Advertisement
Tingkatkan Potensi Pertanian dan Perikanan di Bantul, Pemkab Lakukan Kajian Sedimentasi Sungai Opak
GKR Hemas mengunjungi lokasi penambangan pasir di muara Sungai Opak pada Senin (19/4/2021)-Harian Jogja - Catur Dwi Janati
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL–Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul tengah mengkaji sedimentasi yang terjadi di Sungai Opak. Hal itu dilakukan untuk mengoptimalkan potensi pertanian bawang merah dan perikanan di kawasan pantai selatan.
Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan (Bappeda) Kabupaten Bantul, Fenty Yusdayati menyampaikan kawasan selatan memiliki potensi pertanian bawang merah dan perikanan. Meski begitu, keberadaan sedimentasi di Sungai Opak membuat hasil produksi kedua sektor tersebut terganggu.
Advertisement
BACA JUGA: 52 Stan Kuliner Khas Kotagede Hadir di Pasar Mataram Lawas
“Kita sedang menganalisa endapan sedimen yang ada di Kali Opak, menyebabkan banjir saat musim tertentu, aliran sungai tidak lancar sehingga mengenai pertanian di Samas,” katanya melalui telepon, Rabu (13/9/2023).
Fenty menyampaikan sedimentasi cukup berpengaruh bagi sektor pertanian di sana. Sedimentasi memicu terjadinya luapan air sungai, sehingga beberapa lahan pertanian tergenang air. Genangan air tersebut juga dikhawatirkan dapat berpengaruh pada hasil pertanian.
Menurut Fenty hasil pertanian bawang merah cukup berpotensi bagi wilayah selatan Bantul. Karena itu, Pemkab Bantul merencanakan akan memproyeksikan untuk memperluas area tanam bawang merah dan berencana menggunakan teknologi untuk dapat mengoptimalkan hasil produksinya.
Hanya saja, Fenty belum menyampaikan secara pasti berapa luas lahan yang akan ditambah untuk pertanian bawang merah, serta teknologi yang akan digunakan.
“Kalau di daerah Samas [potensi wilayah] dengan brambang, bahkan nanti brambangnya yang dipertahankan, area diperluas sebagai area bibit bawang merah. Kita juga akan menggunakan teknologi modern daerah [menanam bawang merah pada wilayah] Samas ke barat,” katanya.
Selain itu menurut Fenty sedimentasi juga mempengaruhi potensi perikanan yang ada di kawasan pantai selatan. Selama ini menurut Fenty, sedimentasi membuat kapal yang beroperasi disana hanya berkapasitas 10 gross ton (GT), padahal Gubernur DIY menginginkan agar kapal 30 gross ton (GT) dapat beroperasi di sana.
Menurut Fenty apabila persoalan sedimentasi tersebut dapat terpecahkan, lalu kapal 30 GT dapat beroperasi disana, maka potensi perikanan Bantul dapat meningkatkan. Karena itu menurut Fenty kajian terkait sedimentasi tersebut tengah dilakukan Bappeda Bantul.
Sementara dengan beberapa program strategis nasional, antara lain Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS), Fenty menilai penataan di kawasan selatan perlu segera dilakukan agar sektor pertanian dan wisata di kawasan tersebut dapat lebih baik lagi.
Sementara Kepala Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (Dispertaru) Bantul, Supriyanto menyampaikan saat ini regulasi terkait Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) kawasan pantai selatan masih dalam proses di Kementerian ATR/BPN. Dalam regulasi tersebut, menurut Supriyanto di wilayah pantai selatan dibagi menjadi kawasan zona perdagangan, jasa, pemukiman, dan tempat wisata.
Pengaturan zona tersebut menurut Supriyanto ditujukan agar kesejahteraan masyarakat di kawasan selatan dapat meningkat. “Iya [meningkatkan kesejahteraan] sekarang makanya dari tata ruang seperti itu,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Ombudsman Kalsel Tangani 298 Laporan Infrastruktur Sepanjang 2025
Advertisement
Sate Klathak Mbah Sukarjo Hadirkan Kuliner Khas di Pusat Kota
Advertisement
Berita Populer
- Pemkab Sleman Usulkan Mrican Segmen 2 Masuk Proyek Strategis Nasional
- Ditlantas Polda DIY Siapkan Contraflow Kridosono Saat Nataru
- Partisipasi Ayah Ambil Rapor di SMAN 6 Jogja Baru 30-40 Persen
- DPP Kota Jogja Pastikan Daging Sapi Aman Jelang Libur Akhir Tahun
- Kejari Bantul Dalami Dugaan Penyelewengan APBKal Wonokromo
Advertisement
Advertisement



