Advertisement
Penyaluran Pupuk Subsidi di Bantul Baru Sekitar 50 Persen
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Penyerapan pupuk bersubsidi di Bantul baru mencapai sekitar 50%. Bebepara faktor termasuk mundurnya penanaman padi di beberapa wilayah menjadi penyebab rendahnya penyerapan pupuk bersubsidi.
Kabid Sarana dan Prasarana Dinas Ketahanan Panganan dan Pertanian Bantul, Arifin Hartanto, menjelaskan per 30 September 2023, realisasi pupuk bersubsidi berdasarkan mereknya yakni Urea sebesar 52% dan NPK sebesar 50%
Advertisement
Beberapa permasalahan yang menjadi faktor rendahnya penyerapan ini diantaranya petani yang belum memiliki Kartu Tani atau sudah memiliki Kartu Tani tapi tidak bisa digunakan. “Ada beberapa unit bank tang kurang fast response untuk pelayanan Kartu Tani,” ujarnya, beberapa waktu lalu.
Beberapa kior tidak mau melayani pengambilan manual, padahal pengambilan manual diperbolehkan selama belum memegang Kartu Tani. “Cuma dikhawatirkan manual sudah mengambil, Kartu Taninya jadi, dipakai lagi. Karena sistemnya belum bagus, bisa terjadi seperti itu,” katanya.
BACA JUGA: Piala Dunia U-17 Mulai 10 November, Ini Daftar Stadion, Grup dan Jadwal Lengkapnya
Sedangkan faktor eksternalnya yakni musim tanam yang mundur di beberapa wilayah akibat kemarau berkepanjangan. “Karena belum tanam, kalau belum tanam apa artinya pupuk. Kalau stoknya masih banyak. Jumlah petaninya 62.000 sekian yang ada di e alokasi,” katanya.
Adapun komoditas yang bisa diajukan untuk mendapat pupuk bersubsidi terbatas, meliputi padi, jagung, kedelai, cabe, bawang merah, bawang putih, tebu rakyat, kopi dan bakau. “Selain itu tidak bisa menggunakan pupuk subsidi itu,” kata dia.
Dibanding tahun-tahun sebelumnya, ia mengakui keterserapan pupuk bersubsidi tahun ini lebih rendah. “Lebih bagus yang dulu. Karena dulu musimnya juga normal. Sampai dengan Oktober, capaiannya di atas tahun yang sekarang,” ungkapnya.
Untuk menggenjot keterserapan, pihaknya sudah melakukan sosialisasi di setiap kapanewon. “Karena nanti e alokasi, rumusnya menggunakan angka serapan di tahun sebelumnya. Jadi nanti berkurang, karena kemarin diberi tapi tidak terealisasi,” katanya.
Ia mendorong para petani untuk mengakses dulu pupuk bersubsidi walaupun belum digunakan untuk menanam. Pupuk tersebut bisa disimpan untuk dipakai saat hendak menanam. “Di Desember sering banyak yang mengambil untuk persediaan Februari,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Mau Mengikuti Rangkaian Acara Waisak di Candi Borobudur? Simak Aturannya!
Advertisement
Tak Mau Telat Terbang? Ini 5 Rekomendasi Hotel Bandara Terbaik di Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Gandeng Peradi, Pemkot Jogja Beri Bantuan Hukum Gratis
- Tak Ada Pendaftar Pilkada Independen, Ini Kata KPU Kota Jogja
- Penghilangan Separator di Jalan Ringroad Batal, Diganti Jadi Penghilangan U Turn
- Melalui Bedah buku, Warga Tukangan Diajak Mengelola Sampah
- Cara Membeli Tiket Kereta Bandara Internasional Jogja Harga Rp20.000, Cek di Sini
Advertisement
Advertisement