Advertisement

Promo November

Dinamika Industri Start-up Masa Kini Dibahas di UGM

Catur Dwi Janati
Sabtu, 09 September 2023 - 21:27 WIB
Sunartono
Dinamika Industri Start-up Masa Kini Dibahas di UGM Video call/Zoom meeting - Ilustrasi - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Center for Digital Society (CfDS) UGM bersama Intudo menggelar diksusi bertajuk "Memahami Peluang dan Dinamika Industri Start-up." Lewat diskusi ini berbagai dinamika dalam ekosistem start-up Indonesia dibahas. 
Diskusi ini menghadirkan tiga narasumber yang berasal dari tiga start-up di Indonesia. Di antaranya ada Patrick Yip selaku Intudo Founding Partner, Timothy Astandu selaku CEO dan Co-Founder Populix serta Kenneth Tali selaku CEO dan Co-Founder SerMorpheus. 
Sekretaris Eksekutif CfDS UGM, Syaifa Tania mengungkapkan kegiatan ini menjadi salah satu upaya CfDS UGM untuk mendukung perkembangan talenta digital Indonesia. Pertumbuhan start-up di Indonesia menurut Databoks saat ini telah mencapai 2.483 start-up. Dalam perkembangannya start-up didorong oleh perkembangan teknologi jaringan, populasi yang besar, kolaborasi antara pengusaha, investor, dan pemerintah, serta minat investor dalam ekosistem start-up. 
"Kami sangat menyambut momen ini dengan antusias. Kami aktif bekerja sama dengan mitra-mitra dari berbagai lini untuk mempertemukan mereka dengan talenta digital yang siap bersaing di industri," kata dia dalam rilis yang dibagikan Jumat (8/9/2023) malam. 
CEO dan Co-Founder Populix, Timothy Astandu memperkenalkan start-up karyanya yakni Populix sebagainya start-up yang dapat membantu pengguna dalam kebutuhan riset, juga sebagai survey solution untuk menunjang kebutuhan individu dan akademik.
Timothy menyinggung basis teknologi kuat yang harus dimiliki pengembang start up. "Semua start-up itu harus mulai dari titik nol. Start-up harus memiliki basis teknologi kuat yang bisa membawa dampak, mendisrupsi dunia," ungkapnya.
Dari banyaknya start-up yang turut berkontestasi dalam perkembangan e-economy, Intudo menjadi salah satu pendorong kemajuan industri start-up nasional. Mereka percaya akan kehebatan para start-up asal Indonesia, bahwa market mereka tak kalah kuat dengan pasar internasional. "Kita lahir di Indonesia, hanya berinvestasi di Indonesia dan hanya untuk Indonesia," tutur Patrick.
Lewat Berkarya Untuk Masyarakat Indonesia (BUMI), Intudo menggiatkan pemberdayaan pelajar Indonesia untuk bergabung dengan ekosistem digital. "Kami siap untuk membantu para talenta digital di Indonesia untuk bersama-sama belajar dari ahli industri, membangun relasi dan memperluas wawasan mereka," ungkapnya.
Menghadapi tantangan dan dinamika pembangunan start-up, banyak aspek yang dinilai memengaruhi. Pertimbangan matang lewat peran tim internal menjadi salah satu faktor yang terbilang penting. 
"Kolaborasi bersama antar stakeholder, baik dari sisi akademik, industri, swasta, serta pemerintah, diharapkan dapat mendukung persiapan masyarakat Indonesia yang lebih siap menyambut digitalisasi, AI, dan pembaharuan demi pembaharuan lain yang datang," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Anies Baswedan Diprediksi Mampu Dongkrak Elektabilitas Pramono Anung-Rano Karno

News
| Kamis, 21 November 2024, 23:37 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement