Advertisement
BPBD DIY Petakan Wilayah Paling Rawan Longsor
![BPBD DIY Petakan Wilayah Paling Rawan Longsor](https://img.harianjogja.com/posts/2023/11/21/1155668/apel-mitigasi-bencana-bpbd-diy.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY menyatakan berdasarkan hasil rapat koordinasi (rakor) dengan BPPTKG, wilayah Pegunungan Menoreh di Kulonprogo menjadi area yang paling rawan terhadap bencana longsor jelang memasuki musim hujan. Hasil pemetaan awal BPPTKG disebutkan bahwa terdapat retakan di beberapa titik di wilayah tersebut.
"BPPTKG sudah petakan wilayah Kulonprogo khususnya di Pegunungan Menoreh, dari hasil pemetaan detailnya memang belum diserahkan ke kami cuma pada saat rakor kemarin menyampaikan bahwa ada beberapa potensi retakan di sana," kata Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD DIY Lilik Andi Aryanto seusai apel kesiapsiagaan menghadapi musim hujan, Selasa (21/11/2023).
Advertisement
Lilik menyatakan, potensi tanah yang retak itu disebutnya sudah ditutup oleh instansi terkait sehingga dinyatakan aman menghadapi musim penghujan mendatang. "Kemudian langkah kita sudah ditutup dengan tanah di sekitarnya, tanahnya ditutup itu akan aman. Kemudian kalau di Gunungkidul akhir tahun lalu juga longsor di Semin memang ada beberapa rekahan tapi sudah ditutup info dari sana, mudah-mudahan aman," jelasnya.
BACA JUGA: Sidang Perdana Mutilasi Mahasiswa UMY Digelar di PN Sleman, Ini Jadwalnya
Adapun area yang terdapat rekahan dan retakan tanah itu disebut Lilik tidak berada di sekitar pemukiman. Lokasinya hanya berupa lahan kosong yang tak berpenghuni. "Tidak dekat dengan pemukiman warga, hanya di lahan saja, jumlahnya belum ya, kita hanya dapat info berdasarkan wilayah pertama di Pegunungan Menoreh Kemudian di Gunungkidul. Namun sudah ada upaya dari pemerintah untuk antisipasi," katanya.
Kepala BPBD DIY Noviar Rahmad menyebut, apel kesiapsiagaan menghadapi musim hujan ini diselenggarakan dengan tujuan mengecek kesiagaan dan kesiapan personel, relawan dan seluruh komponen yang terlibat dalam mitigasi kebencanaan. "Karena selama sekian bulan kita alami kekeringan maka akan potensi jadi bencana terutama longsor, angin kencang, banjir saat masuk musim penghujan ini," ujarnya.
Noviar mengimbau kepada masyarakat yang tinggal di titik rawan longsor untuk bisa melakukan antisipasi dan koordinasi dengan petugas kebencanaan. Selain itu warga yang bermukim di seputaran bantaran sungai juga diingatkan untuk waspada dengan peningkatan debit air serta tidak membuang sampah sembarangan yang berpotensi menyebabkan banjir.
"Harapan saya masyarakat bisa melakukan persiapan ketika di wilayahnya terjadi bencana, terutama dengan menggunakan segenap komponen masyarakat yang ada di setiap kelurahan. Kami sudah ada 332 yang masuk kategori kalurahan tangguh bencana juga ada forum pengurangan risiko bencana. Silakan jika ada bencana lapor," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2025/02/06/1203347/medsos-ilustrasi-freepik.jpg)
Usia Minimal Anak dalam Pembatasan Ruang Digital, Kemkomdigi Sebut Belum Juga Ada Kesepakatan
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Cek Jadwal Kereta Bandara dari Stasiun Tugu Jogja ke YIA, Kamis 6 Februari 2025
- Update Jadwal KRL Solo Jogja Hari Ini 6 Februari 2025, Berangkat dari Stasiun Palur dan Solo Balapan
- Jadwal KRL Prameks Jogja Kutoarjo Keberangkatan Hari Ini 6 Februari 2025
- Layanan SIM Keliling Hari Ini 6 Februari 2025 Tersedia di Nanggulan Kulonprogo
- Jadwal KRL Jogja Solo Hari Ini 6 Februari 2025, Lengkap dari Stasiun Tugu Sampai Palur
Advertisement
Advertisement