Advertisement
Alumni PBI USD Temukan Serangga Baru
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Dunia sains tidak eksklusif hanya bisa didalami oleh akademisi di bidangnya saja. Alumni Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Sanata Dharma (USD) tahun 2011, Garda Bagus Damastra, membuktikannya dengan menjadi Entomologis Internasional.
BACA JUGA: USD Rayakan Dies Natalis dengan Wayangan
Advertisement
Ketekunan Garda meneliti serangga membuat namanya diabadikan sebagai salah satu serangga hasil temuannya, Phyllium gardabagusi. Ia menceritakan minatnya terhadap satwa, khususnya serangga sudah dimulai dirinya berusia lima tahun.
Orang tua dan kakaknya juga mendukung minat Garda. “Kalau dulu, anak-anak mainan hewan itu dilarang orang tuanya, saya malah didukung penuh sama minat saya ini,” ujarnya yang kini berdomisili di Bali ini, Rabu (19/4/2023).
Keseriusannya mendalami hobi itu hanya bertahan sampai ia menginjak bangku SMP. Saat menempuh pendidikan SMA, awalnya ia ingin melanjutkan kuliah yang sesuai dengan minat masa kecilnya. Namun setelah melalui berbagai pertimbangan, Garda akhirnya memilih Pendidikan Bahasa Inggris USD.
Menariknya, pada masa pertengahan perkuliahan di PBI, Garda kembali menemukan passion-nya di dunia serangga. Ia merasa Tuhan sudah menggariskan apa yang ada di hidupnya secara baik. “Kalau saat itu saya ambil jurusan biologi, mungkin hidup saya malah nggak akan seperti sekarang,”katanya.
Sebagai seorang entomologis, kerja keras dan kesabaran sangat dibutuhkan dalam sebuah penelitian. Garda berkisah tentang proses penemuan spesies baru. Kegiatan Garda yang kerap mengeksplorasi alam dan berkaitan dunia satwa membawanya ke Gunung Argopuro kala itu.
Ia tertarik dengan sebuah spesies serangga yang belum pernah dilihatnya. Serangga yang Ia temukan di Gunung Argopuro ini adalah spesies serangga baru dan belum pernah ditemukan sebelumnya. Namun spesies ini mirip dengan spesies temuan sebelumnya, yaitu Phyllium Hauslohner dan Phyllium Jacobsoni.
Proses dari penemuan sampai dengan rilis jurnal memakan waktu cukup lama. Pandemi juga menjadi penghambat rilisnya jurnal yang Ia buat. Proses untuk merilis jurnal pun sangat rumit. Garda harus mengirimkan spesimen, bahkan telur serangga yang Ia teliti untuk mengetahui daur hidupnya.
Daur hidup tersebut mulai dari telur hingga menetas, dan menjadi serangga dewasa. Ini semua Ia lakukan secara mandiri. “Memakan waktu tiga sampai enam bulan hanya untuk mengetahui proses dari telur sampai menetasnya,” katanya.
Baru-baru ini, Garda kembali mempublikasikan hasil temuannya. Serangga ini bernama Nesiophasma sobesonbaii, yang masih masuk dalam jenis serangga ranting. Satwa ini ditemukan saat ia bekerja sama dengan rekanan di Pulau Timor.
Bersama kawan-kawannya dari Berkeley, US yaitu Frank H. Henneman, Davis Marthin Damaledo, Royce T. Cumming, serta Stephane La Tirant, Garda Bagus meneliti serangga ini. Berbeda dengan penemuan Phyllium Gardabagusi, kali ini Garda Bagus bertindak sebagai author dalam jurnal yang dirilis oleh Faunitaxys, edisi Maret 2023, volume 11.
Garda tetap menyebut hal yang Ia kerjakan sebagai hobi sehingga dirinya tidak mematok target yang harus dicapai. “Kalau hobi jadi pekerjaan, nanti saya jadi punya target dan menjalaninya dengan tekanan. Kalau tetap sebagai hobi, kan saya menjalaninya juga enak, nggak ada tekanan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Komnas Suarakan Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan Pembela HAM
Advertisement
Lima Satwa Berbagai Spesies Lahir di Beberapa Taman Safari di Indonesia
Advertisement
Berita Populer
- Hari Ini Jadwal SIM Keliling Malam Minggu di Sleman City Hall
- Tol Jogja-Solo: Sudah Masuk Aplikasi Travoy, Begini Cara Mengecek Tarif Jalan Tol dari Gerbang Tol Klaten dan Polanharjo
- Warga Bambanglipuro Gagalkan Rencana Tawuran 8 ABG di Bantul
- Bau Busuk di TPST Dikendalikan DLH Sleman Agar Tidak Menganggu Lingkungan
- Menekan Kasus Kekerasan, Pemkab Kulonprogo Membentuk Desa Ramah Perempuan dan Anak
Advertisement
Advertisement