Advertisement

Promo November

Kekeringan Meluas, Ratusan Keluarga di Gunungkidul Krisis Air Bersih

David Kurniawan
Senin, 02 Oktober 2023 - 15:47 WIB
Maya Herawati
Kekeringan Meluas, Ratusan Keluarga di Gunungkidul Krisis Air Bersih Salah seorang warga sedang mengangkut air dari sebuah sumur galian di area ladang di Padukuhan Klegung, Ngoro-oro, Patuk, Gunungkidul, Senin (2/10/2023). Kekeringan di wilayah ini makin meluas. Harian Jogja - David Kurniawan

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Warga Padukuhan Klegung, Ngoro-oro, Patuk, Gunungkidul masih kesulitan air bersih. Sumur bor yang dibangun hingga sekarang belum bisa beroperasi secara maksimal.

Salah seorang warga Klegung, Pariyah mengatakan memasuki puncak musim kemarau banyak warga kesulitan mendapatkan air bersih. Sumur-sumur yang dimiliki mengering dan tak lagi bisa disedot menggunakan mesin pompa.

Advertisement

“Airnya tinggal sedikit sehingga harus diangkat menggunakan timba. Kalau pakai mesin pompa sudah tidak bisa. Jadi, untuk mendapatkannya harus jalan kaki sekitar 100 meter dari rumah,” kata Pariyah kepada wartawan, Senin (2/10/2023).

Menurut dia, kekeringan yang terjadi sudah berlangsung lama karena secara geografis wilayahnya berada di area perbukitan. Untuk mengatasi krisis sudah ada upaya pembuatan sumur bor air dalam.

Hanya saja, lanjut Pariyah, keberadaannya belum bisa dioptimalkan karena masih dalam proses perbaikan. “Sebenarnya saya juga ingin pakai, tetapi airnya masih belum keluar,” katanya.

Dukuh Klegung, Maryanto membenarkan wilayahnya masuk daerah kesulitan air bersih saat kemarau. Total ada sekitar 100 Kepala Keluarga yang terdampak kekeringan.

Guna memenuhi kebutuhan air, ada warga yang membeli. Per tangkinya dibeli seharga Rp150.000 untuk kapasitas 5.000 liter. “Ada yang beli karena memang galian sumur milik warga sudah mengering,” katanya.

Selain membeli ada juga bantuan yang masuk. Salah satunya bantuan diberikan pada Senin siang yang disalurkan ke warga dan tempat ibadah. “Tempat ibadah juga perlu karena untuk keperluan salat berjamaah,” katanya.

Bantuan Kementerian Pertahanan

Krisis air bagi warga Padukuhan Klegung menjadi perhatian serius. Maryanto mengaku sudah ada upaya mengatasi masalah ini dengan membuat sumur air dalam.

“Sudah ada dua yang dibor. Terakhir adalah bantuan dari Kementrian Pertahanan [Kemenhan],” katanya.

BACA JUGA: Diduga Depresi, Mahasiswi UMY Loncat dari Lantai Empat

Maryanto mengungkapkan, untuk titik sumur bor pertama tidak bisa dimanfaatkan karena debit yang dimiliki tidak mencukupi untuk memuni kebutuhan air warga. Adapun bantuan dari Kemenhan juga belum bisa beroperasi maksimal.

Ia tidak menampik pada saat diresmikan secara serentak di Gunungkidul oleh Menteri Pertahanan Subianto airnya keluar dengan lancar. Namun, warga meminta agar kedalaman lebih diperdalam agar mendapatkan sumber yang lebih besar. “Terus dibor lagi hingga kedalaman sekitar 95 meter. Tapi malah ada masalah,” katanya.

Menurut dia, permasalahan bukan karena pada sumber karena saat dites dari kedalaman 30 meter sudah ada airnya. Diduga air tidak keluar karena masalah mesin pompa.

“Tim dari Kemenhan sudah memberikan pompa pengganti sebanyak empat kali, tapi juga tetap tidak bisa mengangkat air dari dalam sumur,” katanya.

Dia menambahkan, untuk menyelesaikan persoalan ini, tim dari Kemenhan akan ke lokasi guna mengecek dan mencoban mencari solusi agar air bisa dialirkan ke rumah-rumah warga. “Sebenarnya saya malu terus meminta bantuan. Tapi, ada komitmen dari kementerian untuk memastikan agar air bisa dinikmati warga sehingga mendatangi lokasi untuk perbaikan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Otak Kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang Bakal Diringkus Polri

News
| Sabtu, 23 November 2024, 02:07 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement