Advertisement

Harga Cabai Rawit di Gunungkidul Tembus Rp70.000

David Kurniawan
Rabu, 01 November 2023 - 13:17 WIB
Ujang Hasanudin
Harga Cabai Rawit di Gunungkidul Tembus Rp70.000 Pedagang tengah menunggu pembeli di Pasar Bantul, Selasa (9/5/2023). Harga jual cabai di pasar tradisional anjlok setelah Lebaran di angka Rp20.000-Rp30.000 per kg - Harian Jogja/Yosef Leon

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Harga cabai di pasaran Gunungkidul mulai merangkak naik. Kenaikan disinyalir akibat pasokan dari petani menipis akibat kemarau panjang.

Tanda-tanda kenaikan sudah terlihat pada Sabtu (28/10/2023), cabai rawit merah dipatok Rp55.000 per kilonya. Sedangkan pada Rabu (1/11/2022) dipasarkan di kisaran Rp70.000 per kilogram.

Advertisement

Hal yang sama juga terlihat pada cabai rawit hijau. Sepekan lalu masih di kisaran Rp40.000, tapi sekarang dipatok Rp50.000 per kilogram.

Adapun kenaikan juga terjadi pada komoditas cabai keriting. Untuk cabai merah keriting naik dari Rp25.000 menjadi Rp27.000 per kilonya dan jenis biasa dipatok dari Rp35.000 menjadi Rp43.000 per kilogram.

Kepala Seksi Distribusi, Dinas Perdagangan Gunungkidul, Retno Utami mengatakan, pemantauan harga-harga di pasaran terus dilakukan. Selain untuk mengetahui perkembangan harga, juga sebagai sarana mengecek keberadaan stok kebutuhan pokok di pasar.

Berdasarkan pemantauan terbaru kenaikan harga-harga tidak hanya terjadi pada beras dan gula, namun komoditas lain seperti cabai juga ikut merangkak. Ia mencontohkan, kenaikan terjadi pada semua jenis cabai, sepereti jenis rawit merah dipatok Rp70.000 per kilonya dan cabai keriting di kisaran Rp43.000.

“Untuk yang cabai hijau juga sama mengalami kenaikan harga,” kata Retno kepada wartawan, Rabu (1/11/2023).

Dia menjelaskan, salah satu penyebab kenaikan cabai dikarenakan turunnya pasokan di pasaran. Sesuai dengan hukum ekonomi, pada saat pasokan menurun, sedangkan di sisi permintaan tetap tinggi, maka harga barang akan berangsur-angsur naik.

BACA JUGA: Harga Cabai di Kulonprogo Tinggi, Ini Imbauan Pemkab untuk Masyarakat

Retno berpendapat, turunnya pasokan karena petani cabai belum memasuki masa panen. Di sisi lain, pemeliharaan juga terpengaruh kemarau panjang sehingga mempengaruhi stok.

“Memang sekarang belum masa panen. Jadi, pasokan di pasaran berkurang,” katanya.

Terpisah, Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Perdagangan Gunungkidul, Asar Jajang Riyanti mengatakan, ada tren kenaikan harga barang kebutuhan pokok. Upaya pengendalian inflasi juga terus dilakukan, salah satunya dengan menggelar operasi pasar murah.

Rencananya pada November ini diselenggarakan bekerjasama dengan Pemerintah DIY dan distributor. Total sembako yang disediakan sekitar 42 ton. “Pasar murah akan digelar 7 dan 9 November ini,” kata Jajang.

Dia menjelaskan, untuk komoditas yang disediakan terdiri dari beras, minyak, gula dan telur. “Masing-masing barang yang dijual nantinya ada subsidi sehingga harnya lebih murah ketimbang yang ada di pasaran,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kasus Covid-19 di Singapura Meningkat 2 Kali Lipat dalam Sepekan

News
| Minggu, 19 Mei 2024, 11:57 WIB

Advertisement

alt

Hotel Mewah di Istanbul Turki Ternyata Bekas Penjara yang Dibangun Seabad Lalu

Wisata
| Sabtu, 18 Mei 2024, 20:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement