Advertisement

Sempat Sepi karena Erupsi, Wisata Jip Merapi Kini Ramai Lagi

Lugas Subarkah
Minggu, 19 Maret 2023 - 15:47 WIB
Arief Junianto
Sempat Sepi karena Erupsi, Wisata Jip Merapi Kini Ramai Lagi Jip wisata di Lereng Merapi, Sleman. - Harian Jogja/Lajeng Padmaratri

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Wisata di lereng Merapi termasuk jip Lava Tour sempat sepi ketika terjadi peningkatan aktivitas erupsi Merapi sepekan lalu. Seiring dengan melandainya aktivitas Merapi, saat ini kondisi wisata sudah mulai pulih.

Ketua Asosiasi Jeep Wisata Lereng Merapi, Dardiri menjelaskan saat terjadi peningkatan aktivitas Merapi pada pekan lalu, jumlah wisatawan jip sempat turun sekitar 40%. “Banyak yang meng-cancel,” ujarnya, Minggu (19/3/2023).

Advertisement

Hal tersebut menurutnya terjadi selain karena kekhawatiran wisatawan, juga beberapa pemberitaan yang melebih-lebihkan bahkan tidak memberikan informasi yang valid atas kejadian yang sebenarnya, sehingga membuat wisatawan takut.

BACA JUGA: Merapi Erupsi, Ini Rute Baru Jip Lava Tour yang Diklaim Aman

Seiring dengan melandainya aktivitas Merapi, jumlah wisatawan menurutnya sudah kembali meningkat di kisaran 6.000-8.000 orang sehari. “Sudah lumayan sekarang daripada setelah hari [erupsi besar], cuma beberapa objek masih ditutup,” katanya.

Demi menjaga keamanan, wisata jip Merapi saat ini masih membatasi rute perjalanan, dengan menghindari beberapa objek yang masih ditutup karena dekat dengan Kawasan Rawan Bencana (KRB). Beberapa objek yang masih ditutup seperti petilasan Mbah Maridjan, bunker Kaliadem dan Bukit Klangon.

Saat ini rute jip Merapi sebatas sampai di Batu Alien, manuver air Kalikuning dan sejumlah lokasi yang berjarak lebih dari 5 Km dari puncak Merapi. “Kalu lebih dari 5 km dari puncak Merapi diperbolehkan, kalau 5 km tidak diperbolehkan,” kata dia.

Di Kali Kuning, karena berpotensi terjadi luapan air akibat lahar hujan, maka selalu dipantau perkembangan cuacanya. Jika terjadi hujan maka lokasi tersebut akan langsung ditutup. “Kami ada yang ditempatkan di sana untuk memantau jika terjadi sesuatu,” ungkapnya.

Selain itu, driver juga dibekali HT untuk saling berkomunikasi. Mereka juga biasanya sudah memahamin tanda-tanda alam jika terjadi erupsi. “Kalau tiba-tiba cuaca panas, rasanya ga enak, sinyal di HT berbunyi ngiiing, kami harus waspada, wisatawan ditarik ke titik aman,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Anies-Muhaimin Hadir di Penetapan KPU, Pakar UGM: Ada Peluang Ikut Koalisi Prabowo

News
| Kamis, 25 April 2024, 11:37 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement