Advertisement

Promo November

USD Rayakan Dies Natalis dengan Wayangan

Rahmat Jiwandono
Selasa, 05 November 2019 - 10:17 WIB
Nina Atmasari
USD Rayakan Dies Natalis dengan Wayangan Rektor USD, Johanes Eka Priyatma (kiri) memberikan wayang kepada Ki Seno Nugroho saat membuka pagelaran wayang kulit di Kampus 3 Sanata Dharma, Maguwoharjo, Depok, Sleman pada Sabtu (2/11/2019) malam. - Harian Jogja/Rahmat Jiwandono

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN - Dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-64, Universitas Sanata Dharma (USD) menggelar pertunjukkan wayang kulit yang dibawakan oleh Dalang Ki Seno Nugroho. Pertunjukkan wayang digelar di kampus III Sanata Dharma pada Sabtu (2/11/2019) malam.

Rektor USD, Johanes Eka Priyatma mengatakan untuk Dies Natalis ke-64 tahun ini pihaknya mengambil tema peran budaya dalam strategi pembangunan bangsa. Salah satu budaya yang menjadi perhatian adalah budaya Jawa.

Advertisement

"Khususnya kesenian wayang kulit," ujarnya, Sabtu (2/11/2019).

Menurut dia, kesenian wayang kulit menjadi sentral karena kesenian tersebut bisa membangun nilai-nilai dan keutamaan masyarakat jawa. Meski begitu, diakuinya peran wayang kulit pada era sekarang mengalami penurunan.

"Tetapi banyak pihak berupaya mempertahankannya," kata dia.

Oleh karena itu, kampus yang ia pimpin mencoba ikut mempertahankan kesenian wayang kulit. Tema yang diangkat pada pagelaran kali ini ialah Pandawa Syukur.

Dies Natalis ke-64 dalam konteks masyarakat Jawa merupakan tumbuk ageng yakni 8x8 windu maka disebut demikian.

Dia berharap USD agar semakin meningkatkan konsolidasi internal agar punya kemampuan diri yang lebih tinggi, berkontribusi lebih baik, dan secara khusus sadar akan peran budaya dalam pendidikan. "Terakhir adalah mengabarkan kontribusi kami dalam membangun negeri ini," jelasnya.

Dalang Ki Seno Nugroho menjelaskan bahwa Pandawa Syukur mengisahkan tentang Pandawa yang sudah mendapatkan negara Amarta. Negara Amarta dalam versi pewayangan yang sudah menjadi baik, tentram, dan gemah ripah loh jinawi.

"Lalu pandawa seperti mengadakan sebuah acara syukuran," ungkapnya.

Ki Seno memboyong sekitar 26 pemain gamelan dan delapan orang sinden. Sedangkan lama waktu ia memainkan wayang sekitar lima sampai enam jam dalam waktu semalam.

Ia menyebut tema yang ia mainkan berkaitan dengan masyarakat tinggal di Indonesia namun masih ada orang-orang yang lupa untuk bersyukur. "Pesannya agar orang-orang Indonesia lebih bersyukur," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Sinergi PLKK untuk Pelayanan Kecelakaan Kerja yang Lebih Cepat

News
| Sabtu, 23 November 2024, 05:57 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement