Advertisement
39.533 Peserta UM-UGM Bersaing Memperebutkan 3.392 Kursi

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Puluhan ribu peserta mengikuti Ujian Masuk Computer Based Test (UM-CBT) UGM. Mereka bersaing secara ketat untuk mendapatkan jatah kursi yang tersisa.
Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran UGM, Wening Udasmoro menuturkan UM-CBT UGM 2023 menjadi sesi terakhir untuk masuk kampus UGM setelah serangkaian ujian yang digelar sebelumnya. Jumlah total peserta UM-CBT UGM tahun ini mencapai 39.533 peserta.
Advertisement
BACA JUGA : 39.543 Peserta Akan Ikuti UM-CBT UGM di 6 Kota
Pendaftar di kelompok ujian saintek mencapai 25.192 peserta. Di kelompok ujian soshum ada 13.225 peserta yang mengikuti UM-CBT UGM kali ini. Sementara sisanya mendaftar di kelompok ujian campuran sebanyak 1116 peserta.
"Terkait dengan gender ini menarik, karena laki-laki 15.446 peserta. Sedangkan perempuannya 24.087. Jadi selisihnya lebih dari 9000-an lebih," terangnya pada Sabtu (1/7/2023).
Sebanyak 39.533 peserta akan bersaing memperebutkan 3.392 kuota UGM yang tersisa. Total daya tampung UGM diluar program IUP mencapai 9.302 orang. Sementara peserta yang telah diterima melalui di Jalur SNBP mencapai 2.778 orang. Kemudian peserta yang telah diterima melalui Jalur SNBT ada sebanyak 2.886 orang. Lalu di Jalur PBU ada 246 orang yang telah diterima. Sementara sisanya, kini tengah diperebutkan puluhan ribu peserta yang melaksanakan ujian melalui UM-CBT saat ini.
Tahun ini pelaksanaan UM-CBT UGM digelar di enam daerah. Di Jawa, UM-CBT UGM digelar di Jogjakarta dan Jakarta. Sementara untuk di luar Jawa, tes UM-CBT UGM digelar di Pekanbaru, Medan, Makassar dan Balikpapan.
"Tujuannya agar terjangkau oleh mereka-mereka yang berada di luar Jawa. Karena sangat berat bagi teman-teman yang misalnya tinggal di wilayah Indonesia timur, di Kalimantan dan lain sebagainya untuk melakukan perjalanan sampai ke Jogja. Maka kami yang kesana," katanya.
Dalam pelaksanaannya, UM-CBT UGM juga menerima peserta tes difabel. Tercatat ada satu peserta tuna netra yang selanjutnya difasilitasi screen reader. Satu peserta low vision yang juga difasilitasi screen reader. Empat peserta tuna daksa ditempatkan di ruang yang lebih luas dan memiliki lift. Juga ada enam orang peserta tuna rungu.
BACA JUGA : Ditutup Besok, Cek Syarat dan Link Pendaftaran Ujian
"Semua kita fasilitasi dengan fasilitas yang membuat mereka lebih mudah di dalam mengakses tes-tes dan proses di dalam UM-CBT ini," ujarnya.
Direktur pendidikan dan pengajaran UGM, Gandes Retno Rahayu menerangkan setiap peserta yang akan memasuki ruangan tes akan diperiksa melalui metal detector. Petugas juga akan memastikan identitas dengan peserta yang datang. Pengecekan identitas ini bahkan dilakukan dua kali, baik di dalam dan luar ruangan.
"Sebelum masuk itu ada pengecekan dengan metal detector, dengan menunjukan identitas yang asli. Nanti setelah mereka masuk kemudian sudah tenang, kami akan cross-check sekali lagi dengan data yang dia pakai untuk mendaftar dengan elektronik file yang kamipunya untuk kita cocokan," tegasnya.
Selain itu satu petugas khusus IT disiagakan untuk memantau para peserta. Sementara satu pengawas juga ditempatkan dalam ruangan untuk mengawasi gerak-gerik perserta saat tes. "Karena memakai komputer jadi ada satu petugas khusus IT yang mendampingi 20 orang dan kemudian ada satu pengawas untuk 25 peserta. Jadi ada yang khusus mengawasi tentang IT ada yang mengawasi ujian secara umum," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Polisi Tangkap Sejumlah Orang Mengaku Wartawan yang Memeras Warga
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Tidak Dapat Murid Baru, 10 SD di Gunungkidul Tak Langsung Ditutup
- Operasi Patuh Progo di Jogja Segera Dimulai, Ini Sasaran Pelanggaran yang Ditindak
- Baru Diluncurkan, Koperasi Desa Merah Putih Sinduadi Dapat Ratusan Pesanan Sembako
- DIY Bakal Bentuk Sekber Penyelenggara Haji-Umroh, Upayakan Direct Flight dari Jogja ke Makkah
- Sasar 2 Terminal di Gunungkidul, Kegiatan Jumat Bersih Jangan Hanya Seremonial Semata
Advertisement
Advertisement