18 Puskesmas di Jogja Jadi Rujukan Penanganan HIV/AIDS
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Seluruh puskesmas di Kota Jogja sudah menjadi rujukan penanganan HIV/AIDS, dimana totalnya ada 18 puskesmas. Bahkan 15 puskesmas di Kota Jogja sudah digunakan orang dengan HIV/AIDS atau orang dengan HIV/AIDS ODHA.
Layanan terhadap para ODHA ini di seluruh puskesmas di Kota Jogja ini juga tidak dipungut biaya. ODHA dapat memanfaatkan layanan pengecekan jumlah virus HIV melalui darahnya hingga pengambilan obat ARV yang fungsinya mengendalikan virus tersebut secara gratis.
Advertisement
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jogja juga menjamin layanan penanganan HIV/AIDS di seluruh puskesmasnya juga tidak diskriminatif. “Bahkan kami mendukung dan akan terus menyemangati para ODHA ini agar terus melakukan pemeriksaan dan pengambilan obat ARV secara rutin karena itu kunci untuk penanganannya,” jelas Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Jogja Aan Iswanti, Jumat (24/11/2023).
Aan menjelaskan kondisi terkini HIV/AIDS di Jogja pada 2023 terjadi penambahan kasus baru sebanyak 83 orang hingga September lalu. “Sedangkan pada tahun 2022 ada 114 jiwa penderita HIV/AIDS di Jogja,” ujarnya.
BACA JUGA: Jadi Solo Traveler Harus Siap Lahir Batin, Ini Tipsnya
Dinkes Jogja juga terus menggencarkan pengecekan HIV/AIDS, jelas Aan, terutama bagi kelompok berisiko. “Tes HIV sekarang ini diwajibkan bagi populasi berisiko seperti wanita pekerja seks, waria, penasun atau pengguna narkoba suntik, warga binaan lapas, ibu hamil, serta orang yang mendapat transfusi darah,” katanya.
Penggencaran deteksi dini HIV, jelas Aan, jadi kunci penanggulangan. “Kalau segera mungkin diketahui maka penangannya akan lebih mudah, jangan khawatir untuk tes ini karena petugas kami juga pasti ramah tidak stigmatis dan diskriminatif,” katanya.
Kepala Seksi Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi Dinkes Jogja Endang Sri Rahayu menegaskan bahwa pihaknya juga terus menggandeng komunitas hingga yayasan yang fokus pada pendampingan ODHA agar dapat dipastikan rutin mendapat layanan. “Stigma ini masih kuat, makanya kami juga terus melakukan penguatan dan mengajak berbagai kelompok untuk mengajak para ODHA ini konsisten mendapat layanan yang tepat,” katanya.
Pemkot Jogja pada 2023, jelas Endang, menargetkan sebanyak 95 persen ODHA mengetahui statusnya, lalu 95 persen ODHA melakukan pengobatan, serta 95 persen ODHA minum obat secara rutin. “Untuk mencapai target itu perlu kerja sama berbagai pihak dimulai dari sekarang dengan membangun kesadaran pentingnya layanan kesehatan bagi ODHA dan mengikis stigma agar mereka dapat terus semangat menjalani pengobatan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Anies Baswedan Diprediksi Mampu Dongkrak Elektabilitas Pramono Anung-Rano Karno
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Jelang Pilkada Sleman, Harda-Danang Gelar Silaturahmi dengan Ponpes Wahid Hasyim
- Jadwal dan Lokasi Bus SIM Keliling Kota Jogja Kamis 21 November 2024
- Jalur Trans Jogja ke Sejumlah Mall dan Kampus di Jogja
- Jadwal SIM Keliling Bantul Kamis 21 November 2024: Di Polsek Srandakan
- Jadwal Pemadaman Listrik di Kota Jogja, Sleman, Bantul dan Gunungkidul, Kamis 21 November 2024, Cek Lokasi Terdampak di Sini
Advertisement
Advertisement