Advertisement

Eliminasi TB, Dinas Kesehatan Gulirkan Sikat TB

Media Digital
Jum'at, 09 Juni 2023 - 06:07 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Eliminasi TB, Dinas Kesehatan Gulirkan Sikat TB Kepala Dinkes Sleman, Cahya Purnama memaparkan materi dalam kegiatan Workshop Sikat TB di Kalurahan Tamanmartani, Kalasan, Kamis (8/6/2023) - Ist

Advertisement

SLEMAN—Sebagai salah satu upaya percepatan eliminasi tuberkulosis (TBC) di 2030, Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman mulai menyelengarakan Workshop Sikat TB di Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan.

Kepala Dinkes Sleman, Cahya Purnama menerangkan program Sleman Sigap Kendalikan dan Atasi Tuberkulosis atau Sikat TB merupakan strategi untuk menemukan kasus TBC secara standar dengan kolaboratif bersama berbagai organisasi perangkat daerah (OPD). Selama dua tahun, program ini diharapkan dapat menjangkau seluruh kalurahan di Sleman.

Advertisement

"Sikat TB mulai digulirkan Juni. Awalnya kami sudah berproses sampai akhirnya bisa menggelar pelatihan ini dan mudah-mudahan ke depan semua kalurahan di Sleman bisa disasar," katanya saat ditemui, Kamis (8/6/2023).

Secara teknis, Program Sikat TB menggunakan strategi untuk mencari kontak investigasi TB pada keluarga miskin. Upaya ini bekerja sama dengan tim pendamping sosial kalurahan yang ada di masing-masing padukuhan.

"Kami juga bekerja sama dengan kader kesehatan yang telah dilatih mengenali tuberkulosis, mengenali kontak atau kontak erat tuberkulosis dan kemudian melaporkannya," katanya.

Para kader akan dilatih tentang tuberkulosis, temasuk tata cara bila mereka menemukan investigasi kontak TB di lapangan. Program ini juga menggandeng zero TB untuk pemeriksaannya. Metode yang digunakan yakni memakai active case finding. Terduga tuberkulosis menjalani pemeriksaan rontgen dan tes cepat molekuler sehingga secara cepat bisa diketahui ada tidaknya TB pada terduga. "Jadi, kami jemput bola dengan mendatangi sasaran, sehingga mudah-mudahan akan terjaring [pasien] tuberkulosis," katanya.

Program Sikat TB ini diharapkanmembantu masyarakat Sleman dari ancaman penyakit TB. Pasalnya, penyakit ini bisa mematikan bila tidak diobati. Di sisi lain, gerakan ini diharapkan dapat membantu pengentasan kemiskinan. "Dengan penerapan atau implementasi dari Sikat TB ini masyarakat bisa lebih berdaya. Jika di usia produktif mereka terkena TB, otomatis akan mengganggu pekerjaan. Kalau sudah tertangani, harapannya mereka kembali produktif," katanya.

Jangan Takut

Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P) Dinkes Sleman, Khamidah Yuliati mengatakan masyarakat tidak perlu
takut apalagi mendapatkan stigma saat mengidap TB. Menurutnya, TB atau TBC dapat disembuhkan dengan pengobatan yang benar.

Sementara, Pengelola Program TBC Dinkes Sleman, Bagus Hadi Sulistyo menerangkan hingga saat di Sleman ada 885 kasus TBC. Padahal, estimasi kasus di Sleman pada 2023 ini ada sekitar 3.809 kasus. Target penemuan kasus tahun ini di angka 3.508, sementara hingga Juni baru 885 kasus TBC yang ditemukan. (Adv) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Sekretariat Negara Terbitkan Kebijakan Baru Perjalanan Dinas Luar Negeri

News
| Kamis, 26 Desember 2024, 16:07 WIB

Advertisement

alt

Waterboom Jogja Kebanjiran Pengunjung di Libur Natal, Wahana Baru Jadi Daya Tarik

Wisata
| Selasa, 24 Desember 2024, 16:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement