Advertisement

Promo November

Komunitas Kretek di Jogja Melawan Hari Tanpa Tembakau dengan Turnamen Bulutangkis

Sunartono
Rabu, 31 Mei 2023 - 03:17 WIB
Sunartono
Komunitas Kretek di Jogja Melawan Hari Tanpa Tembakau dengan Turnamen Bulutangkis Turnamen Bulutangkis melalui Kretek Cup yang digelar sejak Selasa (30/5/2023) hingga Rabu (31/5/2023). - Istimewa.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Tepat 31 Mei diperingati sebagai Hari Tanpa Tembakau. Gerakan ini menyerukan para perokok agar berpuasa tidak merokok selama 24 jam serentak di seluruh dunia. Meski demikian Gerakan ini mendapatkan perlawanan dari Komunitas Kretek bersama Komite Pelestarian Nasional Kretek (KNPK).

Komunitas Kretek melakukan perlawanan dengan cara unik, yaitu menggelar turnamen Bulutangkis melalui Kretek Cup yang digelar sejak Selasa (30/5/2023) hingga Rabu (31/5/2023). Kompetisi ini digelar di salah satu lapangan Bulutangkis indoor kawasan Depok, Sleman Pesertanya diikui berbagai komunitas yang mendukung terhadap perlawanan gerakan tanpa tembakau.

Advertisement

BACA JUGA : Pemerintah Akan Merevisi PP Tembakau, Perlukah?

“Turnamen Bulutangkis ini sebagai bentuk perlawanan kami terhadap hari anti tembakau yang kami menilai ini paradoks,” kata Juru Bicara Komunitas Kretek Siti Fatona dalam keterangannya kepada media, Selasa.

Siti mengatakan perlawanan terhadap Hari Anti Tembakau sengaja dipilih dengan kegiatan olahraga. Hal ini menurutnya untuk melawan narasi yang selama ini perokok dianggap tidak sehat. Karena faktanya banyak perokok yang juga tetap beraktivitas olahraga seperti masyarakat lain yang tidak merokok.

“Kami mengkritik narasi yang selama ini dibangun bahwa perokok itu tidak sehat, tidak kuat berolahraga, ini menurut kami narasi yang kurang tepat. Faktanya komunitas kretek selalu menggelar kegiatan olahraga sepekan dua kali,” katanya.

Pemerintah tidak bisa menutup mata bahwa cukai tembakau memberikan sumbangan terhadap negara sebesar 200 triliun lebih. Tren penerimaan negara dari cukai hasil tembakau selalu meningkat dan bahkan melampaui target dari tahun ke tahun. Ia menilai Gerakan anti tembakau sangat memungkinkan didukung kepentingan asing. "Pemerintah harus jujur bahwa cukai hasil tembakau berkali-kali menyelamatkan negara bahkan di saat pandemi sekalipun," katanya.

Juru Bicara Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK) Moddie Alvianto Wicaksono menilai pihak yang merayakan hari tanpa tembakau seperti anti kehidupan. Selain itu menurutnya aneh, tembakau yang selama ini sudah turun temurun sejak lama dari kalangan petani namun justru dilawan dengan dirayakan melalui hari anti tembakau.

"Ada enam juta masyarakat Indonesia berkecimpung di industri hasil tembakau. Mulai dari petani tembakau, pembuat keranjang, perajang daun tembakau hingga buruh melinting. Dengan menanam tembakau, mereka bisa memaknai kehidupan yang lebih baik,” ujarnya.

Ia khawatir adanya perayaan hari tanpa tembakau sama saja mengingkari realitas bahwa tembakau tidak memiliki manfaat untuk kehidupan. Apalagi ada dorongan bahwa tembakau layak disamakan dengan narkotika karena mengandung zat adiktif.

"Adanya gagasan atau usulan untuk menyamakan tembakau dengan narkoba adalah gagasan di luar nalar manusia. Bagaimana ceritanya tembakau adalah produk legal disamakan dengan narkoba yang jelas produk ilegal," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kementerian Perhubungan Mulai Mengecek Kelaikan Penerbangan Menjelang Natal dan Tahun Baru

News
| Selasa, 26 November 2024, 06:07 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement