Kader Posyandu di DIY Diperkuat untuk Menekan Kasus Stunting
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Dinas Kesehatan DIY memperkuat peran kader Posyandu di lima kabupaten/kota untuk menyosialisasikan pola hidup sehat kepada masyarakat untuk menekan angka stunting di provinsi ini.
"Kader Posyandu memiliki peran penting menjangkau masyarakat di desa sehingga kecakapan mereka akan kami perkuat," kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes DIY Endang Pamungkasiwi di Jogja, Senin (10/7/2023).
Advertisement
Menurut Endang, dari total 5.375 Posyandu di DIY masing-masing memiliki lima orang kader yang bertugas mempromosikan kesehatan.
Para kader yang dibentuk di masing-masing desa, kata dia, harus memiliki sejumlah kompetensi, mulai dari edukasi ASI Eksklusif dan makanan pendamping ASI kaya protein hewani sesuai umur balita, hingga kemampuan menerapkan komunikasi antarpribadi. "Mereka berperan memantau tumbuh kembang anak di Posyandu, serta mendampingi keluarga berisiko stunting," kata dia.
Untuk mempercepat penurunan stunting nasional, kata dia, Kementerian Kesehatan sedang melakukan upaya transformasi kesehatan dengan menyiapkan penguatan pelayanan primer.
"Mulai dari Posyandunya. kemudian di tingkat desa nanti akan dibuat semacam Puskesmas pembantu [Pustu] untuk pendekatan askes pelayanan kesehatan, baru kemudian ke Puskesmas," kata dia.
BACA JUGA: Belasan Jukir Ilegal Diamankan Petugas di Seputaran Malioboro, Sanksi Ini Menanti
Selain kader Posyandu, menurut dia, seluruh desa di DIY telah memiliki Tim Percepatan Pengurangan Stunting (TPPS) yang bertugas melakukan intervensi kesehatan dan non-kesehatan, antara lain terkait pemberian makanan tambahan, pemberian tablet atau multivitamin, serta pelayanan kesehatan lain.
Munculnya anak berisiko stunting, kata dia, melewati siklus yang panjang, bahkan pemicunya dimulai saat calon ibu masih remaja atau belum menikah.
Karena itu, untuk menekan angka stunting, Kanwil Kementerian Agama DIY juga mengoptimalkan program bimbingan pranikah bagi remaja usia sekolah dengan menggandeng seluruh guru bimbingan konseling (BK) yang tahun ini menyasar madrasah aliah di lima kabupaten dan kota di provinsi tersebut.
Berdasarkan data Dinkes DIY, kata dia, prevalensi kasus stunting di DIY pada 2019 mencapai 21,04%, kemudian menjadi 17,3% pada 2021, dan kembali menurun pada 2022 menjadi 16,4%.
Endang optimistis dengan berbagai upaya pendekatan bidang kesehatan maupun edukasi akan mampu menekan angka stunting di DIY hingga mencapai 14% pada 2024 sesuai target dalam Perpres Nomor 72 Tahun 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Kena OTT KPK, Gubernur Bengkulu Dibawa ke Jakarta untuk Pemeriksaan
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Kampanye Pilkada Kulonprogo Rampung, Logistik Siap Dikirim
- Begini Komitmen Paslon Pilkada Jogja untuk Mewujudkan Birokrasi Bersih Tanpa Korupsi
- 50 Kepala Dukuh Perempuan Kulonprogo Ikut Pendidikan Politik
- Ini Dia 3 Karya Budaya Indonesia yang Diusulkan Masuk Menjadi WBTb ke UNESCO
- Ini Kegiatan Kampanye Terakhir Ketiga Calon Wali Kota Jogja Jelang Masa Tenang
Advertisement
Advertisement