Kapan Rel Jogja-Borobudur Diaktivasi Ulang? Begini Kata Dishub DIY
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pemda DIY memasukkan jalur kereta api (KA) Jogja-Borobudur dalam rancangan peraturan daerah rencana tata ruang wilayah (Raperda RTRW) yang disahkan belum lama ini.
Rencana reaktivasi jalur tersebut tertuang dalam Bab IV bagian ketiga soal sistem jaringan transportasi tepatnya di Pasal 16 ayat 2 yang berbunyi reaktivasi jalur KA Jogja-Magelang-Secang-Ambarawa (jalur KA menuju Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Borobudur dan sekitarnya).
Advertisement
Plt Kepala Dishub DIY, Sumariyoto menjelaskan rencana reaktivasi jalur KA Jogja-Borobudur itu sebenarnya sudah lama diajukan. Setelah ditanggapi Pusat melalui Kementerian Perhubungan kajian terhadap pembukaan kembali jalur yang dinonaktifkan pada 1970-an akibat letusan Gunung Merapi itu pun dilakukan sejak sebelum pandemi.
Namun, sampai sekarang tidak ada kelanjutan dan wacana tersebut pun mandek. "Enggak ada update lagi, sudah lama gak ada kabar baru lagi soal pembahasannya. Terakhir ya sebelum pandemi 2019," ujarnya, Kamis (14/9/2023).
Proyek reaktivasi jalur itu disebutnya merupakan kewenangan dari Pusat lantaran melewati dua provinsi. Padahal trase yang nantinya akan dilewati oleh KA itu pun sudah sempat dipatok di wilayah Sleman.
Kajian dan tahapannya pun sudah sampai ke proses DED. Hanya saja sampai sekarang belum ada kelanjutan lagi. Disinyalir proyek itu memiliki panjang trase DED sampai 40 kilometer dibagi atas dua bagian yaitu bagian utara dan bagian selatan.
"Dulu awal kami memang pernah bikin studi trase, kemudian Pusat juga punya meskipun agak berbeda sedikit. Jalurnya ya tetap pakai yang lama tapi elevated atau melayang konsepnya. Tapi kalau dari studi terakhir yang dipaparkan pusat nanti agak ke barat tidak di jalur eksisting," katanya.
"Kalau kami kan hanya dari Jogja-Tempel saja batasannya. Kalau Tempel ke utara kan urusan Jateng, kalau mau reaktivasi mendukung Borobudur berarti melintasi dua provinsi dan harus melalui kementerian," lanjut dia.
BACA JUGA: Jadwal KRL Solo Jogja, Berangkat dari Palur Kamis 14 September 2023
Sumariyoto menjelaskan, meskipun dalam Raperda RTRW tertuang soal rencana reaktivasi jalur itu, hanya saja tentu pelaksanaannya belum tentu akan direalisasikan. Dia berpendapat bahwa RTRW hanya berupa wadah yang nantinya bisa diisi dengan apa saja termasuk sistem jaringan transportasi, sehingga tidak semua harus dihadirkan dalam suatu wilayah walaupun secara aturan sudah tertuang.
"RTRW kan wadah ya. Tinggal isinya seperti apa, kalau mau diisi semuanya kalau ada dananya ya bagus, tidak diisi semuanya ya sah-sah saja. Transportasi kan bagian dari isi, tidak semua di RTRW itu bisa dipenuhi, bisa dari luar DIY, kementerian, pinjaman dana luar, investor, atau KPBU kan bisa tidak hanya dari pemda," katanya.
"Intinya jelas kalau infrastruktur kereta Pemda DIY ga mungkin karena nilainya sangat besar, dari hasil rencana induk transportasi kita juga tidak memasukkan itu. Utara selatan terlalu berat dari pemda, kalau kementerian mungkin bisa," sambung dia.
Informasi yang dihimpun, reaktivasi jalur KA Jogja-Borobudur sebelumnya direncanakan ada dua trase yakni Stasiun Patukan di Sleman atau dari Stasiun Sentolo di Kabupaten Kulon Progo. Trase KA menuju KSPN Borobudur ini akan secara langsung menjadi bagian utuh dari Trans-Jawa. Trase itu juga akan menjadi alternatif pergerakan dari Semarang menuju Jogja via Magelang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Puncak Arus Mudik Liburan Natal Diprediksi Terjadi pada 24 Desember
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- KPU Bantul Pastikan Pemilih Tidak Memenuhi Syarat Telah Dicoret dari DPT
- KPU Sleman Memprediksi Pemungutan dan Perhitungan Suara di TPS Rampung Maksimal Jam 5 Sore
- Indeks Masih Jomplang, Penguatan Literasi Keuangan Sasar Mahasiswa UGM
- Undangan Memilih Pilkada Gunungkidul Didistribusikan ke 612.421 Warga
- Satu-satunya yang Gelar Kampanye Akbar, Heroe-Pena Gandeng 15.000 Kawula Muda
Advertisement
Advertisement