Cagar Budaya Jadi Andalan Pengembangan Pariwisata Jogja
Advertisement
JOGJA—Tiga kawasan cagar budaya yang didorong untuk dikembangkan menjadi sektor pariwisata yakni Kotabaru, Pakualaman, dan Kotagede. Pembangunan dan penataan kawasan pada tiga kawasan cagar budaya tersebut sudah dilakukan.
Kotabaru menjadi proyek pertama arah pengembangan pariwisata Jogja, sedangkan Pakualaman dimulai dengan revitalisasi Pasar Sentul dan Kotagede dengan pengembangan Embung Giwangan. Pasar Sentul dan Embung Giwangan yang sudah mulai
dibangun tersebut diharapkan dapat mengungkit kawasan cagar budaya di Pakualaman dan Kotagede.
Advertisement
“Kami memilih mengembangkan sektor pariwisata dengan strategi pengembangan cagar budaya, karena itu menjadi potensi Kota Jogja dengan nilai-nilai sejarahnya. Pengembangan kawasan cagar budaya untuk pariwisata ini sekaligus usaha untuk melindunginilai-nilai budaya yang ada di kawasan tersebut, baik nilai budaya tak benda dan benda,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Jogja, Aman Yuriadijaya saat ditemui, Selasa (6/6/2023).
Selain itu, pengembangan kawasan cagar budaya untuk pariwisata ini juga bertujuan memecah kunjungan wisatawan di Kawasan Tugu, Malioboro, dan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Standardisasi Pelaku Wisata
Usaha mengembangkan pariwisata dengan keunggulan kawasan cagar budaya, menurut Aman, juga dilakukan dengan peningkatan layanan dan standardisasi pelaku wisata. “Kunci sektor pariwisata sukses adalah layanan pelaku pariwisata yang maksimal untuk wisatawan, sehingga arah pengembangan pariwisata ini berjalan lancar,” ujar Aman.
Peningkatan standardisasi ini dilakukan dengan program pelatihan yang dilakukan Dinas Pariwisata Kota Jogja. “Program pelatihan ini meliputi pemasaran, manajemen, hingga kelembagaan pelaku wisata,” katanya.
Berkaca dari kunjungan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno ke Kampung Wisata Purbayan beberapa waktu lalu, Aman menyatakan standardisasi pelaku wisata semakin urgen dilakukan. “Menteri Pariwisata menyatakan standardisasi ini penting untuk segera ditingkatkan, termasuk standar akses menuju lokasi wisata, paket wisata, dan fasilitas pendukung lainnya,” katanya.
Khusus untuk Kotabaru, Aman menyatakan kawasan ini sudah ditata, termasuk standardisasi pelaku pariwisata. Menurut Aman, pengembangan Kotabaru didasari pada empat aspek, yaitu segmentasi premium, aktivitas malam hari, memanfaatkan fasad cagar budaya, dan pemandangan taman. “Empat aspek ini sudah didukung dengan layanan yang terstandardisasi dan akan terus dimaksimalkan,” katanya.
Sebagai penyokong utama pariwisata di Kota Jogja, sektor kebudayaan menyumbang peran penting. Oleh karena itu, Dinas Kebudayaan
(Disbud) Kota Jogja terus berupaya menghadirkan berbagai sajian kebudayaan dengan tujuan pelestarian sekaligus memperkenalkannya sebagai daya tarik wisata di Kota Jogja.
Kepala Disbud Kota Jogja, Yetti Martanti mengatakan jajarannya berupaya menjaga eksistensi dan kelestarian kebudayaan Kota Jogja melalui berbagai program kegiatan. Program tersebut dikemas dengan berbagai inovasi. “Pembinaan dan pengembangan kebudayaan dilakukan melalui berbagai program strategis yang dikemas secara inovatif dan kekinian sehingga dapat menjangkau seluruh elemen masyarakat, khususnya generasi muda,” katanya, Selasa.
Kepala Sub Bagian Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan Disbud Kota Jogja, Lestari Asih menyampaikan program yang dikembangkan Disbud Kota Jogja selama ini dilakukan dalam upaya pengembangan dan pelestarian kebudayaan antara lain pengembangan
kawasan cagar budaya, pelestarian bangunan heritage, dan penyelenggaraan kegiatan seni budaya. “Program kegiatan Disbud Kota Jogja untuk pengembangan dan pelestarian kebudayaan,” katanya.
Dalam upaya menjaga kelestarian kebudayaan Kota Jogja yang beragam, Disbud Kota Jogja menggelar beragam event kebudayaan yang dikemas dengan disesuaikan dengan perkembangan zaman, sehingga kebudayaan tersebut dapat dinikmati oleh lintas generasi.
Dalam upaya memperkenalkan kebudayaan Kota Jogja kepada masyarakat luas, Disbud Kota Jogja mengemas kebudayaan tersebut dalam berbagai event rutin bertaraf nasional. “Event tersebut antara lain Jogja Cross Culture, Ruang Masyarakat Ketemu (Rumaket), Festival Jogja Kota, Sekar Rinonce, Festival Sastra Yogyakarta, Festival Sendratari, Festival Langen Carita, Festival Teater, Festival Kethoprak, dan Festival Karawitan,” katanya. (ADV)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Bawaslu Bakal Terapkan Teknologi Pengawasan Pemungutan Suara di Pilkada 2024
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Jelang Pilkada 2024, Dinas Kominfo Gunungkidul Tambah Bandwidth Internet di 144 Kalurahan
- Angka Kemiskinan Sleman Turun Tipis Tahun 2024
- Perluasan RSUD Panembahan Senopati Bantul Tinggal Menunggu Izin Gubernur
- Gunungkidul City Run & Walk 2024: Olahraga, Pariwisata, dan Kebanggaan Daerah
- Resmi Diluncurkan, 2 Bus Listrik Baru Trans Jogja Bertahan hingga 300 Km Sekali Isi Daya
Advertisement
Advertisement