Advertisement
Asal Usul Patangpuluhan, dari Nama Prajurit hingga Jadi Nama Kalurahan dan Jalan

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Setiap nama daerah pasti memiliki sejarah dan asal usulnya tersendiri, termasuk juga Patangpuluhan yang kini menjadi nama Kalurahan Patangpuluhan di Kapanewon Wirobrajan, Kota Jogja.
Mengutip dari laman Kalurahan Patangpuluhan, nama Patangpuluhan sendiri diambil dari salah satu barigade atau laskar prajurit Kraton Jogja yang bernama “Prajurit Patangpuluh". Walaupun nama kecamatannya "Wirobrajan", akan tetapi ibu kota kecamatan justru ada di Patangpuluhan. Oleh karena itu, kantor kecamatan, pasar, puskesmas dan lain-lain ada di Patangpuluhan.
Advertisement
Kalurahan Patangpuluhan berada di barat daya Kota Jogja. Berbatasan dengan Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul. Selain menjadi nama kalurahan, Patangpuluhan juga menjadi nama jalan. Jalan Patangpuluhan menjadi jalan penghubung dari Jalan Kapten Piere Tandean dan Jalan Sonosewu.
Dilansir dari beberapa sumber bahwa nama Patangpuluhan beasal dari bahasa jawa yang berarti empat puluh. Prajurit Patangpuluhan adalah prajurit yang pada masa dulu merupakan pasukan elit Kerajaan Demak Bintoro berjumlah 40 orang.
Pasukan ini merupakan pasukan Pengawal Raja Demak yang dipimpin oleh seorang Manggolo Yudho yang disebut "Lurah Tamtomo", dengan dua orang pengapit (ajudan). Terdapat pula seorang Wiro tamtomo dan 3 Bintoro.
Keberadaan prajurit patangpuluhan sampai saat ini masih dipertahankan sebagai bagian dari acara Grebeg Besar Demak yang diperingati setiap tanggal 10 Dzulhijjah.
BACA JUGA: Berkunjung ke Jogokariyan, Kampung dengan 750 Prajurit Kraton
Laman resmi Kraton Jogja juga menyebut bahwa Patangpuluhan merupakan nama prajurit. Namun asal usul nama Bregada Patangpuluh masih kabur sampai sekarang, yang jelas nama tersebut tidak ada hubungannya dengan jumlah anggota bregada.
Klebet prajurit Patangpuluh adalah Cakragora. Berbentuk empat persegi panjang dengan warna dasar hitam, ditengahnya terdapat bintang segi enam berwarna merah. Cakra adalah senjata berbentuk roda bergerigi, dan gora berarti dahsyat atau menakutkan.
Klebet ini memiliki makna bahwa Patangpuluh adalah pasukan yang mempunyai kekuatan yang sangat luar biasa, sehingga segala musuh seperti apapun bisa terkalahkan.
Senjata yang digunakan oleh anggota Bregada Prajurit Patangpuluh adalah tombak (waos) dan senapan. Tombak pusakanya bernama Kanjeng Kiai Trisula dengan bentuk ujung (dapur) yang dinamakan Daramanggala/ Trisula Carangsoka. Pada saat berjalan cepat (mars), Bregada Prajurit Patangpuluh diiringi dengan Gendhing Bulu-Bulu. Apabila berjalan lambat (lampah macak) akan diiringi dengan Gendhing Mars Gendera.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Klarifikasi GoTo Terkait Mantan Petingginya Terseret Dugaan Korupsi Chromebook
Advertisement

Berwisata di Tengah Bediding Saat Udara Dingin, Ini Tips Agar Tetap Sehat
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KA Bandara YIA Reguler dan Xpress Berangkat dari Stasiun Tugu Hari Ini (15/7/2025)
- Mutasi Pejabat Utama Polda DIY: dari Dirreskrimsus, Irwasda dan Kapolresta Jogja
- Siap-Siap! PLN Lakukan Pemadaman Listrik di Bantul dan Wates Kulonprogo Hari Ini (15/7/2025)
- Pagi Ini (15/7/2025) Cuaca di Jogja dan Sekitarnya Cerah Berawan
- Jadwal, Tarif, dan Titik Penjemputan Shuttle Jogja ke Parangtritis Bantul PP
Advertisement
Advertisement