Advertisement
Difasilitasi Mengurus Izin Parkir tapi Pajaknya 20%, Pengelola Swasta: Berat Sekali
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Dinas Perhubungan (Dishub) DIY akan membongkar Parkiran Abu Bakar Ali untuk dijadikan ruang terbuka hijau pada 2025 nanti. Sebagai gantinya, Dishub DIY meminta warga yang memiliki lahan luas dan pihak swasta lainnya untuk membuka parkir di sekitar Malioboro.
Imbauan Dishub DIY ini ditanggapi pengelola parkir swasta, baik berbadan hukum perusahaan maupun perorangan. Mereka menilai nilai pajak yang dibebankan terlalu tinggi sebesar 20 persen.
Advertisement
Perusahaan swasta penyedia jasa parkir, Java Parking menilai pajak sebesar 20 persen itu tidak rasional. “Idealnya bagi kami lima persen, 20 persen itu terlalu besar karena tidak mempertimbangkan operasional, gaji karyawan, dan pengeluaran lainnya,” kata staf operasional Java Parking Toni Sutrisno pada Jumat (4/8/2023).
Toni menjelaskan pihaknya kerap memohonkan keringanan pajak ke Pemkot Jogja agar tidak terlalu terbebani dengan besaran pajak tersebut. “Ini mau ke Balai Kota memohonkan keringanan, karena 20 persen ini bagi kami terlalu berat tidak dapat keuntungannya,” jelasnya.
Baca juga: Viral Duta Sheila On 7 Jadi Pemain Tarkam Bola Voli di Condongcatur Sleman
Java Parking sendiri memiliki lima tempat parkir yang dikelola di Sleman, Bantul, dan Kota Jogja. “Semua besaran pajaknya sama, kami sendiri juga harus bayar karyawan, termasuk tunjangan dan asuransi kesehatan,” ujarnya.
Kontribusi Java Parking, menurut Toni, juga sudah banyak diberikan ke pemerintah. “Kami juga membuka lowongan pekerjaan artinya mengurangi pengangguran, karyawan kami juga haknya terpenuhi dengan upah dan tunjangan yang layak,” terangnya.
Tak hanya perusahaan parkir swasta, pengelola parkir perseorangan juga keberatan dengan pajak tersebut. Salah satunya adalah pengelola Parkir Komplek Zaman Edan yang berada di Jl. Marga Utama, Akhmad Fauzi. “Saya kemarin mengurus izin, saat dikasih tahu pajaknya 20 persen langsung kaget,” katanya, Jumat siang.
Fauzi mengakui pemerintah memberikan bantuan perizinan tapi menyayangkan besaran pajak yang diterapkan. “Masalahnya bukan perizinan tapi pajaknya, 20 persen ini tidak masuk akal. Kami juga perlu memperbaiki lahan ini, gaji karyawan, dan lainnya,” katanya.
Pengurusan izin Parkir Komplek Zaman Edan, jelas Fauzi, masih menggantung karena belum ada solusi soal pajak yang sebesar itu. “Kami masih koordinasi dengan pemilik lahan ini bagaimana solusinya kalau pajaknya 20 persen,” paparnya.
Sementara belum ada solusi terkait pajak yang terlalu besar, lanjut Fauzi, Parkir Komplek Zaman Edan belum akan melanjutkan pengurusan izin. “Kalau belum ada solusinya kami belum berani melanjutkan proses perizinannya,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Jadwal Samsat Keliling Boyolali 29 April-5 Mei, Selasa di Klego dan Tamansari
- Bersama Bupati Blora, MN X Menikmati Satai di Mangkunegaran MakaN-MakaN
- Jadwal Samsat Keliling Klaten 29 April-5 Mei, Jumat di Jatinom dan Pedan
- Nonton Wayang Bereng Gibran, Yusril: Soal Politik Bisa Dijembatani Kebudayaan
Berita Pilihan
Advertisement
Kabar Susunan Kabinet Prabowo, Gerindra: Belum Ada yang Resmi
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Lengkap! Panduan Mencari Jalur Trans Jogja
- Museum Vredeburg Dipercantik, Ada Taman hingga Edupark Cocok untuk Bersantai hingga Swafoto
- Ritual Mitoni, Budaya Jawa Menjaga Ibu Hamil Agar Anak Lahir Sehat Bebas Stunting
- Pemkot Jogja Gelar Nobar Timnas Indonesia Vs Uzbekistan di Balai Kota
- SKIN+ dan SLIM+ Kini Hadir di Jogja City Mall
Advertisement
Advertisement