Lokasi Jambore Pramuka Dunia Dilanda Panas Ekstrem, Begini Kondisi Kontingen DIY
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Cuaca panas ekstrem diperkirakan akan melanda Seoul, Korea Selatan selama penyelenggaraan Jambore Pramuka Dunia. Hingga kini seluruh kontingen DIY dipastikan dalam kondisi sehat dan menunggu keputusan lebih lanjut terkait dengan pemindahan.
Wakil Ketua Bidang Organisasi, Manajemen, dan Hukum, Kwarda DIY, Edy Hery Suasana menyampaikan prediksi cuaca ekstrem akan melanda Seoul telah ada sebelumnya. Meski begitu, menurut Edy kontingen Indonesia, terutama DIY saat ini dalam kondisi sehat.
Advertisement
“Bagi kontingen Indonesia dan negara-negara tropis lainnya kondisi yang dianggap sebagai cuaca ekstrem tersebut, tidak begitu berpengaruh. Sehingga sampai kemarin sore, dalam evaluasi bersama, kontingen Indonesia masih tetap solid sehingga belum perlu memanggil pulang kontingen kami,” katanya, Senin (7/8/2023) malam.
Dari 24 kontingen DIY, dua di antaranya menurut Edy sempat mengalami pusing saat awal penyelenggaraan Jambore Pramuka Dunia. Namun, saat ini seluruh kontingen DIY dipastikan dalam kondisi sehat.
Diakui Edy, ada sekitar 9-11 kontingen dari beberapa daerah di Indonesia, tidak termasuk dari DIY, yang sempat mengalami flu. Namun, saat ini kondisnya sudah membaik. “Begitu ditangani dokter, sudah klir [membaik]. Memang ketersediaan [fasilitas kesehatan] di Korea Selatan kami menilainya kurang begitu bagus. Tetapi untung kami menyiapkan dokter yang siap, kami ada Saka Bakti Husada yang komandannya dokter,” katanya.
Edy menjelaskan, dalam rombongan kontingen Indonesia ada empat dokter, sekitar 40 Saka Bakti Husada yang siap memberikan layanan kesehatan kepada kontingen Indonesia.
Kemudian menurut Edy, dengan adanya cuaca ekstrem tersebut membuat kontingen dari beberapa negara lainnya ditarik kembali ke negara asalnya. “Di sana memang sudah diprediksi musim panas kering ekstrem. Maka Amerika Serikat dan Inggris menarik pulang kontingennya, karena sangat berkebalikan dengan cuaca di negara-negara asalnya,” ujar dia.
BACA JUGA: Anggota Pramuka Kwarcab Sleman Berangkat ke Korea Selatan Ikut Jambore Pramuka Dunia
Dari evaluasi yang dilakukan, kata Edy, ditengarai negara penyelenggara Jambore Pramuka Dunia terkesan ada kesengajaan dalam memilih waktu penyelenggaraan pergelaran internasional tersebut pada saat cuaca ekstrem.
“Jambore Pramuka Dunia dipilihkan bulan yang tidak disukai wisatawan. Bulan tersebut adalah bulan dengan cuaca ekstrem, maka waktu tidak dikunjungi wisatawan mancanegara mereka. Artinya, ya memang disengaja oleh negara penyelenggara, memilihkan waktu yang bukan merupakan waktu kunjungan wisatawan,” katanya.
Meskipun menurut Edy, Korea Selatan telah berkonsultasi World Organization of the Scout Movement (WOSM) dalam menyelenggarakan Jambore Pramuka Dunia tersebut. “Meskipun Korea Selatan sebagai penyelenggara juga berkonsultasi dengan WOSM, dan disetujui,” katanya.
Edy memastikan hingga saat ini kondisi kontingen DIY dalam kondisi sehat, sehingga untuk sementara tidak ada yang perlu dikhawatirkan. “Kalau dalam evaluasi berikutnya dipandang membahayakan kontingen Indonesia, tentu juga akan segera ditarik pulang,” katanya.
Sementara Waka Kwarnas/Kakom Kehumasan, Berthold Sinaulan dalam siaran persnya menyebut Pemerintah Korea Selatan mengumumkan peserta Jambore Pramuka Sedunia ke 25 akan dikeluarkan dari bumi perkemahan Sae Man-Geum lebih cepat dari rencana semula pada 12 Agustus 2023. “Hal itu disebabkan Taifun Khanun yang bergerak mendekati Sae Man-Geum. Saat ini persiapan evakuasi tengah dilakukan,” katanya.
Menurutnya kontingen gerakan pramuka Indonesia juga telah menyiapkan rencana darurat untuk menghindari Taifun Khanun tersebut. Selain itu, Kedubes RI di Seoul dan Pemerintah Provinsi Jeollabuk siap membantu kontingen Indonesia.
Dia pun mengimbau agar orang tua tidak perlu khawatir karena karena kemungkinan Taifun Khanun akan datang sekitar 9-10 Agustus 2023. “Jadi masih ada waktu untuk packing dan masuk ke dalam bus untuk dibawa ke tempat penampungan,” katanya.
Menurutnya proses pemindahan peserta sudah disiapkan dengan rapi oleh Pemerintah Korsel. Khusus untuk Kontingen Indonesia dibantu sepenuhnya oleh KBRI di Seoul. “Acara penutupan sendiri direncanakan tetap pada 11 Agustus 2023 dengan adanya Konser KPop, yang akan diadakan di luar arena perkemahan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Bareskrim Polri Pulangkan DPO Judi Online Situs W88 dari Filipina
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- KAI Amankan 7.200 Barang Milik Penumpang, Total Senilai Rp11,4 Miliar
- Pekerja Kreatif Bertemu Calon Walikota Jogja Hasto Wardoyo, Bahas Apa?
- Hasil Pemetaan dan Rekomendasi dari Bawaslu Bantul Terkait Potensi TPS Rawan di Pilkada Bantul 2024
- Puluhan Pengumpul Sampah Datangi Rumah Cabup Sleman Harda Kiswaya, Sampaikan Keluhan dan Harapan
- Rutin Melakukan CSR, Kali Ini The Phoenix Hotel, Grand Mercure dan Ibis Yogyakarta Adisucipto Mengunjungi PAUD Stroberi
Advertisement
Advertisement