Penggemar The Beatles di Jogja Berkumpul, Begini Aktivitas Mereka
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Meski The Beatles sudah bubar sejak 1970, penggemar grup band itu masih bertahan sampai hari ini. Banyak penggemar anak-anak muda yang bahkan lahir puluhan tahun setelahnya.
When I find myself in times of trouble. Mother Mary comes to me speaking words of wisdom. Let it be.
Advertisement
Penggalan lirik lagu The Beatles berjudul Let It Be itu jelas menjadi semacam “kalimat sakral” bagi para pencinta The Beatles.
Betapa tidak. Let It Be menjadi salah satu lagu yang ikonik dari grup band asal Inggris tersebut. Begitu pula dengan Pungky Hermawan. Let It Be merupakan lagu The Beatles pertama yang didengarkan Pungky.
Mendengarkan lagu yang ayahnya sering putar memiliki dampak yang cukup panjang. Sebenarnya bukan hanya The Beatles, ayah Pungky Star, panggilan akrabnya, juga memutarkan lagu-lagu lawas lain seperti Scorpion sampai The Doors.
Namun, harmoni dan ketukan musik The Beatles yang paling cocok buatnya. “Lewipi, lewipi,” kata Pungky saat kecil menyebut lirik Let It Be, belum tahu betul cara melafalkan.
Bermula dari ayahnya pula, Risa Afifah atau biasa dipanggil Icha, pertama kali mendengar The Beatles saat sekolah dasar.
Beberapa belas tahun berselang, saat bekerja di The Beatles Pup sebagai waiters, Icha kembali mendengar lagu-lagu masa kecilnya. Dia baru sadar apabila itu lagu milik The Beatles.
“Dari situ tertarik The Beatles dan banyak mengulik. Rata-rata pada ndengerin dan suka The Beatles dari bapaknya,” kata perempuan 28 tahun dan kini bekerja sebagai penyiar radio ini.
Generasi Icha mungkin bisa mendengar lagu-lagu The Beatles dari banyak sumber, bisa Youtube, Spotify, atau MP3.
Berbeda dengan puluhan tahun belakangan, termasuk era 1990-an. Kala itu, Radio Unisi menjadi salah satu yang rutin memutarkan lagu-lagu The Beatles, tepatnya setiap hari Minggu dari pukul 06.00 WIB sampai 08.00 WIB.
Radio yang saat itu berada di depan Stasiun Tugu Jogja (kini Hotel Unisi), menjadi tempat berkumpul para penggemar The Beatles.
Setiap ada sesi pemutaran khusus The Beatles, mereka berkumpul. Keseringan berkumpul ini yang kemudian membuat mereka akrab dan terpikir membentuk Jogja Beatles Community (JBC) pada 29 September 2002.
JBS menjadi wadah tertua pencinta The Beatles yang berbentuk komunitas. Setelah itu, banyak komunitas di daerah lain yang juga terbentuk. Saat ini, hampir di setiap kota ada komunitasnya masing-masing.
“Agenda rutin menggelar acara musik. Kadang kami juga membuat acara amal semisal ada bencana atau lainnya,” kata Pungky Hermawan yang juga merupakan Ketua JBC, saat ditemui di Koenig Cafe, Sleman, Jumat (14/4/2023).
Dalam sebulan, acara musik bisa berlangsung beberapa kali di beberapa tempat. Salah satu yang rutin bernama Friday Beatles.
Acara yang berlangsung Jumat ke-2 setiap bulannya itu menjadi ajang gathering para pencinta The Beatles. Semua yang datang bisa bermain musik atau menyumbangkan lagu. “Siapa saja mau bergabung bebas, syarat utamanya cuma satu, suka The Beatles,” kata laki-laki berusia 40 tahun ini.
Komplet
Meski The Fab Four, julukan dari The Beatles merupakan grup band yang lahir pada 1960, tetapi sampai saat ini masih banyak anak muda yang menggemari. Di samping lagu dan musikalisasi yang dianggap bagus, Pungky juga menganggap bertahannya The Beatles saat ini lantaran banyak penyanyi era sekarang yang cover atau menyanyikan ulang. Salah satunya boyband asal Korea Selatan, BTS. Dampaknya, banyak yang kemudian mencari tahu lagu itu, dan bertemulah The Beatles.
“Dari sisi musiknya, semua genre di The Beatles itu komplit, ada jaz, rock and roll, sampai pop, semua ada. Dengan mendengarkan The Beatles, aku bisa paham banyak genre juga. Dari lain sisi, fesyennya sampai sekarang juga masih dipakai,” kata Icha yang merupakan PIC Event JBC.
“Komunitas [pecinta The Beatles] juga menjadi penjaga [lagu-lagu mereka tetap awet sampai sekarang],” tambah Pungky.
Meski banyak penggemar dari Indonesia, sayangnya The Beatles belum pernah menggelar konser di Tanah Air. Konser terdekat The Beatles berada di Filipina pada 1966. Itu pun sempat terjadi masalah, saat ada miskomunikasi atas undangan makan malam dari Ibu Negara Imelda Marcos, istri dari Presiden Filipina, Ferdinand Marcos yang kala itu menjabat. Lantaran The Beatles tidak menghadiri undangan itu, mereka diusir. Bahkan sampai ada ancaman pembunuhan.
Mungkin itu yang membuat The Beatles lebih berhati-hati apabila hendak menggelar konser di Asia Tenggara. Belum lagi ada masa saat Presiden Soekarno melarang lagu ‘Ngak Ngik Ngok’ yang merujuk pada musik dari Barat.
“Dulu yang nyanyiin atau muterin lagu mirip The Beatles ditangkep, anggota JBS ada yang menjadi saksi mata. Jadi kalau mau ndengerin The Beatles harus janjian satu sama lain, harus sembunyi-sembunyi,” kata Pungky.
Padahal, ada potensi kedekatan The Beatles dengan Indonesia. Apabila rumor ini benar, salah satu grup band yang menjadi inspirasi The Beatles berasal dari Indonesia. Dia bernama The Tielman Brothers.
Secara tahun, Tilman Brother lahir lebih dulu dari The Beatles. Namun masih banyak perdebatan terkait benar tidaknya kabar ini.
Terlepas dari semua cerita itu, terlepas dari belum pernahnya The Beatles ke Indonesia, JBC bisa menjadi ruang bagi kehadiran ruh dan semangat The Beatles.
Melalui lagu-lagu The Beatles, tidak jarang pendengar merasakan nikmatnya sebuah karya. Tidak jarang juga, mendengarkan lagu menjadi cara orang bisa keluar dari masalahnya.
Seperti lirik Let It Be, “And in my hour of darkness she is standing right in front of me. Speaking words of wisdom. Let it be.”
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Terbaru KRL Solo-Jogja Minggu 24 November 2024: Berangkat dari Palur Jebres, Stasiun Balapan dan Purwosari
- Jadwal Terbaru KA Bandara YIA Xpress Minggu 24 November 2024
- Jadwal Terbaru KRL Jogja-Solo Minggu 24 November 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo
- Jadwal Terbaru Kereta Bandara YIA dari Stasiun Tugu Minggu 24 November 2024, Harga Tiket Rp20 Ribu
- Jadwal SIM Keliling Sleman Pekan Terakhir Bulan November 2024
Advertisement
Advertisement