Advertisement

Penyaluran Pupuk Subsidi di Bantul Baru Sekitar 50 Persen

Lugas Subarkah
Senin, 06 November 2023 - 20:17 WIB
Maya Herawati
Penyaluran Pupuk Subsidi di Bantul Baru Sekitar 50 Persen Ilustrasi Pekerja mengangkut karung pupuk urea di gudang lini 3 Jatibarang pupuk Kujang, Indramayu, Jawa Barat belum lama ini. / Antara

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Penyerapan pupuk bersubsidi di Bantul baru mencapai sekitar 50%. Bebepara faktor termasuk mundurnya penanaman padi di beberapa wilayah menjadi penyebab rendahnya penyerapan pupuk bersubsidi.

Kabid Sarana dan Prasarana Dinas Ketahanan Panganan dan Pertanian Bantul, Arifin Hartanto, menjelaskan per 30 September 2023, realisasi pupuk bersubsidi berdasarkan mereknya yakni Urea sebesar 52% dan NPK sebesar 50%

Advertisement

Beberapa permasalahan yang menjadi faktor rendahnya penyerapan ini diantaranya petani yang belum memiliki Kartu Tani atau sudah memiliki Kartu Tani tapi tidak bisa digunakan. “Ada beberapa unit bank tang kurang fast response untuk pelayanan Kartu Tani,” ujarnya, beberapa waktu lalu.

Beberapa kior tidak mau melayani pengambilan manual, padahal pengambilan manual diperbolehkan selama belum memegang Kartu Tani. “Cuma dikhawatirkan manual sudah mengambil, Kartu Taninya jadi, dipakai lagi. Karena sistemnya belum bagus, bisa terjadi seperti itu,” katanya.

BACA JUGA: Piala Dunia U-17 Mulai 10 November, Ini Daftar Stadion, Grup dan Jadwal Lengkapnya

Sedangkan faktor eksternalnya yakni musim tanam yang mundur di beberapa wilayah akibat kemarau berkepanjangan. “Karena belum tanam, kalau belum tanam apa artinya pupuk. Kalau stoknya masih banyak. Jumlah petaninya 62.000 sekian yang ada di e alokasi,” katanya.

Adapun komoditas yang bisa diajukan untuk mendapat pupuk bersubsidi terbatas, meliputi padi, jagung, kedelai, cabe, bawang merah, bawang putih, tebu rakyat, kopi dan bakau. “Selain itu tidak bisa menggunakan pupuk subsidi itu,” kata dia.

Dibanding tahun-tahun sebelumnya, ia mengakui keterserapan pupuk bersubsidi tahun ini lebih rendah. “Lebih bagus yang dulu. Karena dulu musimnya juga normal. Sampai dengan Oktober, capaiannya di atas tahun yang sekarang,” ungkapnya.

Untuk menggenjot keterserapan, pihaknya sudah melakukan sosialisasi di setiap kapanewon. “Karena nanti e alokasi, rumusnya menggunakan angka serapan di tahun sebelumnya. Jadi nanti berkurang, karena kemarin diberi tapi tidak terealisasi,” katanya.

Ia mendorong para petani untuk mengakses dulu pupuk bersubsidi walaupun belum digunakan untuk menanam. Pupuk tersebut bisa disimpan untuk dipakai saat hendak menanam. “Di Desember sering banyak yang mengambil untuk persediaan Februari,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Mau Mengikuti Rangkaian Acara Waisak di Candi Borobudur? Simak Aturannya!

News
| Jum'at, 17 Mei 2024, 13:27 WIB

Advertisement

alt

Tak Mau Telat Terbang? Ini 5 Rekomendasi Hotel Bandara Terbaik di Dunia

Wisata
| Selasa, 14 Mei 2024, 22:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement