Advertisement
Darurat Kekeringan di Bantul Diperpanjang Tiga Bulan

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Status darurat bencana kekeringan di Bantul diperpanjang mulai 4 September hingga 30 November mendatang. Hal ini disebabkan kekeringan masih terus terjadi dan air bersih masih terus disalurkan ke sejumlah wilayah.
Kepala Bidang Kedaruratan Logistik dan Peralatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul, Antoni Hutagaol, menjelaskan pertimbangan diperpanjangnya status darurat bencana kekeringan ini karena dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan hingga Desember situasi masih relatif kering.
Advertisement
Perpanjangan ini merupakan perubahan status darurat bencana kekeringan yang ditetapkan melalui SK Bupati Bantul No. 312/2023 tentang Status Siaga Darurat Bencana Kekeringan 2023, yang berlaku sejak 6 Juli hingga 3 September.
“Dari BMKG menyebutkan awal Desember katanya mulai hujan, tapi tidak langsung banyak. Diprediksi bisa sampai Januari. Jadi September ini masih kemarau. Desember mulai masuk musim penghujan,” ujarnya saat dikonfirmasi, Senin (4/9/2023).
Dengan diperpanjangnya status darurat bencana kekeringan ini, maka penganggaran untuk kekeringan bisa diajukan dalam mekanisme Belanja Tidak Terduga (BTT). Meski demikian, sampai saat ini anggaran dari BPBD sendiri belum semuanya terpakai. “Masih 13 persen,” ungkapnya.
Berdasarkan data BPBD Bantul, per Senin (4/9/2023), kekeringan terjadi di tujuh kapanewon, 12 kalurahan dan 16 dusun. Adapun total masyarakat yang terdampak yakni sebanyak 1.913 KK atau 7.774 jiwa.
BACA JUGA:Bantul Kekeringan, 905 Ribu Liter Air Bersih Disalurkan
Total air bersih yang telah disalurkan yakni sebanyak 960.000 liter atau 192 tangki air bersih. Dari jumlah tersebut, BPBD Bantul menyalurkan 51 tangki, PMI Bantul 82 tangki dan Dinas Sosial Bantul melalui Tagana Bantul sebanyak 59 tangki.
Adapun wilayah terparah terdampak kekeringan yakni Kapanewon Dlingo, khususnya Kalurahan Terong dan sekitarnya, yang meliputi 4.502 jiwa dan sampai saat ini telah mendapat sebanyak 636.000 liter atau 127 tangki air bersih.
Wilayah kedua yang juga parah yakni Kasihan dengan jumlah terdampak 585 jiwa dan telah mendapat 125.000 liter atau 25 tangki air bersih. Imogiri juga cukup parah dengan jumlah 1.026 jiwa terdampak dan telah mendapat 8.000 liter atau 16 tangki air bersih.
Wilayah terdampak kekeringan lainnya meliputi Piyungan sebanyak 316 jiwa, Pleret 585 jiwa, pajangan 160 jiwa dan Pundong 945 jiwa. Semua wilayah tersebut telah mendapatkan droping air bersih dengan jumlah berbeda-beda sesuai yang dibutuhkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

28 Perusahaan Segera Mengantre di Bursa, Mayoritas Sektor Konsumer Nonsiklikal
Advertisement

Destinasi Unik, Kuil Buddha Ini Dibangun dengan Jutaan Botol Bir
Advertisement
Berita Populer
- Mau Membeli Tiket Kereta Bandara YIA? Begini Caranya
- Jadwal Reguler KA Bandara YIA-Stasiun Tugu Jogja, Harga Tiket Hanya Rp20.000
- Mau ke Bandara YIA Pakai Bus Damri? Simak Jadwalnya di Sini
- Mantan Napi Teroris Ini Mendapat Bantuan Penunjang Ekonomi Keluarga dari Pemkot Jogja
- Mau ke Jogja atau Solo Naik KRL? Berikut Jadwal KRL Jogja-Solo dan Lokasi Stasiunnya
Advertisement
Advertisement