Kisah Peternak Sleman Merawat Sapi Black Boss hingga Terpilih Jadi Hewan Kurban Presiden Jokowi
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Sapi jenis Angus berat 1 ton milik warga Kutu Tegal, kalurahan Sinduadi, Mlati, Sleman, terpilih menjadi salah satu sapi untuk kurban Presiden Joko Widodo dalam Idul Adha 2023 besok.
Sapi hitam legam tanpa tanduk itu diberi nama Black Boss. Dipelihara sejak tiga tahun terakhir oleh Muhammad Badar Kurniawan, 35, Black Boss yang kini berusia 3,5 tahun ini berkembang pesat dari yang awalnya 280 kg hingga sekarang sudah 1 ton 30 kg.
Advertisement
Black Boss ditempatkan di sebuah kandang tua bersama tiga sapi lainnya berjenis Simental dan Limosin. Merupakan yang terbesar dari keempat sapi milik Badar ini. Black Boss menghabiskan makan 2%-3% dari berat tubuhnya, atau 20 kg-30 kg sehari.
“Untuk makan dua kali sehari, kami kasih konsentrat ampas tahu, kulit kedelai limbah tempe, silase. Kami pakai metodenya kering, jadi makan tersebut kami campur jadi satu langsung kami kasihkan. Kemudian untuk minumnya kami sediakan tersedia setiap saat,” ujar Badar, Kamis (22/6/2023).
BACA JUGA : Dua Ekor Sapi Kurban Presiden Jokowi Dibeli dari Peternak
Ia menceritakan Black Boss pertama kali ia beli dari temannya di Gunungkidul, ketika sapi itu masih berumur 6 bulan. Ia memberi nama Black Boss karena warnanya yang hitam dan agar dapat terus bertambah besar seperti bos. “Alhamdulillah tercapai. Saya juga target, cita-cita ya itu tadi bisa cetak sapi sampai full seberapa, ya Alhamdulillah jadi ini,” katanya.
Ia mengungkapkan istimewa untuk Black Boss. Meski demikian, memelihara sapi sebesar itu memang diperlukan treatment khusus. “Tantangannya lebih besar daripada pelihara sapi yang untuk bobot di bawah satu ton,” kata dia.
Untuk sapi dengan bobot sebesar itu, harus diperhatikan betul perawatan kakinya. Karena jika kakinya tidak kuat, maka tidak akan bisa menyangga badan sapi. Ia mencontohkan untuk merawat kaki ia beberapa kali membaluri jahe bagian pahanya.
Walau memiliki badan yang besar, Black Boss selama ini belum pernah mengamuk. Jika dipelihara dengan benar, maka sapi dan pemiliknya akan memiliki ikatan batin. Ia pun juga sedih harus melepas Black Boss untuk kurban.
“Ya kalau berpisah pasti sedih ya, karena kita sudah merawat tiga tahun itu pasti ada ikatannya lah seperti itu. Cuma karena, ya Alhamdulillah sapi itu masih bisa dikurbankan jadi ya hitungnya lebih bisa dimuliakan,” ungkapnya.
Memelihara sapi merupakan hobi Badar yang diturunkan dari ayahnya. Ia mulai memelihara sapinya sendiri sejak 2018. Selama memelihara Black Boss, ia juga menghadapi berbagai godaan untuk menjual sapinya itu saat belum sebesar sekarang.
BACA JUGA : 8 Ekor Sapi Dari Bantul Diusulkan Jadi Hewan Kurban
“Pasti kan banyak godaannya, untuk udah kelihatan bagus, bisa potensi gede, pasti orang juga banyak yang mengincar untuk nawar, tapi saya bertahan untuk kemareman saya sendiri. Jadi saya kepingin punya sapi di kandang saya lebih dari satu ton,” kata dia.
PMK dan LSD
Tantangan memelihara sapi tersebut juga datang dari sisi kesehatan. Dalam dua tahun terakhir merebak wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan Lumpy Skin Disease (LSD). Sempat ada sapinya yang terjangkit LSD, Badar berhasil menanggulanginya dengan baik hingga sapi tersebut sehat kembali.
Ia mengakui LSD memang lebih mudah penyebarannya dibanding PMK. Dengan lalat sebagai vector, LSD dapat menyebar dalam radius jarak kandang 5 kilometer. Sementara PMK hanya bisa disebarkan dengan adanya interaksi sapi atau manusia.
Pada kasusnya, LSD di salah satu sapinya sudah terdeteksi sedini mungkin, saat timbul benjolan-benjolan kecil. “Saya waktu mulai terlihat bentol-bentol kecil itu saya laporkan, sorenya disuntik, tiga hari kemudian hilang. Biasanya kalau sampai benjol besar akan pecah, merusak daging,” katanya.
Selain itu, vaksin LSD di Kabupaten Sleman juga masih sangat terbatas sehingga perlindungan dari penyakit tersebut belum maksimal. Meski demikian, Black Boss sudah dites di laboratorium dan dipastikan bebas dari PMK dan LSD.
Kurban Jokowi
Black Boss terpilih untuk dijadikan salah satu sapi kurban Presiden Joko Widodo mengalahkan tujuh nominasi lainnya. Ia menceritakan awalnya ia ditawari oleh dokter Puskeswan Sleman untuk dijadikan calon sapi presiden, pada awal Mei lalu.
“Puskeswan Sleman lalu laporan ke dinas di Provinsi. Kemudian dari BBVet Wates datang ke sini untuk mengambil sample-nya. sepekan kemudian uji sampel keluar dan dinyatakan sehat. Dinas Provinsi lalu menindaklanjuti untuk laporan ke pusat,” katanya.
Kepastian untuk terpilihnya Black Boss ia dapat sekitar sepekan yang lalu. Sapi tersebut dibeli seharga Rp107,5 juta dan akan disembelih di Tepus, Gunungkidul. Setelah dipastikan terpilih, Badar pun semakin memperhatikan perawatan Black Boss.
“Yang pasti kami rawat seperti biasanya, kami jaga kesehatannya. Jadi ya untuk dari sebelumnya, porsinya sudah beda, dari porsi makannya, kemudian juga kesehatan, kebersihannya, kami jaga sampai nanti saatnya dikurbankan,” ungkapnya.
Sapi dari Sleman
Selain Black Boss, di Sleman ada satu lagi sapi yang akan menjadi kurban Presiden Joko Widodo, yakni sapi jenis PO milik Tri Purwanto, warga Pakem. Berbeda dengan Black Boss, sapi berbobot 850 kg akan disembelih di Istana Negara.
BACA JUGA : Sapi Batal Dibeli Jokowi, Peternak Karanganyar Bakal Tuntut
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, mengaku bangga terhadap peternak Sleman, sebab sapi asal wilayahnya tersebut menjadi pilihan Presiden RI dalam kurban Idul Adha nanti. "Saya turut bangga dan mengapresiasi atas pencapaian yang dilakukan peternak dalam memajukan sektor peternakan yang ada di Kabupaten Sleman,” ujarnya.
Dengan adanya pencapaian tersebut, ia berharap sektor peternakan di Kabupaten Sleman akan menjadi lebih maju dan menjadi salah satu rekomendasi pilihan skala nasional dalam bidang peternakan. "Hampir tiap tahun sapi dari Sleman terpilih jadi hewan kurban Presiden. Tentunya ini menjadi motivasi positif di bidang peternakan kita agar bisa lebih dikenal,” katanya.
Ia bersama Tim Penanggulangan Inflasi Daerah (TPID) telah memantau ketersediaan dan harga hewan ternak di Pasar Ambarketawang, Gamping. Kustini mengaku optimistis ketersediaan hewan kurban di Sleman akan tercukupi karena mendatangkan sapi dari luar daerah, terutama Bali.
Kustinimengimbau kepada masyarakat terutama takmir masjid di momentum kurban tahun ini untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. "Pembagian daging bisa gunakanan wadah lain seperti besek, Kreneng atau daun. Kemudian limbah juga mohon jangan dibuang di sungai karena mencemari lingkungan. Lebih baik buat jugangan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Bawaslu Minta Seluruh Paslon Fokus Menyampaikan Program saat Kampanye Akbar
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- 20 Bidang Tanah Wakaf dan Masjid Kulonprogo Terdampak Tol Jogja-YIA
- Jelang Pilkada 2024, Dinas Kominfo Gunungkidul Tambah Bandwidth Internet di 144 Kalurahan
- Angka Kemiskinan Sleman Turun Tipis Tahun 2024
- Perluasan RSUD Panembahan Senopati Bantul Tinggal Menunggu Izin Gubernur
- Gunungkidul City Run & Walk 2024: Olahraga, Pariwisata, dan Kebanggaan Daerah
Advertisement
Advertisement