Advertisement

Promo November

Merapi Meletus, Bagaimana Dampaknya ke Kunjungan Hotel dan Restoran di Sleman?

Catur Dwi Janati
Kamis, 16 Maret 2023 - 18:27 WIB
Bhekti Suryani
Merapi Meletus, Bagaimana Dampaknya ke Kunjungan Hotel dan Restoran di Sleman? Pengamatan visual BPPTKG menunjukkan guguran awan panas, Rabu (15/3/2023) - Ist BPPTKG

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN– Aktivitas Gunung Merapi yang bergejolak beberapa waktu terakhir diklaim tidak berdampak signifikan pada kegiatan di sektor perhotelan dan restoran di Sleman. Meski begitu, para pelaku di bidang hotel dan restoran diminta memberi edukasi ke para tamu tentang aktivitas Gumung Merapi secara jelas, temasuk soal daerah mana yang masuk radius bahaya dan daerah mana yang aman.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sleman, Joko Paromo menerangkan hingga Kamis (16/3/2023) situasi hotel dan restoran di Sleman terhitung masih kondusif menyusul aktivitas Gunung Merapi yang terjadi beberapa hari ini. Baik okupansi hotel maupun kunjungan restoran di Sleman tidak begitu terdampak atas aktivitas Gunung Merapi. "Dampak untuk hotel dan restoran yang jelas ini tidak begitu signifikan," terangnya.

Advertisement

Masih normalnya kunjungan hotel maupun restoran dinilai Joko dapat tejadi karena letusan yang ditimbulkan tidak berskala luas.  "Terakhir tamu yang dari Surabaya itu juga kegiatan ke Merapi masih normal biasa. Karena radius dari pada letusan itu memang enggak begitu jauh. Arahnya kan kebanyakan ke Magelang kalau enggak salah kemarin infonya," jelasnya.

Kendati demikian Joko tak menampik pada hari pertama guguran awan panas, memang timbul kehebohan. "Hari pertama sempat heboh. Tetapi setelah hari kedua berikutnya, normal. Karena tempat-tempat wisata di daerah Sleman hanya beberapa tempat yang sementara ditutup," kata dia.

Malahan, ada sejumlah tamu yang disebutkan Joko tertarik melihat aktivitas Gunung Merapi, tentu pada jarak aman. "Justru masih banyak yang ke sana dan sekarang kan sudah landai [erupsi Merapi]," ujarnya.

"Itu kan menarik, setelah tiga hari kemudian malah daya tariknya itu malah nampak sekali. Banyak orang penasaran malah lihat situasi ke sana," ungkapnya.

Di sisi lain, untuk menjaga aktivitas hotel dan restoran dapat berjalan, Joko mengimbau para pelaku usaha mengedukasi para tamunya. Edukasi ini seputar penjelasan daerah mana-mana saja yang masih aman dikunjungi maupun daerah mana yang tidak boleh dimasuki karena dalam radius bahaya sesuai rekomendasi dinas terkait.

"Saya sudah menyampaikan ke teman-teman, kalau toh ada seperti itu kita harus waspada saja dan kita tetap kalem. Jangan membikin panik ke yang lainnya. Karena memang dampaknya enggak begitu, enggak usah dilebih-lebihkan saat menyampaikan ke tamu. Cenderung ke realita keadaan yang ada saja kita jelaskan ke tamu," ujarnya.

Joko mencatat memang ada satu dua grup kelompok wisata yang takut pasca-meletusnya guguran panas di Gunung Merapi. Namun grup-grup tadi akhirnya dialihkan aktivitasnya ke lokasi yang tidak terlalu dekat dengan Merapi.

"Cuma yang ketakutan juga ada. Ketakutan karena dia enggak paham tehadap situasi dan kondisi. Itu yang bikin takut," tuturnya.

Edukasi terhadap para tamu dinilai penting di momentum kebangkitan pasca pandemi ini. "Harus kompak, karena ini pariwisata sudah mau bangkit," tegasnya.

Sebelumnya Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo resmi menerbitkan SE No.014/2023 tentang Penghentian Aktivitas Masyarakat di Alur Sungai yang Berhulu di Gunung Merapi. Dalam edaran itu Kustini mengimbau masyarakat dan pelaku usaha agar tidak melakukan kegiatan atau aktivitas apapun di daerah potensi budaya.

BACA JUGA: Tok! Terdakwa Tragedi Kanjuruhan Divonis Bebas

Terutama di alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi. Beberapa di antaranya meliputi sektor barat daya yakni Sungai Krasak dan Bedog sejauh tujuh kilometer, Sungai Boyong sejauh lima kilometer, sektor tenggara Sungai Gendol lima kilometer dadi puncak Gunung Merapi.

Tidak hanya itu Kustini dalam edaran tersebut juga menyampaikan bila BPBD Sleman, Perintah Kapanewon dan Pemerintah Kalurahan di kawasan rawan bencana III Gunung Merapi untuk bersama-sama instansi terkait segera melakukan upaya mitigasi bencana. "Upaya mitigasi bencana dengan melakukan kesiapsiagaan kedaruratan dalam menghadapi ancaman bahaya Erupsi Gunung Merapi yang terjadi saat ini dan memantau aktivitas masyarakat di aliran sungai yang Berhulu di Gunung Merapi sampai situasi aman kembali," terangnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Belasan Terdakwa Pungli Rutan KPK Dituntut hingga Enam Tahun Penjara

News
| Selasa, 26 November 2024, 08:37 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement