Advertisement
Semua Depo di Jogja Sudah Dibuka, Catat Jam Bukanya

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pemkot Jogja sudah membuka seluruh depo dan tempat pembuangan sementara (TPS) sampah di wilayah Jogja, Kamis (3/8/2023). Pembukaan depo dan TPS di Kota Jogja ini bertujuan agar masyarakat tidak membuang sampah sembarangan, terutama di jalan.
Pembukaan seluruh depo ini dilakukan selama tiga hari ke depan hingga Sabtu (5/8/2023). Meskipun sudah dibuka seluruhnya, warga Jogja yang ingin membuang sampahnya ke depo harus menyesuaikan jadwal pembukaan yang sudah ditentukan.
Advertisement
Total ada 14 depo dan tiga TPS yang dibuka oleh Pemkot Jogja. Selain membagi jadwal pembukaan depo, Pemkot Jogja juga membagi waktu operasional bagi penggerobak sampah yang ingin membuang sampahnya ke depo dan TPS.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jogja menyebut rata-rata depo dibuka setiap pagi hingga siang sekitar pukul 06.00 – 12.00 WIB. Sedangkan waktu operasional untuk penggerobak dibatasi rata-rata pukul 06.00 WIB–09.00 WIB.
BACA JUGA: DLHK DIY Tunjuk 10 Desa Percontohan Kelola Sampah Mandiri
Sub Koordinator Kelompok Substansi Penanganan Persampahan, DLH Kota Yogyakarta Mareta Hexa Sevana menjelaskan masyarakat yang secara mandiri membuang sampah di depo diwajibkan hanya membuang dalam bentuk residu saja.
“Setiap depo memiliki kewenangannya sendiri karena sebagian juga diurus oleh paguyuban, sehingga warga dipersilakan melakukan koordinasi dengan paguyuban,” katanya, Kamis siang.
Mareta mencontohkan sampah residu yang diterima depo antara lain styrofoam, kertas, popok, plastik pembungkus, hingga mika. “Semuanya harus dalam keadaan terpiliah saat dibuang, lalu kami minta diusahakan untuk residu ini dalam kondisi kering dan terbungkus dengan baik agar memudahkan petugas,” terangnya.
Depo yang sudah dibuka seluruhnya, lanjut Maret, juga akan dievaluasi nantinya. “Pembukaan seluruh depo ini juga mempertimbangkan kapasitas armada yang akan mengakutnya, jika armada sudah penuh depo akan ditutup dan dibuka lagi esok hari,” jelasnya.
Kuota untuk pembuangan sampah mandiri yang dilakukan masyarakat dan kuota penggerobak, jelas Mareta, juga bersifat proporsional tergantung paguyuban yang akan menentukannya.
“Meskipun sudah dibuka seluruh depo, kami juga tetap meminta dan berharap agar masyarakat juga melakukan pengolahan mandiri terutama sampah organik. Kami sudah gencarkan moel biopori dengan Gerakan Mbah Dirjo ke seluruh bank sampah, mohon diikuti."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Pemerintah Indonesia Diminta Jadi Juru Damai Konflik India dan Pakistan
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Belasan Peserta Seleksi PPPK Tahap II di Sleman Gugur Tanpa Lalui Seleksi Kompetensi
- Pria Paruh Baya Tersengat Listrik Saat Tengah Bekerja di Banguntapan Bantul
- Pembangunan Jalan Alternatif Sleman-Gunungkidul Segmen B Segera Dimulai, Pagu Rp73 Miliar
- Luncurkan SPPG di Tridadi Sleman, Menko Muhaimin Ungkap Efek Berantai Bagi Masyarakat
- Produk UMKM Kota Jogja Diminati Peserta Munas VII APEKSI 2025
Advertisement