Advertisement
BPO DIY Latih Pemuda di Kantong Kemiskinan Tentang Pemasaran Online

Advertisement
JOGJA—Balai Pemuda dan Olahraga (BPO) DIY melatih 30 kelompok pemuda tentang pemasaran online. Pelatihan dengan sasaran utama pemuda di kantong kemiskinan, tahun ini fokus di Kabupaten Gunungkidul. Sebanyak 15 kelompok berasal dari Saptosari, dan 15 sisanya berasal dari Playen.
Menurut Kepala Seksi Pemuda BPO DIY, Rini Admiwati, pelatihan pemasaran online dalam konteks kewirausahaan pada pemuda di kantong kemiskinan merupakan kegiatan prioritas Pemda DIY sesuai dengan surat edaran 401/0161 tanggal 5 Januari 2022. Program ini sebagai upaya memberantas kemiskinan di 15 titik lokus yang tersebar di Gunungkidul, Kulonprogo, Bantul, dan Sleman.
Advertisement
“Keseriusan pemerintah ini sebagai upaya mengembangkan daerah dengan kewirausahaan pemuda, yang menjadi salah satu domain angka dalam indeks pembangunan pemuda. Harapannya ke depan peluang dan kesempatan kerja semakin terbuka,” kata Rini dalam pembukaan pelatihan pemasaran online secara daring, Senin (15/5/2023).
Dengan berbagai materi yang ada, peserta bisa semakin mengembangkan usaha, dengan tujuan akhir meningkatkan omzet. Terlebih saat sini tantangan menjadi wirausaha semakin tinggi. Perlu kesiapan dalam hal keterampilan dan pengetahuan agar bisa bertahan. Perlu adanya penyesuaian usaha, salah satunya dengan pemasaran online.
“Semoga setelah pelatihan, ada kenaikan omzet, berkurangnya pengangguran, serta penyerapan tenaga kerja juga akan semakin meningkat,” katanya.
Selama rangkaian pelatihan dari Senin sampai Jumat, atau 15 sampai 19 Mei 2023, akan ada banyak materi. Beberapanya seperti strategi pemasaran online marketplace, pemasaran dan strategi menarik konsumen online, pengenalan media sosial, aplikasi pendukung marketplace, sampai strategi copywriting. Tidak hanya berbentuk materi, adapula praktik dan evaluasi.
Adapun pemateri berasal akademisi, praktisi, sampai pemangku kebijakan. Mulai dari pegawai Dinas Koperasi dan UKM DIY, Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DIY, akademisi Amikom Yogyakarta, Mbizmarket DIY, sampai Himpunan Pengusaha Muda Indonesia. Sebagai pelaku di lapangan, mereka akan memberikan gambaran sesuai dengan keahliannya.
Ade Kurniawan dari Mbizmarket DIY bercerita banyak tentang kebijakan pemerintah yang sekarang banyak menggunakan produk usaha kecil menengah (UKM), baik untuk kegiatan internal atau program lainnya. Sehingga belanja harus di dalam negeri dan membantu perekonomian warganya. Ini menjadi potensi yang besar melihat kebutuhan pemerintah juga banyak dalam berbagai sektor.
Mbizmarket menjadi rekanan pemerintah yang mengurus marketplace sebagai wadah UKM menjajakan dagangannya. Sehingga transaksi kebutuhan pemerintah dan penyedia produk dari UKM akan bertemu di situ. Sejauh ini, Mbizmarket sudah mencangkup 31 provinsi dan 165 kabupaten kota.
“Silakan masuk ke Mbizmarket, meski belum punya toko bisa masuk juga. Di sini, tidak usah lagi cari-cari konsumen, segmennya sudah jelas,” kata Ade. “Untuk di DIY, pemerintah daerah banyak belanja rutin seperti makan dan minum untuk rapat.”
Di samping materi dari Ade, masih banyak materi dari para ahli yang bisa peserta serap manfaatnya. Untuk semakin mendorong usaha peserta pelatihan, setiap kelompok mendapat bantuan satu laptop.
Tahun ini, pelatihan dengan sasaran pemuda di wilayah kantor kemiskinan merupakan satu dari tiga segmen pemuda yang disasar. Ada target pemuda mandiri yang sudah punya usaha spesifik. Adapula pelatihan pemuda dari penjaringan pokok pikiran dewan yang menyasar 687 pemuda. (BC)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Perang Rusia vs Ukraina: Miris, Jumlah Korban Lampaui 9 Tahun Perang Uni Soviet vs Afghanistan
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Ini Kisah Anak Muda, Punya Rumah di Jogja Seperti Jodoh, Kadang Sulit Dicari
- Komentar Jokowi Setelah Jajal Telur Krispi Kopi Klotok: Enak Sekali
- Jokowi Sarapan di Kopi Klotok, Warganet Berkelakar kok Enggak Antre
- Hari Sepeda Sedunia, Jogja Dulu Punya Sego Segawe yang Kini Tak Ada Lagi Kabarnya
- BPPD dan GIPI Promosikan Wisata Sehat agar Wisatawan Tinggal Lebih Lama
Advertisement
Advertisement