Advertisement
Sleman Andalkan Pembangunan TPST untuk Kelola Sampah Mandiri

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Wewenang pengelolaan sampah yang diberikan kepada kabupaten/kota, membuat Pemkab Sleman bersiap dengan beragam skenario untuk mengolah sampahnya. Mengandalkan tren produksi sampah yang terus merosot, serta dua pembangunan tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST), Pemkab Sleman berupaya semaksimal mungkin mengelola sampah di Sleman.
Bukan tanpa rencana, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sleman, Epiphana Kristiyani terus mendorong masyarakat untuk memilah dan mengurangi produksi sampahnya. Sebelumnya rata-rata produksi sampah di Sleman mencapai 330 ton per hari.
Advertisement
Sementara laporan terakhir produksi sampah di Sleman 173 ton yang dikelola DLH Sleman dan 81 ton dikelola swasta atau total keseluruhan saat ini prilaku sampah Sleman menjadi 254 ton per hari.
"Ada pengurangan kurang lebih sekitar 76 ton," kata Epi pada Minggu (27/8/2023).
Selain mengandalkan tren penurunan produksi sampah oleh masyarakat, Sleman tengah menyiapkan dua TPST untuk menangani sampah yang ada di Sleman.
BACA JUGA: Tak Kunjung Dapat Lahan TPST, Pemkot Usul Pengadaan Alat Pembakar Sampah
"Kami sudah menyiapkan bagaimana kita mengolah sampah yaitu dengan TPST. Mungkin tahun 2023 ini kami akan punya dua TPST di wilayah Kalasan dan Minggir," katanya.
Proyeksinya, dua TPST tersebut mampu mengelola 100-160 ton sampah per hari. Bila produksi rata-rata sampah Sleman saat ini 254 ton per hari, sekitar 160 ton sampahnya akan dikelola dua TPST. Meskipun belum mampu mengelola seluruh sampah, setidaknya sekitar 60% bisa tertangani dan menyisakan 90-100 ton sampah.
"Harapannya ya kita bersamaan, kami menyediakan sarana. Tetapi masyarakat ya membantu kami mengurangi sampah. Sehingga harapannya sampah yang masuk masih menjadi tanggungan kita untuk dikelola itu semakin hari semakin berkurang," jelasnya.
Kendati demikian, Epi menegaskan bukan berarti ketika wewenang diserahkan, Kabupaten/Kota lalu tidak bisa lagi membuang ke TPA Piyungan. Estimasinya sampah masih bisa dibuang di TPA Piyungan, walaupun kemungkinan dengan jumlah dan jenis tertentu saja.
"Bukan berati kalau itu diserahkan Kabupaten/Kota kita tidak bisa membuang ke TPA Piyungan. Karena kemarin pun kami ditanya, berapa yang mau dibuang ke TPA Piyungan. Walaupun besok TPA Piyungan kuotanya tidak seperti kemarin-kemarin, enggak. Tetapi pasti akan ditekan lah," ungkapnya.
"Persyaratan yang dibawa ke sana pun nanti kami belum tahu apakah betul residu masih bisa dibawa atau hanya sampah organik yang dibawa ke sana. Ini semua ya kira-kira ke depan kita kaya gitu."
Gerakan-gerakan pengelolaan sampah di kalurahan maupun oleh kalangan warga, juga diandalkan dalam membantu pengelolaan sampah di Sleman. Beberapa di antaranya Sinduadi, Tirtoadi, Pandowoharjo dan lokasi lainnya mulai aktif mengelola sampahnya.
"Ke depan saya pikir dengan kondisi saat ini pengelolaan sampah itu diserahkan kabupaten/kota ya kami akan berupaya melaksanakan itu. Alhamdulilah kan sudah dibantu berbagai pihak, oleh karena itu saya yakin lah bisa kita untuk menjalankan perintah dari Bapak Gubernur [Sultan HB X]," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

SEJARAH HARI INI: Pemberontakan PKI Madiun 1948, Catatan Ironi Soe Hok Gie tentang Sukarno dan Musso
Advertisement

Di Coober Pedy, Penduduk Tinggal dan Beribadah di Bawah Tanah
Advertisement
Berita Populer
- Bawaslu dan Polda DIY Awasi Hoaks dan Ujaran Kebencian di Media Sosial Jelang Pemilu 2024
- Trans Jogja Bakal Hadir dengan 25 Bus Baru, Per 1 Oktober
- Tugu Pal Putih Jogja Kini Dipagar Lebih Rapi
- Kurang Asupan Protein? Coba Konsumsi Ini
- Hotel Harper Malioboro Yogyakarta Jadi Juara Lomba Making Bed Competition 2023
Advertisement
Advertisement