Umah
Rabu, 15 Maret 2023 - 08:37 WIB
Sunartono
Kualitas Lingkungan Menurun, PSLH UGM Rekomendasikan Wisata Berkelanjutan Ilustrasi menanam pohon - JIBI

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) Universitas Gadjah Mada (UGM) menyoroti tentang degradasi lingkungan di sektor pariwisata. Pembangunan sektor wisata didorong untuk tetap memperhatikan aspek keberlanjutan.

Degradasi lingkungan merupakan penurunan kualitas lingkungan diakibatkan oleh kegiatan pembangunan yang dicirikan oleh tidak berfungsi secara baik fungsi-fungsi komponen lingkungan sebagaimana mestinya.

Advertisement

Kepala PSLH UGM, M. Pramono Hadi mengatakan di masa pandemi Covid-19 banyak yang beraktivitas secara daring. Namun khusus untuk sektor wisata tidak bisa dialihkan ke daring. Menurutnya saat orang merindukan Jogja, maka harus datang ke Jogja, tidak cukup hanya menonton lewat YouTube.

BACA JUGA : Tiga Fokus DIY untuk Wujudkan Pariwisata Berkelanjutan

Sehingga harus ada fasilitas dibangun untuk menyambut datangnya wisatawan. Kondisi ini menjadi dilema karena akan berdampak ke degradasi lingkungan.

"Kami bersama teman-teman di bidang lingkungan konsen mengawal. Sehingga pembangunan yang mendukung wisata berkelanjutan tetap bisa dilakukan," paparnya dalam diskusi 'Urun Rembug Manusia dan Lingkungan: Green Investment dalam Pembangunan Wisata Berkelanjutan' melalui YouTube PSLH UGM, Selasa (14/3/2023).

Pemerintah saat ini telah membuka keran investasi lebar-lebar demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Dia berharap pemikiran tentang pembangunan berkelanjutan bisa diimplementasikan.

Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Alue Dohong menyampaikan sektor pariwisata alam menjadi tulang punggung dari ekonomi hijau. Pandemi Covid-19 menurutnya menyadarkan manusia bahwa harus kembali ke alam.

Konsep pembangunan berkelanjutan bertujuan untuk kepentingan manusia. Baik generasi sekarang dan generasi yang akan datang. "Kita sering lupa bahwa pembangunan juga harus ada aspek-aspek keberlanjutan. Keseimbangan ekonomi, sosial, dan lingkungan dengan menghadirkan sustainable tourism," ucapnya.

BACA JUGA : Jumlah Wisatawan Berkunjung ke Sleman Melonjak di Awal

Di Indonesia menurutnya kecenderungannya ke pariwisata massal, sehingga kuantitas tinggi tapi nilainya rendah. Contohnya banyak wisata alam dengan tarif masuk yang murah dampaknya ke peningkatan jumlah sampah. Sementara tarif masuk yang murah tidak bisa merampungkan masalah sampah yang ada.

"Kombinasi mass tourism, dengan alternatif ke medium dan premium supaya ada keseimbangannya. Ada sumber daya alam bagus kalau dorong mass tourism maka dampak ke lingkungan besar."

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Tarik Parkir Rp50.000, Sembilan Jukir Berpakaian Ormas di Jakpus Ditangkap Polisi

News
| Senin, 12 Mei 2025, 23:17 WIB

Advertisement

alt

Penutupan Wisata Taman Nasional Manusela Diperpanjang

Wisata
| Minggu, 11 Mei 2025, 11:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement