Jaga Mutu Ikan, Dinas Kelautan & Perikanan Terus Awasi Suplier hingga Toko Penjual
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Kulonprogo terus melakukan pengawasan dan pembinaan mutu ikan di seluruh pasar di Kulonprogo. Pengawasan dan pembinaan tersebut bertujuan agar penjual paham kualitas ikan yang akan dipasarkan. Dengan begitu, konsumen tidak akan mengalami gangguan kesehatan.
Pembina Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan DKP Kulonprogo, Isna Bahtiar, mengatakan telah turun ke hampir seluruh pasar di Kulonprogo untuk melakukan pengawasan dan pembinaan mutu ikan.
Advertisement
“Harapannya semua dapat kami sasar seperti pengawasan di tingkat suplier dan toko yang punya ikan kering. Tapi target pasar memang kami utamakan karena bersentuhan langsung dengan konsumen,” kata Isna dihubungi, Selasa (3/10/2023).
Baca Juga: Jelang Lebaran, Harga Ikan Laut di Pantai Depok Melonjak
Isna menambahkan pengawasan terbagi dalam tiga macam. Pengawasan pertama dilakukan DKP bersama Pemkab Kulonprogo dengan sasaran pasar tradisional, lalu pengawasan kedua dilakukan bersama Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Yogyakarta, dan ketiga pengawasan dilakukan khusus dari DKP.
“Tujuan kegiatannya sama untuk mengawasi dan membina. Kalau kami kan membina saja. Sementara kalau ada Satpol PP kan mereka ada unsur pengawasan. Kalau tidak layak bisa disita,” katanya.
Terang dia, DKP jarang melakukan pengawasan ikan di tingkat nelayan atau suplier. Isna mengatakan ikan di tingkat nelayan cenderung memiliki mutu bagus.
“Tapi kami tidak serta merta melepas tanpa pengawasan juga. Saya pernah ngecek di tingkat suplier di Karangwuni untuk ngecek mutu ikan. Ada ikan dari luar daerah juga di sana. Mutunya cenderung bagus,” ucapnya.
Baca Juga: Waspada! Berikut Daftar Ikan yang Mengandung Banyak Merkuri
Mutu ikan dapat dilihat salah satunya dengan penggunaan es batu atau lemari pendingin guna menjaga kualitas ikan tetap segar. Sistem tersebut dinamakan rantai dingin yang berarti usaha untuk mempertahankan kesegaran ikan dengan cara menerapkan suhu rendah mendekati 0ºC, mulai dari produksi, distribusi hingga ikan tersebut sampai ke tangan konsumen.
“Penjual yang menggunakan es atau lemari pendingin bisa dijamin untuk mutu ikannya. Minimal dia sudah menerapkan satu standar rantai dingin,” lanjutnya.
Lebih jauh, Isna mengaku pihaknya pernah menemukan ikan kering asin yang dijual di pasar mengandung formalin. Kandungan formalin tersebut dapat diketahui menggunakan alat rapid test kit yang dibawa DKP.
Menurut dia, penjual di pasar sering tidak tahu bahwa ikan yang dibeli dari luar mengandung formalin. Padahal apabila dijual kembali di pasar, konsumen juga akan kesulitan mendeteksi kandungan ada atau tidaknya formalin.
“Kalau dilihat memang susah [ikan mengandung formalin]. Saya sendiri kalau melihat secara kasat mata tidak bisa. Perlu alat rapid test kit formalin. Bahkan rapid test juga kadang bisa lolos,” pungkasnya.
Dengan adanya kesulitan tersebut, DKP terus melakukan pengawasan dan pembinaan. Pembinaan yang bersifat edukasi dapat memberikan kesadaran mutu ikan.
“Salah satu yang bisa kami intervensi adalah dengan membatasi ikan berformalin agar tidak diakses konsumen,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Puncak Arus Mudik Liburan Natal Diprediksi Terjadi pada 24 Desember
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Prediksi Cuaca BMKG, Seluruh Wilayah DIY Diguyur Hujan Lebat 3 Hari ke Depan
- Liga 1 Besok, PSS Jamu PSBS Biak, Ini Head to Head Kedua Tim
- KPU Bantul Mulai Mendistribusikan Undangan Nyoblos di Pilkada
- KPU Bantul Pastikan Pemilih Tidak Memenuhi Syarat Telah Dicoret dari DPT
- KPU Sleman Memprediksi Pemungutan dan Perhitungan Suara di TPS Rampung Maksimal Jam 5 Sore
Advertisement
Advertisement