Advertisement
2 Penghuni Terakhir di Bukit Kembang Dijanjikan Relokasi oleh Pemkab Gunungkidul
 Ilustrasi longsor. - Pixabay/Saiful Mulia
                Ilustrasi longsor. - Pixabay/Saiful Mulia
            Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Tim dari Bidang Perumahan, Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP) Gunungkidul menjanjikan dua keluarga yang tinggal di Bukit Kembang di Dusun Suru, Kampung, Ngawen, bisa direlokasi.
Hal ini dikarenakan di kawasan tersebut masuk zona rawan longsor.
Advertisement
Kepala Bidang Perumahan, DPUPRKP Gunungkidul, Nur Giyanto mengatakan, survei ke lokasi warga yang tinggal di area Perbukitan Kembang di Dusun Suru, Kampung sudah dilakukan, Senin (4/9/2023). Pemantauan dilakukan merupakan respons adanya berita viral dua keluarga yang menjadi penghuni terakhir di kawasan tersebut.
“Tim sudah survei bersama-sama dengan Pemerintah Kalurahan Kampung,” kata Giyanto kepada wartawan, Selasa (5/9/2023).
Menurut dia, berdasarkan laporan dari tim survei, kedua keluarga memenuhi kriteria untuk direlokasi. Hanya saja, Giyanto belum bisa memastikan kapan bisa terlaksana karena keputusan menunggu kebijakan dari pimpinan.
“Kalau tahun ini belum bisa. Sebab, untuk usulan kegiatan di APBD Perubahan 2023 sudah ditutup,” katanya.
Meski belum tahu kapan wacana relokasi dilakukan, namun Giyanto memastikan relokasi tidak berbeda jauh dengan pelaksanaan di tempat lain. Setiap keluarga akan dibangunkan rumah dengan alokasi anggaran Rp50 juta, namun dengan catatan lokasi baru merupakan tanah milik pribadi. “Bentuknya nanti bantuan sosial. Tapi, untuk pelaksanaan kami masih menunggu arahan lanjutan,” katanya.
BACA JUGA: KPK Segera Periksa Cak Imin Terkait Dugaan Korupsi di Kemenaker
Belum Tahu Kapan
Lurah Kampung, Ngawen, Suparna mengatakan, ada janji dari Pemkab Gunungkidul untuk merelokasi kedua warga yang tinggal di Bukit Kembang. Meski demikian, ia berharap pelaksanaan bisa dilakukan secepatnya.
“Tanah untuk hunian baru tidak ada masalah karena kedua keluarga sudah membeli dari warga. Mudah-mudahan pemindahan bisa dilakukan sebelum musim hujan tahun ini,” katanya.
Suparna mengakui sempat menawarkan bantuan untuk relokasi sebesar Rp10 juta dari dana desa. Namun, kedua warga tidak menerimanya dikarenakan tidak memiliki dana tambahan dalam proses pemindahan.
“Memang sepuluh juta rupiah tidak mencukupi. Sedangkan, keadaan keluarga juga masuk kurang mampu. Jadi, kami berharap ada solusi dari Pemkab Gunungkidul,” katanya.
Ia menjelaskan, pada awalnya di kawasan Bukit Kembang ada 22 kepala keluarga yang tinggal. Namun dikarenakan adanya serangan monyet liar dan akses yang kurang memadai, satu per satu pada pindah hingga akhirnya di 2020 lalu hanya menyisakan dua keluarga.
“Keluarga terakhir sudah ingin pindah, tetapi tidak memiliki biaya pemindahan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
 
    
        Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Buruh di DIY Tuntut UMP Naik 50 Persen dan Hapus Sistem Kontrak
- DPRD Sleman Dorong Penguatan Sarana dan Layanan Pendidikan Inklusif
- Sosiolog UGM Sebut Judi Online Mudah Jerat Kelompok Rentan
- Polres Bantul Rotasi Sejumlah Pejabat, Dorong Kinerja dan Regenerasi
- HP Meledak Saat Dicas, Rumah Warga Gunungkidul Hangus Terbakar
Advertisement
Advertisement



















 
            
